Oknum Polisi Diduga Menganiaya Warga hingga Tak Sadarkan Diri
A
A
A
SUMENEP - Oknum Polisi dari Satlantas Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur, Madura, diduga menganiaya warga hingga tak sadarkan diri di Pertigaan Gur Mate, Kecamaten Ganding, Kamis (23/10/2014).
Korban yang diketahui bernama Hadiri (45) warga Desa Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep itu, kini mendapat perawatan intensif di RSUD dr Moh Anwar Sumenep. Setelah sebelumnya sempat dirawat di Puskesmas Ganding.
Kasus kekerasan sendiri versi keluarga bermula ketika korban hendak pergi ke kantor Pegadaian Ganding. Namun, di tengah perjalanan korban dikejar oknum petugas Satlantas yang memakai pakaian dinas.
Sesampai di lokasi, korban langsung dihajar tanpa ampun. Akibatnya, korban mengeluarkan darah dari bibirnya dan mengalami bengkak. Kemudian lengan kanan korban mengalami memar.
"Saudara saya dipukul polisi," ungkap saudara korban, Rusnan, saat dikonfirmasi. Hal senada juga diucapkan istri korban, Hj Ulfatul Jannah.
Dia menyatakan, pihaknya meminta keadilan dalam kasus tersebut. Sebab, suaminya sudah menjadi korban pemukulan.
"Tidak hanya dengan membantu biaya pengobatan, tetapi harus diusut tuntas. Kami menginginkan sebuah keadilan," papar Ulfatul.
Korban yang diketahui bernama Hadiri (45) warga Desa Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep itu, kini mendapat perawatan intensif di RSUD dr Moh Anwar Sumenep. Setelah sebelumnya sempat dirawat di Puskesmas Ganding.
Kasus kekerasan sendiri versi keluarga bermula ketika korban hendak pergi ke kantor Pegadaian Ganding. Namun, di tengah perjalanan korban dikejar oknum petugas Satlantas yang memakai pakaian dinas.
Sesampai di lokasi, korban langsung dihajar tanpa ampun. Akibatnya, korban mengeluarkan darah dari bibirnya dan mengalami bengkak. Kemudian lengan kanan korban mengalami memar.
"Saudara saya dipukul polisi," ungkap saudara korban, Rusnan, saat dikonfirmasi. Hal senada juga diucapkan istri korban, Hj Ulfatul Jannah.
Dia menyatakan, pihaknya meminta keadilan dalam kasus tersebut. Sebab, suaminya sudah menjadi korban pemukulan.
"Tidak hanya dengan membantu biaya pengobatan, tetapi harus diusut tuntas. Kami menginginkan sebuah keadilan," papar Ulfatul.
(lis,whb)