Tinggi, Angka Kebakaran di Boyolali
A
A
A
BOYOLALI - Musibah kebakaran yang terjadi di wilayah Kabupaten Boyolali sepanjang 2014 ini cukup tinggi. Sampai saat ini terhitung sudah mencapai puluhan kasus kebakaran yang menimpa Kota Susu tersebut.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Purwanto mengatakan, hingga bulan September 2014 ada 40 kasus kebakaran yang terjadi di Boyolali. Dari jumlah tersebut, mayoritas yang terbakar merupakan rumah hunian milik warga di berbagai penjuru Kabupaten Boyolali.
Dari jumlah itu, kerugian yang tercatat hampir mencapai angka Rp2 miliar. Pihaknya mengatakan jumlah itu kemungkinan masih bisa bertambah terus hingga akhir tahun mendatang. Apalagi, saat ini musim kemarau. Percikan api sedikit saja akan mudah membesar dan sulit dipadamkan.
Purwanto menambahkan, rata-rata kasus kebakaran yang terjadi di Boyolali itu disebabkan korsleting. Menurutnya, saat ini banyak masyarakat yang mengabaikan instalasi listrik di rumah masing-masing. Padahal, instalasi yang buruk itu dapat memicu kebakaran dan dapat melalap isi rumah.
Selain instalasi yang buruk, penggunaan kabel yang tidak berstandar dan kabel berusia lebih dari 10 tahun juga bisa memicu kebakaran.
"Yang harus diperhatikan oleh masyarakat itu instalasi kabel listrik. Jika sekiranya sudah banyak yang tidak baik, harusnya langsung diganti. Itu semua untuk mengurangi risiko terjadinya kebakaran," ucapnya kepada KORAN SINDO, Rabu (22/10/2014).
Pejabat Humas Pemerintah Kabupaten Boyolali Warsono mengatakan, untuk sementara ini jumlah kasus kebakaran masih di bawah tahun lalu. Tahun 2013, tercatat ada 55 kasus kebakaran. Dari kasus itu, kerugian yang diderita mencapai sekitar Rp4,1 miliar.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Purwanto mengatakan, hingga bulan September 2014 ada 40 kasus kebakaran yang terjadi di Boyolali. Dari jumlah tersebut, mayoritas yang terbakar merupakan rumah hunian milik warga di berbagai penjuru Kabupaten Boyolali.
Dari jumlah itu, kerugian yang tercatat hampir mencapai angka Rp2 miliar. Pihaknya mengatakan jumlah itu kemungkinan masih bisa bertambah terus hingga akhir tahun mendatang. Apalagi, saat ini musim kemarau. Percikan api sedikit saja akan mudah membesar dan sulit dipadamkan.
Purwanto menambahkan, rata-rata kasus kebakaran yang terjadi di Boyolali itu disebabkan korsleting. Menurutnya, saat ini banyak masyarakat yang mengabaikan instalasi listrik di rumah masing-masing. Padahal, instalasi yang buruk itu dapat memicu kebakaran dan dapat melalap isi rumah.
Selain instalasi yang buruk, penggunaan kabel yang tidak berstandar dan kabel berusia lebih dari 10 tahun juga bisa memicu kebakaran.
"Yang harus diperhatikan oleh masyarakat itu instalasi kabel listrik. Jika sekiranya sudah banyak yang tidak baik, harusnya langsung diganti. Itu semua untuk mengurangi risiko terjadinya kebakaran," ucapnya kepada KORAN SINDO, Rabu (22/10/2014).
Pejabat Humas Pemerintah Kabupaten Boyolali Warsono mengatakan, untuk sementara ini jumlah kasus kebakaran masih di bawah tahun lalu. Tahun 2013, tercatat ada 55 kasus kebakaran. Dari kasus itu, kerugian yang diderita mencapai sekitar Rp4,1 miliar.
(zik)