Psikolog Menduga Kepala Keluarga Menderita Kelainan Emosi

Rabu, 22 Oktober 2014 - 09:00 WIB
Psikolog Menduga Kepala...
Psikolog Menduga Kepala Keluarga Menderita Kelainan Emosi
A A A
SUKOHARJO - Kasus pembunuhan dan bunuh diri sekelurga di Desa Pohgogor, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo itu diduga karena kelainan emosi. Kelainan emosi itu merupakan pemicu tindak bunuh diri yang paling banyak terjadi.

Psikolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Tuti Harjiyani, mengatakan kasus kematian keluarga itu dipicu karena kelalaian emosi dari Kades Sapto Handoko yang merupakan kepala keluarga.

Menurutnya jika tidak ada kelainan emosi tidak mungkin dirinya akan membunuh istri dan anak kandungnya sendiri. Apalagi selain itu Sapto juga nekat menggakhiri hidup dengan gantung diri.

Pihaknya mengatakan, sebenarnya banyak faktor yang bisa mempengaruhi seseorang menjadi seperti itu.

Misalnya karena faktor ekonomi, faktor kesehatan dan juga faktor lain dari luar yang bisa mempengaruhinya. Akan tetapi dari faktor itu semua menurutnya kembali pada kesehatan emosi masing-masing.

“Jika orang emosinya sehat, ada masalah apapun pasti akan diselesaikanya dengan baik, bukan mencari jalan pintas seperti ini dengan cara bunuh diri,” ujarnya Selasa (21/10/2014).

Tuti menambahkan, banyak faktor yang bisa membuat seseorang itu emosinya terganggu. Bisa karena faktor bawaan atau faktor keluarga.

Akan tetapi hal itu kembali kepada pribadi masing-masing orang karena pola pikir dan emosi setiap orang berbeda-beda.

“Kita perlu mencari tahu latar belakang dari sang kepala keluarga apakah dia mengidap penyakit kejiwan atau bagaimana, dengan itulah semua bisa disimpulkan,” tegasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0977 seconds (0.1#10.140)