Perusahaan Wedding Australia Bawa Kabur Rp2 M Milik 15 Pengantin
A
A
A
DENPASAR - Perusahaan wedding asal Australia, Bali Dluxe Weeding membawa kabur uang milik 15 pasangan pengantin senilai Rp2 miliar lebih.
Perusahaan Bali Dluxe Weeding dijalankan oleh Catherine Williams dari Perth, Australia mengatur pernikahan untuk pasangan luar negeri untuk menikah di Bali.
Ketua Wedding Bali Assosiasi (WBA) Deden Acep Saefullah, Bali Dluxe Wedding itu perusahaan wedding asal Australia telah melarikan uang para klien yang hendak melangsungkan pernikahan di Bali sebesar Rp2 miliar lebih.
“Bali Dluxe Wedding ini tidak termasuk anggota asosiasi kami, beberapa minggu yang lalu kami mendapatkan laporan dari 15 pasangan pengantin itu yang akan melangsungkan pernikahanya di Bali telah ditipu. Salah satu pasangan polisi dari Australia kemarin itu mau melangsungkan pernikahanya tapi saat tiba di lokasi semuanya masih kosong, saat itu yang datang hanya vendor saja yang datang, " ungkapnya, saat dihubungi via telepon, Rabu (15/10/2014).
Menurut dia, rata-rata per pasangan telah membayar kepada Bali Dluxe Wedding USD20 ribu hingga USD50 ribu, hingga saat ini dilaporkan ada sekitar USD212 ribu, dari 15 pasangan itu berasal dari Australia dan Inggris.
“Kemarin kita berdelapan datang kepada pihak Konsulat Jenderal Australia melaporkan adanya kasus ini, dan mereka siap membantu. Pelaku saat ini sudah tidak ada di Bali, dan dia sekarang ini sudah menjadi buronanan, kalau begini caranya nama Bali akan tercemar dan itu bisa merusak citra bali sebagai tempat wedding," timpalnya.
Tambahnya, pihak BWA menawarkan servise yang mungkin dapat memberikan pelayanan bagi klien Bali Dluxe Wedding yang tidak terhandle dengan mungkin hanya membayar basic cost.
“Kami akan bantu mereka supaya weddingnya tetap terselenggara. Vendor-vendor yang bekerjasama dengan Bali Dluxe Wedding ini diantara ada Joe Bar Catering seharusnya pihak Bali Dluxe Wedding membayar Rp26 juta kepada mereka, tapi mereka telah melarikan diri,” paparnya.
Deden mengimbau untuk kedepannya supaya lebih berhati-hati dan Ia juga merefrensikan untuk memakai seluruh WO ataupun vendor yang tergabung dalam BWA. Lanjutnya, pihak BWA akan merapatkan diri kepada pemerintah agar menindak tegas WO yang ilegal.
Perusahaan Bali Dluxe Weeding dijalankan oleh Catherine Williams dari Perth, Australia mengatur pernikahan untuk pasangan luar negeri untuk menikah di Bali.
Ketua Wedding Bali Assosiasi (WBA) Deden Acep Saefullah, Bali Dluxe Wedding itu perusahaan wedding asal Australia telah melarikan uang para klien yang hendak melangsungkan pernikahan di Bali sebesar Rp2 miliar lebih.
“Bali Dluxe Wedding ini tidak termasuk anggota asosiasi kami, beberapa minggu yang lalu kami mendapatkan laporan dari 15 pasangan pengantin itu yang akan melangsungkan pernikahanya di Bali telah ditipu. Salah satu pasangan polisi dari Australia kemarin itu mau melangsungkan pernikahanya tapi saat tiba di lokasi semuanya masih kosong, saat itu yang datang hanya vendor saja yang datang, " ungkapnya, saat dihubungi via telepon, Rabu (15/10/2014).
Menurut dia, rata-rata per pasangan telah membayar kepada Bali Dluxe Wedding USD20 ribu hingga USD50 ribu, hingga saat ini dilaporkan ada sekitar USD212 ribu, dari 15 pasangan itu berasal dari Australia dan Inggris.
“Kemarin kita berdelapan datang kepada pihak Konsulat Jenderal Australia melaporkan adanya kasus ini, dan mereka siap membantu. Pelaku saat ini sudah tidak ada di Bali, dan dia sekarang ini sudah menjadi buronanan, kalau begini caranya nama Bali akan tercemar dan itu bisa merusak citra bali sebagai tempat wedding," timpalnya.
Tambahnya, pihak BWA menawarkan servise yang mungkin dapat memberikan pelayanan bagi klien Bali Dluxe Wedding yang tidak terhandle dengan mungkin hanya membayar basic cost.
“Kami akan bantu mereka supaya weddingnya tetap terselenggara. Vendor-vendor yang bekerjasama dengan Bali Dluxe Wedding ini diantara ada Joe Bar Catering seharusnya pihak Bali Dluxe Wedding membayar Rp26 juta kepada mereka, tapi mereka telah melarikan diri,” paparnya.
Deden mengimbau untuk kedepannya supaya lebih berhati-hati dan Ia juga merefrensikan untuk memakai seluruh WO ataupun vendor yang tergabung dalam BWA. Lanjutnya, pihak BWA akan merapatkan diri kepada pemerintah agar menindak tegas WO yang ilegal.
(sms)