Kecelakaan Maut Bus Harapan Jaya karena Human Error
A
A
A
SURABAYA - Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Jawa Timur Wahid Wahyudi memastikan kecelakaan Bus Harapan Jaya di tikungan bawah Tol Waru, Sidoarjo, Senin kemarin karena faktor human error.
"Dari hasil olah TKP dan gelar perkara tim kami di lokasi, bisa dipastikan kecelakaan terjadi karena human error. Bus melaju kecepatan tinggi di tikungan, bus sulit dikendalikan hingga terjadi kecelakaan," ungkapnya, Selasa (14/10/2014).
Hal itu, lanjut dia, diperkuat dengan temuan tim yakni posisipersneling bus yang masuk gigi 5. Artinya, diperkirakan bus bernopol AG 7900 UR itu melaju kencang dengan kecepatan 80-90 km/jam. Di saat bersamaan, lanjut dia, bus melintas di tikungan dan sopir melakukan pengereman secara halus tapi tidak mampu menghentikan laju bus.
Dari sistem pengereman, kata Wahid, tidak ada persoalan atau berfungsi secara normal. Bus menggunakan rem pneumatic atau rem angin. Dari pemeriksaan tim, angin masih tersisa 5 bar dari kondisi normal 8-9 bar. Jadi, rem digunakan secara halus tapi tak menghentikan laju bus sehingga menabrak dan menghancurkan 13 pembatas jalan.
Wahid menjelaskan, Bus Harapan Jaya ini sudah beberapa kali terlibat kecelakaan. "Untuk yang sekarang ini pasti akan kami evaluasi tapi ya nunggu hasilnya itu. Semoga sopir juga cepat ketemu, saya harap dia tidak melarikan diri namun hanya mengamankan diri dari amuk massa. Tentunya sopir juga akan kami tes psikologinya," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Bungurasih, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Senin (13/10/2014). Bus Harapan Jaya Nopol 7900 UR, jurusan Surabaya-Trenggalek terguling.
Sebanyak tujuh penumpang tewas dalam kecelakaan tunggal yang terjadi pukul 04.10 WIB itu. Tercatat lima orang tewas di lokasi kejadian dan dua orang tewas saat dibawa ke rumah sakit. Sedangkan puluhan penumpang lainnya luka berat dan ringan.
"Dari hasil olah TKP dan gelar perkara tim kami di lokasi, bisa dipastikan kecelakaan terjadi karena human error. Bus melaju kecepatan tinggi di tikungan, bus sulit dikendalikan hingga terjadi kecelakaan," ungkapnya, Selasa (14/10/2014).
Hal itu, lanjut dia, diperkuat dengan temuan tim yakni posisipersneling bus yang masuk gigi 5. Artinya, diperkirakan bus bernopol AG 7900 UR itu melaju kencang dengan kecepatan 80-90 km/jam. Di saat bersamaan, lanjut dia, bus melintas di tikungan dan sopir melakukan pengereman secara halus tapi tidak mampu menghentikan laju bus.
Dari sistem pengereman, kata Wahid, tidak ada persoalan atau berfungsi secara normal. Bus menggunakan rem pneumatic atau rem angin. Dari pemeriksaan tim, angin masih tersisa 5 bar dari kondisi normal 8-9 bar. Jadi, rem digunakan secara halus tapi tak menghentikan laju bus sehingga menabrak dan menghancurkan 13 pembatas jalan.
Wahid menjelaskan, Bus Harapan Jaya ini sudah beberapa kali terlibat kecelakaan. "Untuk yang sekarang ini pasti akan kami evaluasi tapi ya nunggu hasilnya itu. Semoga sopir juga cepat ketemu, saya harap dia tidak melarikan diri namun hanya mengamankan diri dari amuk massa. Tentunya sopir juga akan kami tes psikologinya," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Bungurasih, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Senin (13/10/2014). Bus Harapan Jaya Nopol 7900 UR, jurusan Surabaya-Trenggalek terguling.
Sebanyak tujuh penumpang tewas dalam kecelakaan tunggal yang terjadi pukul 04.10 WIB itu. Tercatat lima orang tewas di lokasi kejadian dan dua orang tewas saat dibawa ke rumah sakit. Sedangkan puluhan penumpang lainnya luka berat dan ringan.
(zik)