Waterboombing di Sumsel Terkendala Air
A
A
A
PALEMBANG - Upaya pemerintah untuk memadamkan kebakaran lahan di Sumsel melalui Waterboombing (bom air) terkendala persediaan air.
Terkendalanya persediaan air untuk disiram di lahan gambut membuat proses penyiraman menyulitkan tim yang terbang di atas wilayah Ogan Komering Ilir (OKI).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Yulizar Dinoto menegaskan, tindakan waterbombing dilakukan dengan mengambil air di sungai yang berada di lokasi pemadaman.
Mengingat musim kemarau yang begitu panjang menyebabkan air di sungai tersebut kering, padahal di lokasi tersebut masih banyak titik api yang akan dipadamkan.
Titik sungai yang kekeringan tersebut yakni, Desa Air Sugihan dan Desa Riding. Alhasil, untuk memadamkan api, petugas terpaksa mengambil air yang berada di wilayah Sirah Pulau Padang.
Namun, kondisi ini tidak begitu efektif dan menyulitkan petugas. Hingga kemarin, untuk menekan jumlah titik api (hotspot), BPBD menerjunkan tiga helikopter untuk melakukan waterboombing di daerah Pedamaran, Pampangan, dan SP Padang.
"Untuk Kabupaten Muarenim, juga terlihat titik api, tapi dilakukan melalui operasi darat," imbuhnya.
Untuk memaksimalkan proses pemadaman titik api, pihaknya kembali akan mendatangkan helikopter pengganti helikopter Sikorsky yang saat ini diperbantukan ke Riau.
Menurut rencana, helikopter tersebut akan tiba di Palembang pada Rabu 15 Oktober mendatang.
"Daya angkut airnya sama seperti helikopter lainnya yakni 4.000 liter. Helikopter ini akan kita konsentrasikan ke wilayah yang potensi asapnya tinggi dan sulit dipadamkan dengan operasi darat," katanya.
Pihaknya telah mendirikan tujuh posko darat di sejumlah wilayah, yakni di Jakabaring, Rambutan, Parit, Pedamaran, Tulung Selapan, Riding, dan Cengal.
Setiap posko dilengkapi dengan petugas Manggala Agni, dibantu TNI/Polri. Berdasarkan Satelit Terra dan Aqua dari BMKG pada Minggu (12/10/2014) pukul 05.00 WIB, di Sumsel terdapat 144 hotspot. Jumlah ini meningkat dari Sabtu 11 Oktober yang hanya 102 titik.
Sementara, Gubernur Sumsel, Alex Noerdin siap menjatuhkan sanksi dan memberikan reward kepada kepala daerah di kabupaten/kota terkait upaya dan tindakan mereka menanggulangi asap ini.
"Ini tugas kita semua. Apalagi kita sudah maksimal menanggulangi bencana kabut asap ini. Sudah ada lima unit helikopter dan satu unit Hercules untuk melakukan waterboombing maupun mengupayakan teknologi modifikasi cuaca, jadi kurang maksimal apalagi," pungkasnya.
Terkendalanya persediaan air untuk disiram di lahan gambut membuat proses penyiraman menyulitkan tim yang terbang di atas wilayah Ogan Komering Ilir (OKI).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Yulizar Dinoto menegaskan, tindakan waterbombing dilakukan dengan mengambil air di sungai yang berada di lokasi pemadaman.
Mengingat musim kemarau yang begitu panjang menyebabkan air di sungai tersebut kering, padahal di lokasi tersebut masih banyak titik api yang akan dipadamkan.
Titik sungai yang kekeringan tersebut yakni, Desa Air Sugihan dan Desa Riding. Alhasil, untuk memadamkan api, petugas terpaksa mengambil air yang berada di wilayah Sirah Pulau Padang.
Namun, kondisi ini tidak begitu efektif dan menyulitkan petugas. Hingga kemarin, untuk menekan jumlah titik api (hotspot), BPBD menerjunkan tiga helikopter untuk melakukan waterboombing di daerah Pedamaran, Pampangan, dan SP Padang.
"Untuk Kabupaten Muarenim, juga terlihat titik api, tapi dilakukan melalui operasi darat," imbuhnya.
Untuk memaksimalkan proses pemadaman titik api, pihaknya kembali akan mendatangkan helikopter pengganti helikopter Sikorsky yang saat ini diperbantukan ke Riau.
Menurut rencana, helikopter tersebut akan tiba di Palembang pada Rabu 15 Oktober mendatang.
"Daya angkut airnya sama seperti helikopter lainnya yakni 4.000 liter. Helikopter ini akan kita konsentrasikan ke wilayah yang potensi asapnya tinggi dan sulit dipadamkan dengan operasi darat," katanya.
Pihaknya telah mendirikan tujuh posko darat di sejumlah wilayah, yakni di Jakabaring, Rambutan, Parit, Pedamaran, Tulung Selapan, Riding, dan Cengal.
Setiap posko dilengkapi dengan petugas Manggala Agni, dibantu TNI/Polri. Berdasarkan Satelit Terra dan Aqua dari BMKG pada Minggu (12/10/2014) pukul 05.00 WIB, di Sumsel terdapat 144 hotspot. Jumlah ini meningkat dari Sabtu 11 Oktober yang hanya 102 titik.
Sementara, Gubernur Sumsel, Alex Noerdin siap menjatuhkan sanksi dan memberikan reward kepada kepala daerah di kabupaten/kota terkait upaya dan tindakan mereka menanggulangi asap ini.
"Ini tugas kita semua. Apalagi kita sudah maksimal menanggulangi bencana kabut asap ini. Sudah ada lima unit helikopter dan satu unit Hercules untuk melakukan waterboombing maupun mengupayakan teknologi modifikasi cuaca, jadi kurang maksimal apalagi," pungkasnya.
(sms)