90 % PSK Online di Yogya Berprofesi Mahasiswi
A
A
A
SLEMAN - Mahasiswi di Yogyakarta, ternyata banyak yang nyambi menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) di jejaring sosial Facebook. Dengan status mahasiswa, mereka berharap mendapat harga tawar yang tinggi.
Kasubdit III Remaja Anak dan Wanita (Renakta) AKBP Wahyu Agung Jatmiko mengatakan, perempuan-perempuan koleksi prostitusi online kebanyakan berasal dari kalangan mahasiswi.
Namun, bagi mereka yang bukan mahasiswi, sang germo pun mendoktrin supaya mengaku kepada pelanggan sebagai cewek kampus, untuk menaikkan harga. Terlebih, Yogyakarta sebagai kota pelajar memiliki banyak perguruan tinggi.
"Itulah yang menjadikan kalangan mahasiswi masih tetap dicari. Dari perempuan-perempuan yang terpampang dalam Facebook itu, 90 % mahasiswi," katanya, kepada wartawan, Kamis (9/10/2014).
Mereka yang menjadi koleksi pun berasal dari luar daerah, seperti Kalimantan, Purworejo, ataupun Banyumas. Meski status perempuan itu masih mahasiswi, di antara mereka ada yang sudah semester lama, bahkan sudah tidak lagi aktif kuliah.
"Tetapi, status sebagai mahasiswi tetap dipertahankan. Rata-rata usianya 20 sampai 28 tahun, pun begitu ada pula yang masih 19 tahun dan 16 tahun," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, sejak Maret 2014, Polda DIY telah berhasil menindak kasus perdagangan manusia sebanyak enam kali dengan jumlah tersangka sebanyak tujuh orang.
Sebelumnya, dari penelusuran terhadap grup-grup prostitusi online dijejaring sosial Facebook selama dua tahun, berhasil diamankan lima tersangka yang diduga sebagai mucikari dan pemilik grup seks.
Mereka yang ditangkap yaitu Ir (32), admin dan pemilik grup Facebook yang menyediakan jasa prostitusi. Tidak hanya pemilik grup seks, tersangka Ir juga memiliki situs yang menyediakan konten porno.
Tersangka lain adalah Am (40), Aoa (25), Hh (29), dan As (30). Mereka bertugas memposting foto-foto perempuan yang akan ditawarkan. Kelima tersangka bukan berasal dari kelompotan yang sama, dan memiliki grup maupun perempuan berbeda.
Kasubdit III Remaja Anak dan Wanita (Renakta) AKBP Wahyu Agung Jatmiko mengatakan, perempuan-perempuan koleksi prostitusi online kebanyakan berasal dari kalangan mahasiswi.
Namun, bagi mereka yang bukan mahasiswi, sang germo pun mendoktrin supaya mengaku kepada pelanggan sebagai cewek kampus, untuk menaikkan harga. Terlebih, Yogyakarta sebagai kota pelajar memiliki banyak perguruan tinggi.
"Itulah yang menjadikan kalangan mahasiswi masih tetap dicari. Dari perempuan-perempuan yang terpampang dalam Facebook itu, 90 % mahasiswi," katanya, kepada wartawan, Kamis (9/10/2014).
Mereka yang menjadi koleksi pun berasal dari luar daerah, seperti Kalimantan, Purworejo, ataupun Banyumas. Meski status perempuan itu masih mahasiswi, di antara mereka ada yang sudah semester lama, bahkan sudah tidak lagi aktif kuliah.
"Tetapi, status sebagai mahasiswi tetap dipertahankan. Rata-rata usianya 20 sampai 28 tahun, pun begitu ada pula yang masih 19 tahun dan 16 tahun," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, sejak Maret 2014, Polda DIY telah berhasil menindak kasus perdagangan manusia sebanyak enam kali dengan jumlah tersangka sebanyak tujuh orang.
Sebelumnya, dari penelusuran terhadap grup-grup prostitusi online dijejaring sosial Facebook selama dua tahun, berhasil diamankan lima tersangka yang diduga sebagai mucikari dan pemilik grup seks.
Mereka yang ditangkap yaitu Ir (32), admin dan pemilik grup Facebook yang menyediakan jasa prostitusi. Tidak hanya pemilik grup seks, tersangka Ir juga memiliki situs yang menyediakan konten porno.
Tersangka lain adalah Am (40), Aoa (25), Hh (29), dan As (30). Mereka bertugas memposting foto-foto perempuan yang akan ditawarkan. Kelima tersangka bukan berasal dari kelompotan yang sama, dan memiliki grup maupun perempuan berbeda.
(san)