Hutan di Perbukitan Piyungan Terbakar
A
A
A
BANTUL - Kebakaran kembali melanda hutan di wilayah perbukitan Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY. Semak belukar dan beberapa kayu keras ratusan meter persegi di Alas Jambe, Dusun Rejosari, Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan habis terbakar.
Puluhan warga yang berada di sekitar hutan tersebut sempat lari ke luar rumah karena takut rumah mereka turut terbakar. Sebab, jarak hutan yang terbakar dengan permukiman hanya sekitar 200 meter. Belasan relawan dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kecamatan Piyungan bersama puluhan warga berusaha memadamkan api.
Anggota FPRB Piyungan, A Yani mengatakan, hingga pukul 20.30 WIB tadi titik api masih terlihat. Relawan serta penduduk sekitar berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Alat yang paling banyak digunakan hanyalah ranting untuk memukul-mukul ranting ataupun daun yang terbakar.
"Ya seperti biasa, kami biasa melokalisir api," ujar Yani, Selasa (7/10/2014).
Bahkan, satu unit pemadam kebakaran sempat merapat ke lokasi kejadian. Namun karena sulitnya medan, mobil pemadam kebakaran tersebut hanya berada di bawah, di dekat permukiman warga, mengantisipasi jika sewaktu-waktu api merembet ke rumah warga.
Beruntung, melalui perjuangan tak kenal lelah antara relawan FPRB, warga sekitar dibantu dengan belasan personel BPBD yang datang belakangan, sekitar pukul 21.00 WIB api berhasil dikuasai dan dipadamkan semuanya.
"Ini sudah berhasil kami padamkan. Tetapi kami tetap siaga soalnya kondisinya sangat kering."
Yani mengungkapkan, titik api sebenarnya sudah terlihat sejak pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, oleh warga sekitar titik tersebut dikira sengaja dibuat oleh para pencari rumput yang membersihkan tanah milik mereka. Pada sore hari tadi, banyak warga mengungkapkan api semakin membesar.
Kepala Dukuh Rejosari Didik Kathoris membenarkan peristiwa tersebut. Warga Dukuh Rejosari sebenarnya tidak mengetahui terjadi kebakaran. Mereka baru sadar setelah diberitahu kerabat lain yang letaknya jauh dari kaki bukit Rejosari.Setelah dirinya melakukan pengecekan dan benar terjadi kebakaran, ia lantas menghubungi FPRB.
"Saya itu baru lapor Pak Yani (FPRB) sebelum maghrib. Saya lapor wong warga di sini sudah mulai khawatir," katanya.
Kebakaran hutan di perbukitan Piyungan ini sudah yang kedua kalinya dalam sebulan terakhir. Kondisi lahan yang kering akibat kemarau panjang diperparah dengan perilaku masyarakat yang kurang memperdulikan keselamatan semakin menambah risiko kebakaran.
Puluhan warga yang berada di sekitar hutan tersebut sempat lari ke luar rumah karena takut rumah mereka turut terbakar. Sebab, jarak hutan yang terbakar dengan permukiman hanya sekitar 200 meter. Belasan relawan dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kecamatan Piyungan bersama puluhan warga berusaha memadamkan api.
Anggota FPRB Piyungan, A Yani mengatakan, hingga pukul 20.30 WIB tadi titik api masih terlihat. Relawan serta penduduk sekitar berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Alat yang paling banyak digunakan hanyalah ranting untuk memukul-mukul ranting ataupun daun yang terbakar.
"Ya seperti biasa, kami biasa melokalisir api," ujar Yani, Selasa (7/10/2014).
Bahkan, satu unit pemadam kebakaran sempat merapat ke lokasi kejadian. Namun karena sulitnya medan, mobil pemadam kebakaran tersebut hanya berada di bawah, di dekat permukiman warga, mengantisipasi jika sewaktu-waktu api merembet ke rumah warga.
Beruntung, melalui perjuangan tak kenal lelah antara relawan FPRB, warga sekitar dibantu dengan belasan personel BPBD yang datang belakangan, sekitar pukul 21.00 WIB api berhasil dikuasai dan dipadamkan semuanya.
"Ini sudah berhasil kami padamkan. Tetapi kami tetap siaga soalnya kondisinya sangat kering."
Yani mengungkapkan, titik api sebenarnya sudah terlihat sejak pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, oleh warga sekitar titik tersebut dikira sengaja dibuat oleh para pencari rumput yang membersihkan tanah milik mereka. Pada sore hari tadi, banyak warga mengungkapkan api semakin membesar.
Kepala Dukuh Rejosari Didik Kathoris membenarkan peristiwa tersebut. Warga Dukuh Rejosari sebenarnya tidak mengetahui terjadi kebakaran. Mereka baru sadar setelah diberitahu kerabat lain yang letaknya jauh dari kaki bukit Rejosari.Setelah dirinya melakukan pengecekan dan benar terjadi kebakaran, ia lantas menghubungi FPRB.
"Saya itu baru lapor Pak Yani (FPRB) sebelum maghrib. Saya lapor wong warga di sini sudah mulai khawatir," katanya.
Kebakaran hutan di perbukitan Piyungan ini sudah yang kedua kalinya dalam sebulan terakhir. Kondisi lahan yang kering akibat kemarau panjang diperparah dengan perilaku masyarakat yang kurang memperdulikan keselamatan semakin menambah risiko kebakaran.
(zik)