Taman Film, Hiburan Alternatif Baru untuk Warga Bandung
A
A
A
BANDUNG - Ratusan warga kota memadati area bawah jalan layang Pasupati, Selasa (30/4/2014) sore. Beberapa di antaranya tengah asik memainkan gadget sambil duduk lesehan, dan sebagian lagi, memilih untuk mendiskusi film apa yang nanti akan diputar.
Area yang cukup menampung sekitar 5.00 orang itu, rupanya menjadi daya tarik baru di Kota Bandung. Sebuah tempat alternatif untuk memanjakan warga kota setelah seharian beraktivitas.
Area di kolong Jalan Pasupati itu rupanya disulap menjadi sebuah “taman”. Taman yang biasanya identik dengan rumput, tanah, dan pepohonan yang rindang, kini berubah menjadi sebuah taman dengan rumput sintetis, beton di kanan kirinya. Taman ini dinamai Taman Film oleh Pemerintah Kota Bandung.
Area seluas 1.300 meter ini pun menyajikan pemandangan taman buatan yang cukup sejuk dan modern. Terpampang sebuah videotron raksasa dengan ukuran 4x8 meter yang nantinya akan menayangkan berbagai film karya anak muda Bandung.
Tak hanya itu, taman ini pun rupanya dibangun dengan perencanaan yang tidak main-main. Bahkan, tim arsitek bentukan sang Wali kota Ridwan Kamil "dikerahkan".
“Bagus atuh neng ada tempat seperti ini. jadi kalau gak punya uang buat nonton di bioskop, kan bisa nonton di sini gratis,” ujar Ujang,30, seorang penjaga warung di sekitar kawasan tersebut.
Menurutnya, tak hanya jadi ramai, kawasan tersebut pun jadi lebih hangat suasananya. “Kalau biasanya kan sepi dan cenderung hanya ramai sama orang-orang sini saja. Kalau sekarang jadi banyak yang datang ke sini, dagangan saya juga laris manis,” katanya sambil terkekeh.
“Konsep taman ini seperti terasering. Keuntungannya, karena posisinya ada di turunan maka tempat duduknya ada di atas sedangkan layarnya ada di posisi bawah. Jadi mirip banget sama keadaan bioskop pada umumnya,” ungkap Yogi Ferdinan, salah satu tim arsitek yang mendesain taman ini.
Yogi menyebutkan, taman ini sengaja diberi rumput sintetis yang biasa digunakan di lapangan futsal. Hal ini dimaksudkan agar unsur hijau sebagai penambah suasana sejuknya, dan bisa diduduki seperti layaknya karpet. “Di sini warga tidak hanya bisa duduk-duduk di area yang telah kami buat, tetapi juga bisa duduk lesehan,” ucapnya.
Taman yang diklaim menghabiskan dana sekitar Rp 1,2 miliar, hingga kini belum selesai. "Masih belum selesai pembangunannya."
Area yang cukup menampung sekitar 5.00 orang itu, rupanya menjadi daya tarik baru di Kota Bandung. Sebuah tempat alternatif untuk memanjakan warga kota setelah seharian beraktivitas.
Area di kolong Jalan Pasupati itu rupanya disulap menjadi sebuah “taman”. Taman yang biasanya identik dengan rumput, tanah, dan pepohonan yang rindang, kini berubah menjadi sebuah taman dengan rumput sintetis, beton di kanan kirinya. Taman ini dinamai Taman Film oleh Pemerintah Kota Bandung.
Area seluas 1.300 meter ini pun menyajikan pemandangan taman buatan yang cukup sejuk dan modern. Terpampang sebuah videotron raksasa dengan ukuran 4x8 meter yang nantinya akan menayangkan berbagai film karya anak muda Bandung.
Tak hanya itu, taman ini pun rupanya dibangun dengan perencanaan yang tidak main-main. Bahkan, tim arsitek bentukan sang Wali kota Ridwan Kamil "dikerahkan".
“Bagus atuh neng ada tempat seperti ini. jadi kalau gak punya uang buat nonton di bioskop, kan bisa nonton di sini gratis,” ujar Ujang,30, seorang penjaga warung di sekitar kawasan tersebut.
Menurutnya, tak hanya jadi ramai, kawasan tersebut pun jadi lebih hangat suasananya. “Kalau biasanya kan sepi dan cenderung hanya ramai sama orang-orang sini saja. Kalau sekarang jadi banyak yang datang ke sini, dagangan saya juga laris manis,” katanya sambil terkekeh.
“Konsep taman ini seperti terasering. Keuntungannya, karena posisinya ada di turunan maka tempat duduknya ada di atas sedangkan layarnya ada di posisi bawah. Jadi mirip banget sama keadaan bioskop pada umumnya,” ungkap Yogi Ferdinan, salah satu tim arsitek yang mendesain taman ini.
Yogi menyebutkan, taman ini sengaja diberi rumput sintetis yang biasa digunakan di lapangan futsal. Hal ini dimaksudkan agar unsur hijau sebagai penambah suasana sejuknya, dan bisa diduduki seperti layaknya karpet. “Di sini warga tidak hanya bisa duduk-duduk di area yang telah kami buat, tetapi juga bisa duduk lesehan,” ucapnya.
Taman yang diklaim menghabiskan dana sekitar Rp 1,2 miliar, hingga kini belum selesai. "Masih belum selesai pembangunannya."
(lis)