Ini Sapi yang Terjual Seharga Rp65 Juta
A
A
A
KARANGANYAR - Ini sapi yang terjual seharga Rp65 juta. Sapi milik Witanto (36), warga Dusun Tembok, Kecamatan Harjosari, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar kemungkinan menjadi salah satu hewan Kurban terberat dan termahal di tahun 2014.
Sapi jenis Limosin dengan berat sekitar 1,1 ton tersebut telah laku seharga Rp65 Juta.
“Pembeli datang dua hari lalu dan berasal dari Wonogiri. Rencananya sapi akan dikirim ke Jakarta,” kata Witanto.
Dari keterangan yang diperolehnya, sapi warna coklat itu dibeli atas pesananan salah satu pejabat di Jakarta. Hanya saja, dia tidak tahu persis siapa pejabat yang dimaksud.
Dalam waktu dekat, sapi itu bakal diambil oleh pembelinya. Sapi seberat itu sengaja pasarkan melalui internet dan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) setempat.
Sebelum laku, sapi tersebut telah dipelihara sekitar satu tahun yang lalu. Bibit sapi dibeli dari salah satu rekannya yang juga tinggal di Karanganyar.
Kala itu, bobotnya masih sekitar 600 kilogram. “Selama memelihara, sama sekali tidak menemui kendala yang berarti,” ungkapnya.
Ketika masih pembibitan, ternak itu dibeli Rp30 juta. Dalam sehari, konsumsinya adalah makanan kering dan suplai konsentrat.
“Dalam sehari biaya makanan yang dibutuhkan mencapai Rp50.000,” terang Witanto. Jika dikurangi biaya pakan, keuntungan yang diraup dari hasil penjualan sapi tersebut mencapai Rp15 juta.
Selain sapi yang telah terjual Rp65 juta, dirinya banyak memiliki sapi sejenis yang sengaja digemukkan untuk hewan Kurban. Rata-rata, sapi yang keluar masuk dipelihara mencapai 30 ekor sapi dari 34 kandang yang dimiliki.
Namun demikian, beratnya tidak sampai satu ton. “Kalau yang beratnya 800-900 kilogram masih banyak,” ungkapnya.
Selain penggemukan, dirinya juga memelihara indukan sapi. Usaha ternak sapi telah digeluti sejak sembilan tahun lalu.
Sapi jenis Limosin dengan berat sekitar 1,1 ton tersebut telah laku seharga Rp65 Juta.
“Pembeli datang dua hari lalu dan berasal dari Wonogiri. Rencananya sapi akan dikirim ke Jakarta,” kata Witanto.
Dari keterangan yang diperolehnya, sapi warna coklat itu dibeli atas pesananan salah satu pejabat di Jakarta. Hanya saja, dia tidak tahu persis siapa pejabat yang dimaksud.
Dalam waktu dekat, sapi itu bakal diambil oleh pembelinya. Sapi seberat itu sengaja pasarkan melalui internet dan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) setempat.
Sebelum laku, sapi tersebut telah dipelihara sekitar satu tahun yang lalu. Bibit sapi dibeli dari salah satu rekannya yang juga tinggal di Karanganyar.
Kala itu, bobotnya masih sekitar 600 kilogram. “Selama memelihara, sama sekali tidak menemui kendala yang berarti,” ungkapnya.
Ketika masih pembibitan, ternak itu dibeli Rp30 juta. Dalam sehari, konsumsinya adalah makanan kering dan suplai konsentrat.
“Dalam sehari biaya makanan yang dibutuhkan mencapai Rp50.000,” terang Witanto. Jika dikurangi biaya pakan, keuntungan yang diraup dari hasil penjualan sapi tersebut mencapai Rp15 juta.
Selain sapi yang telah terjual Rp65 juta, dirinya banyak memiliki sapi sejenis yang sengaja digemukkan untuk hewan Kurban. Rata-rata, sapi yang keluar masuk dipelihara mencapai 30 ekor sapi dari 34 kandang yang dimiliki.
Namun demikian, beratnya tidak sampai satu ton. “Kalau yang beratnya 800-900 kilogram masih banyak,” ungkapnya.
Selain penggemukan, dirinya juga memelihara indukan sapi. Usaha ternak sapi telah digeluti sejak sembilan tahun lalu.
(ilo)