Pembangunan Pasar Turi Dikebut

Jum'at, 26 September 2014 - 07:00 WIB
Pembangunan Pasar Turi Dikebut
Pembangunan Pasar Turi Dikebut
A A A
SURABAYA - PT Gala Bumi Perkasa terus mengebut penyelesaian proyek Pasar Turi. Saat ini, pengembang bekas pusat grosir terbesar se-Indonesia timur itu mengerahkan setidaknya 1.200 pekerja guna memenuhi deadline penyelesaian Pasar Turi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, yakni pada 14 Oktober 2014.

Humas PT Gala Bumi Perkasa Ady Samsetyo menegaskan bahwa pihaknya serius dalam penyelesaian pembangunan Pasar Turi seperti yang dikehendaki Pemkot Surabaya. Secara umum, bangunan sudah selesai. Semua stan juga sudah siap, mulai dari lantai lower ground hingga lantai sembilan.

Saat ini, pengerjaan hanya pada proses finishing. Di antaranya pemasangan instalasi listrik, air, dan juga infrastruktur penunjang yang lain. "Mayoritas pedagang itu sepakat untuk masuk ke Pasar Turi. Yang demo-demo itu kan sebagian kecil saja. Saya lebih setuju ketika pedagang bersama-sama dengan kami, ayo selesaikan pembangunan ini bersama-sama," katanya, Kamis (25/9/2014).

Ady menjelaskan, pada prinsipnya stan sudah siap dan tinggal diisi oleh pedagang. Namun, stan terkadang tidak serta merta langsung bisa digunakan pedagang untuk berjualan. Pasalnya, pedagang harus menyiapkan dulu segala macam kebutuhan untuk perlengkapan berdagang. Misalnya, etalase untuk menaruh barang yang hendak dijual.

Kemudian, pedagang juga terkadang mempercantik stan-nya agar menarik pengunjung. Ibarat rumah, pengembang hanya menyediakan bangunannya saja. Isi dan segala macam yang ada di dalam rumah tersebut menjadi tanggung jawab pemilik. "Kalau tidak ada halangan, pada tanggal 10 Oktober mendatang, kami akan tasyakuran. Tasyakuran ini untuk merayakan pedagang yang sudah bisa menempati stan," terangnya.

Terkait dengan rencana Pemkot Surabaya mengambil alih pembangunan Pasar Turi ketika pada 14 Oktober tidak selesai, Ady enggan menanggapi hal itu. Namun dia mengingatkan bahwa kerja sama antara pengembang dengan Pemkot Surabaya itu menggunakan sistem Build-Operate-Transfer (BOT). Jangka waktunya selama 25 tahun.

Dalam sistem ini, pengembang menggunakan dana sendiri guna membiayai pembangunan proyek, bukan dari dana APBD. "BOT itu kan prinsipnya dibangun pengembang, dikelola, lalu diserahkan ke pemkot ketika sudah 25 tahun. Selama mengelola pasar, pengembang juga memberi pemasukan ke pemkot," ujarnya.

Direktur Utama PT Tata Bumi Raya, kontraktor Pasar Turi, Jamhadi menambahkan, saat ini pihaknya tengah mengerjakan pengaspalan jalan masuk ke Pasar Turi. Pengaspalan ini dilakukan di tiga titik pintu masuk utama. Di bagian dalam, ada beberapa bagian lantai yang masih tertutup plastik. Lantainya berbahan granit. Dia memastikan, pertengahan Oktober pembangunan sudah tuntas.

"Pasar Turi ini bukan seperti Pasar Turi sebelum kebakaran. Desain dan bangunan yang sekarang itu lebih mirip seperti mal. Semua ruangan ber-AC. Tak hanya itu, di sekitar Pasar Turi ini, akan kami bangun taman supaya lebih asri dan sejuk," katanya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6586 seconds (0.1#10.140)