Selamatkan Istri dari Kebakaran, Ibu Tewas Terpanggang

Rabu, 24 September 2014 - 21:09 WIB
Selamatkan Istri dari...
Selamatkan Istri dari Kebakaran, Ibu Tewas Terpanggang
A A A
TARUTUNG - Berhasil menyelamatkan istri dan anaknya dari kebakaran, seorang warga di Desa Lumban Gaol, Sigompulon, Pahae Julu, Tapanuli Utara (Taput), malah kehilangan ibu, dan saudaranya.

Berdasarkan informasi yang terhimpun, aksi kebakaran terjadi, pada Selasa 23 September 2014, pukul 23.00 WIB. Saat itu, sedang mati listrik, dan keluarga Jojor Gultom (70), menyalakan lilin.

Nahas, lilin terjatuh, dan menyambar seisi rumah. Saat kebakaran terjadi, rumah di isi oleh tujuh orang. Terdiri dari Jojor Gultom (70), Romauli Sitompul (35), Uli Sitompul (5), Sarbarita Sitompul (32), Dewi Pandiangan (30), Dimas Sitompul (6), dan Elprida Sitompul (2,5).

"Api dengan cepat menyambar, kami berhamburan keluar dan tidak dapat melakukan pertolongan apapun. Kami hanya dapat menangis ketika melihat saudara-saudara kami menjerit meminta tolong,” terang kerabat korban Maruasas Tambunan (67), saat ditemui wartawan, Rabu (24/9/2014).

Dia menambahkan, saat kebakaran terjadi, Sarbarita berupaya menyelamatkan seluruh keluarga. Pertama dia menyelamatkan keluarga yang tidur di luar kamar, yakni Istrinya Dewi Pandiangan, dan kedua anaknya Dimas, dan Elprida.

"Kemudian dia berusaha masuk untuk menyelamatkan Ibunya Jojor Gultom, saudara perempuannya Romauli dan anaknya Uli. Ketiganya tidur bersama di kamar Jojor Sitompul," bebernya.

Sayang, saat akan masuk api sudah membakar habis bagian bawah rumah. Akhirnya, Sarbarita tidak jadi menyelamatkan ibunya. Kendati sempat nekat akan masuk, dia dihalangi oleh keluarganya.

"Api menyala dengan begitu besar, membludak, dan tidak dapat dijinakkan. Kerabat yang lain hanya bisa menangis menjerit-jerit, berharap petugas pemadam kebakaran datang, serta membantu mengeluarkan ketiga saudara kami,” ungkapnya.

“Miris melihatnya, apalagi ketika mendenggar jeritan minta tolong dan melihat tangan salah satu dari mereka bertiga melambai-lambai dari lobang terali jendela. Membayangkannya saja sudah sedih," ungkapnya pilu.

Dijelaskan, mereka tidak bisa keluar, karena kamar tertutup terali besi di setiap jendela. Namun beberapa saat sebelum meninggal, salah satu dari mereka bertiga sempat menjulurkan tangan keluar rumah, meminta tolong kepada warga agar dikeluarkan.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7491 seconds (0.1#10.140)