Dampak Kabut Asap, Pasien ISPA di Palembang Melonjak

Rabu, 24 September 2014 - 20:37 WIB
Dampak Kabut Asap, Pasien...
Dampak Kabut Asap, Pasien ISPA di Palembang Melonjak
A A A
PALEMBANG - Jumlah penderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Palembang, terus mengalami peningkatan. Salah satunya terjadi di Puskesmas Merdeka, Palembang, Sumatera Selatan.

Kepala Puskesmas Merdeka Dessi Aryani mengatakan penyakit ISPA memang menduduki posisi penyakit terbanyak yang diderita warga sepanjang tahun ini. Namun, dalam dua bulan terakhir, pihak Puskesmas Merdeka mendapatkan jumlah kunjungan pasien yang menderita gejala penyakit ISPA semakin bertambah. Peningkatan jumlah penderita disebabkan pengaruh kualitas udara yang semakin buruk akibat kabut asap.

"Ada peningkatan yang cukup tinggi sekitar 12 persenan, akan tetapi di bidang medis peningkatan jumlah pasien dalam katagori demikian, memang harus mendapatkan perhatian. Dalam dua hari ini saja, pasiennya bertambah," ungkapnya, Rabu (24/9/2014).

Data rekam medik puskesmas menyebutkan pada hari Rabu (24/9/2014), warga dengan gejala ISPA yang datang berobat sampai dengan pukul 13.00 WIB mencapai 19 orang. Jumlah kunjungan itu meningkat dibandingkan pada sehari sebelumnya yang hanya tujuh orang.

Rata-rata pasien berobat dengan gejala ISPA di antaranya batuk, pilek, sakit tenggorokan, hingga demam. Menurut Dessi, pengaruh kabut asap akan lebih bersifat akut terhadap kesehatan saluran pernapasan warga.

"Jadi saat kualitas udara kian buruk, warga tentu akan banyak sakit dan berobat. Bisa jadi, penyakit itu akan kambuh lagi jika kualitas udara kembali buruk. Kabut asap ini mengakibatkan dampak yang langsung (akut). Saat udara buruk, warga akan sering batuk, sesak napas dan lainnya," jelasnya.

Selama dua bulan terakhir, Puskesmas Merdeka juga mengalami peningkatan jumlah pasien ISPA. Pada bulan Agustus, jumlah penderita ISPA mencapai angka 397 orang, sedangkan pada bulan September ini sudah mencapai 332 penderita. Menurit Dessi, jumlah penderita ISPA akan lebih banyak jika kualitas udara di Kota Palembang semakim memburuk.

"Di Agustus itu dalam kurun waktu sebulan, sedangkan di September belum sebulan tapi angka peningkatan sudah nampak, dan dua hari ini saja terus bertambah," katanya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1155 seconds (0.1#10.140)