Miniatur Kakbah, Masjidilharam Lengkap Padang Pasirnya Ada di Bantul

Rabu, 24 September 2014 - 00:15 WIB
Miniatur Kakbah, Masjidilharam...
Miniatur Kakbah, Masjidilharam Lengkap Padang Pasirnya Ada di Bantul
A A A
BANTUL - Kakbah di Tanah Suci Mekkah merupakan sebuah bangunan kubus berwarna hitam yang suci. Bangunan yang berada di Masjidilharam, dulunya di tengah-tengah padang pasir.

Gurun tandus dengan suhu udara menyengat menjadi bumbu tersendiri bagi jamaah haji yang berangkat ke tanah suci.

Kini bagi umat muslim yang sekedar ingin menikmati suasana aroma tanah suci bisa menikmati miniatur Kakbah dan suasana padang pasir di Bantul, Yogyakarta.

Miniatur Kakbah ini berada di kawasan Pantai Depok, Bantul. Miniatur Kakbah dengan ukuran lebih kecil dari aslinya ini dibangun lengkap dengan sebuah batu yang dimiripkan dengan Batu Hajar Aswad yang sering digunakan untuk ritual menciumnya.

Tak jauh dari bangunan Kakbah ini pula didapati replika jejak kaki dari Nabi Adam yang letaknya yang tidak jauh dari Gumuk Pasir di kawasan tersebut, sehingga menjadikan suasana padang pasir benar-benar terasa.

Hembusan angin membelah padang pasir bercampur dengan panasnya terik matahari menambah lengkap suasana padang pasir seolah di Tanah Suci Arab Saudi.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bantul, Bambang Legowo mengungkapkan, kawasan ini memang sering digunakan untuk kegiatan manasik (latihan) haji.

Tak hanya jamaah yang akan berangkat ke tanah suci hingga anak-anak taman kanak-kanak (TK) sering berlatih ibadah haji.

"Sini kapasitasnya cukup banyak, bisa mencapai 3.000 jamaah,"ujarnya.

Disbudpar sendiri mewacanakan akan mengembangkan kawasan miniatur Kakbah ini di Gumuk Pasir Pantai Selatan sebagai objek wisata yang memiliki karakter dan nuansa padang pasir seperti di Arab Saudi.

Ke depan, pihaknya mengupayakan bangunan (miniatur) masjid seperti di Mekkah. Ia bermimpi akan membangun bagunan masjid yang meniru Masjidilharam dengan Kakbah di tengahnya di kawasan tersebut.

Bahkan jika perlu, ia akan menanam pohon kurma untuk menambah suasana seolah olah berada di Masjidilharam yang sebenarnya.

Meski begitu, dia mengakui belum menyampaikan rencana pengembangan kawasan kakbah mini ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul. Karena menurutnya hal tersebut masih wacana dan perlu pembahasan yang lebih mendalam dan detil.

Meski demikian pihaknya berharap lembaga legislatif tersebut mendukung pengembangan wisata nuansa padang pasir. Menurutnya kawasan tersebut potensial untuk dikembangkan, terlebih jika ada pihak ketiga yang bisa digandeng untuk menanami pohon kurma, mendatangkan unta.

"Mimpi saya memang ingin seperti benar-benar di Arab,"ujarnya.

Menurut dia, keinginan untuk menjadikan wisata nuansa padang pasir seperti di Mekkah, Arab Saudi ini karena mayoritas warga Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya merupakan muslim, sehingga ketika ingin melihat padang pasir tidak perlu jauh ke Arab Saudi.

Bambang menambahkan, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, sehingga menjadi potensi pasar tersendiri. Minimal, ketika hendak melihat seperti apa suasana di Mekkah, paling tidak bisa ke Bantul, bahkan sambil berkeliling ke sejumlah kawasan objek wisata Pantai Selatan.

Kepala Seksi Promosi Disbudpar Bantul, Walkodri mengatakan, selama ini sebenarnya cukup banyak yang datang ke kawasan tersebut. Namun sebagian besar adalah masyarakat lokal yang ingin berlatih (manasik) haji. Sehingga seringkali mereka tidak membayar restribusi.

"Mereka biasanya minta dispensisasi karena alasannya latihan ibadah,"ujarnya.
(ilo)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1199 seconds (0.1#10.140)