Bentrok TNI/Polri Dipicu Rebutan Lahan Proyek
A
A
A
JAKARTA - Bentrok antara personel TNI dan Polri di Batam, diduga akibat rebutan lahan pengamanan proyek. Hal ini ditegaskan Ketua Presidium Ind Police Watch Neta S Pane.
"Ujung dari akar masalah ini sebenarnya adalah soal ekonomi atau ketimpangan ekonomi. Biaya hidup yang kian tinggi kerap membuat jajaran bawah, baik TNI maupun Polri terlibat aksi beking-bekingan maupun 'jasa pengamanan'," katanya, Selasa (23/9/2014).
Dijelaskan, wilayah-wilayah yang seriang dijadikan rebutan lahan pengamanan antara TNI dan Polri adalah tempat hiburan malam, kawasan pertokoan, lokasi industri, kegiatan ilegal seperti penimbunan BBM ilegal atau melindungi bandar narkoba.
"Dalam persaingan 'jasa pengamanan' ini kerap muncul semangat korps atau semangat korsa yang berlebihan. Masing-masing oknum terkadang lebih mengedepankan arogansi dan superioritas," ungkapnya.
Sudah menjadi rahasia umum, jika para petinggi TNI dan Polri ada yang bermain dalam bisnis pengamanan tersebut. Bahkan, para atasan itu berani menyuruh anak buahnya dan membagi hasilnya berdua.
"Aksi-aksi atasan seperti inilah yang kerap memberi angin pada bawahan untuk saling berebut lahan, yang akibatnya sering memicu konflik," tukasnya.
"Ujung dari akar masalah ini sebenarnya adalah soal ekonomi atau ketimpangan ekonomi. Biaya hidup yang kian tinggi kerap membuat jajaran bawah, baik TNI maupun Polri terlibat aksi beking-bekingan maupun 'jasa pengamanan'," katanya, Selasa (23/9/2014).
Dijelaskan, wilayah-wilayah yang seriang dijadikan rebutan lahan pengamanan antara TNI dan Polri adalah tempat hiburan malam, kawasan pertokoan, lokasi industri, kegiatan ilegal seperti penimbunan BBM ilegal atau melindungi bandar narkoba.
"Dalam persaingan 'jasa pengamanan' ini kerap muncul semangat korps atau semangat korsa yang berlebihan. Masing-masing oknum terkadang lebih mengedepankan arogansi dan superioritas," ungkapnya.
Sudah menjadi rahasia umum, jika para petinggi TNI dan Polri ada yang bermain dalam bisnis pengamanan tersebut. Bahkan, para atasan itu berani menyuruh anak buahnya dan membagi hasilnya berdua.
"Aksi-aksi atasan seperti inilah yang kerap memberi angin pada bawahan untuk saling berebut lahan, yang akibatnya sering memicu konflik," tukasnya.
(san)