Duet Risma-Arzeti Ditentang Kiai Sepuh
A
A
A
SURABAYA - Wacana PKB menduetkan Tri Rismaharini-Arzeti Bilbina pada Pilkada Surabaya 2015, ditentang kiai sepuh.
Menurut Rois Syuriah PWNU Jatim Miftakhul Achyar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan partai politik yang didirikan oleh kiai-kiai NU sehingga tidak selayaknya PKB meninggalkan kiai NU dalam urusan keumatan, salah satunya persoalan kepala daerah. Karena itu, PKB tidak bisa begitu saja mengusulkan duet Risma-Arzeti dalam Pilkada Surabaya.
"Harusnya ada komunikasi, bukan tiba-tiba melontarkan nama calon dalam Pilwali Kota Surabaya tanpa komunikasi dengan para kiai sepuh," ujar pengasuh Ponpes Miftahus Sunnah, Surabaya yang akrab disapa Kiai Mif ini, Kamis (18/9/2014).
Selain itu, Kiai Mif kurang sepakat ketika nama yang dimunculkan adalah artis sekaligus model Arzeti Bilbina. Menurutnya, ketika nama itu dimunculkan, seolah-olah PKB minim kader di Surabaya dan Jawa Timur yang layak untuk maju sebagai calon kepala daerah.
"Terlebih lagi, Arzeti ini merupakan kader yang belum berkeringat untuk PKB," ujarnya.
Pertimbangan lainnya, lanjut Kiai Mif, perolehan suara Arzeti pada Pileg 9 April 2014 juga tidak mampu membawanya masuk sebagai anggota DPR RI. "Lha wong pileg lalu saja tidak berhasil masuk Senayan, kok sekarang didorong maju Pilwali," jelasnya dengan mimik heran.
Sebelumnya, Ketua DPC PKB Surabaya Syamsul Arifin menggulirkan wacana menduetkan Tri Rismaharini dengan Arzeti Bilbina dalam Pilkada Surabaya 2015. Nama Arzeti mengemuka setelah pihaknya menjalin komunikasi dengan sejumlah tokoh terkait wacana siapa yang diusung PKB dalam Pilkada Surabaya 2015. Padahal, PKB pernah menganggap Risma yang kini masih menjabat wali kota Surabaya sosok yang biasa saja.
Menurut Rois Syuriah PWNU Jatim Miftakhul Achyar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan partai politik yang didirikan oleh kiai-kiai NU sehingga tidak selayaknya PKB meninggalkan kiai NU dalam urusan keumatan, salah satunya persoalan kepala daerah. Karena itu, PKB tidak bisa begitu saja mengusulkan duet Risma-Arzeti dalam Pilkada Surabaya.
"Harusnya ada komunikasi, bukan tiba-tiba melontarkan nama calon dalam Pilwali Kota Surabaya tanpa komunikasi dengan para kiai sepuh," ujar pengasuh Ponpes Miftahus Sunnah, Surabaya yang akrab disapa Kiai Mif ini, Kamis (18/9/2014).
Selain itu, Kiai Mif kurang sepakat ketika nama yang dimunculkan adalah artis sekaligus model Arzeti Bilbina. Menurutnya, ketika nama itu dimunculkan, seolah-olah PKB minim kader di Surabaya dan Jawa Timur yang layak untuk maju sebagai calon kepala daerah.
"Terlebih lagi, Arzeti ini merupakan kader yang belum berkeringat untuk PKB," ujarnya.
Pertimbangan lainnya, lanjut Kiai Mif, perolehan suara Arzeti pada Pileg 9 April 2014 juga tidak mampu membawanya masuk sebagai anggota DPR RI. "Lha wong pileg lalu saja tidak berhasil masuk Senayan, kok sekarang didorong maju Pilwali," jelasnya dengan mimik heran.
Sebelumnya, Ketua DPC PKB Surabaya Syamsul Arifin menggulirkan wacana menduetkan Tri Rismaharini dengan Arzeti Bilbina dalam Pilkada Surabaya 2015. Nama Arzeti mengemuka setelah pihaknya menjalin komunikasi dengan sejumlah tokoh terkait wacana siapa yang diusung PKB dalam Pilkada Surabaya 2015. Padahal, PKB pernah menganggap Risma yang kini masih menjabat wali kota Surabaya sosok yang biasa saja.
(zik)