Kabut Asap Semakin Pekat, Warga Mulai Sesak Napas
A
A
A
PEKANBARU - Kabut asap yang melanda Kota Pekanbaru, Riau semakin pekat pada siang hari ini. Warga mulai merasakan sesak napas akibat bencana dari kebakaran hutan dan lahan ini.
"Nafas saya mulai sesak napas jika menghirup udara saat ini. Setiap hari kabut asap semakin tebal saja," kata Chery salah satu pengusaha foto keliling di Pekanbaru, Riau, Kamis (18/9/2014).
Selain sesak nafas, warga juga mulai mengeluhkan mata perih ketika beraktivitas di luar rumah karena kabut asap.
"Saat ini mata sangat pedih jika terkena kabut asap. Jarak pandang juga sudah terbatas. Saya heran sampai saat seperti Pemerintah Provinsi Riau santai-santai aja soal penanganan kabut asap," ungkap Nofitra salah satu mahasiswa di Pekanbaru.
Hal yang sama disampaikan Riyan warga Jalan Ketitiran RT04/6 Kelurahan Kp Melayu, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru.
Dia mengatakan kabut asap bagi Riau ini sudah menjadi bencana tahunan mustinya bisa diantisipasi jangan hanya terpaku.
Karena, kata dia, bencana kabut asap tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tapi sudah mulai mengancam kesehatan warga.
"Bayangkan kabut asap sudah masuk ke dalam rumah. Bagaimana warga mau beraktivitas untuk bernapas saja sudah sulit. Kalau dibiarkan, ini mengkhawatirkan sekali. Bisa tambah parah sakitnya, radang paru dan juga bisa keracunan oksigen," jelasnya.
Karenanya Pemprov Riau diminta segera bertindak nyata untuk mengatasi bencana ini.
Sementara itu pantauan di lapangan dari pagi hingga siang, Kota Pekanbaru dan sekitarnya diselimuti asap tebal. Bangunan mulai terlihat samar-samar akibat tertutup kabut asap.
Sementara alat pendetiksi udara menunjukan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukan tidak sehat akibat kabut asap ini.
Dinas Kesehatan Riau juga telah mengimbau agar masyarakat mengunakan masker apabila terpaksa ke luar rumah.
"Nafas saya mulai sesak napas jika menghirup udara saat ini. Setiap hari kabut asap semakin tebal saja," kata Chery salah satu pengusaha foto keliling di Pekanbaru, Riau, Kamis (18/9/2014).
Selain sesak nafas, warga juga mulai mengeluhkan mata perih ketika beraktivitas di luar rumah karena kabut asap.
"Saat ini mata sangat pedih jika terkena kabut asap. Jarak pandang juga sudah terbatas. Saya heran sampai saat seperti Pemerintah Provinsi Riau santai-santai aja soal penanganan kabut asap," ungkap Nofitra salah satu mahasiswa di Pekanbaru.
Hal yang sama disampaikan Riyan warga Jalan Ketitiran RT04/6 Kelurahan Kp Melayu, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru.
Dia mengatakan kabut asap bagi Riau ini sudah menjadi bencana tahunan mustinya bisa diantisipasi jangan hanya terpaku.
Karena, kata dia, bencana kabut asap tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tapi sudah mulai mengancam kesehatan warga.
"Bayangkan kabut asap sudah masuk ke dalam rumah. Bagaimana warga mau beraktivitas untuk bernapas saja sudah sulit. Kalau dibiarkan, ini mengkhawatirkan sekali. Bisa tambah parah sakitnya, radang paru dan juga bisa keracunan oksigen," jelasnya.
Karenanya Pemprov Riau diminta segera bertindak nyata untuk mengatasi bencana ini.
Sementara itu pantauan di lapangan dari pagi hingga siang, Kota Pekanbaru dan sekitarnya diselimuti asap tebal. Bangunan mulai terlihat samar-samar akibat tertutup kabut asap.
Sementara alat pendetiksi udara menunjukan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukan tidak sehat akibat kabut asap ini.
Dinas Kesehatan Riau juga telah mengimbau agar masyarakat mengunakan masker apabila terpaksa ke luar rumah.
(sms)