Sebelum Disiram Air Keras, Desi Punya Firasat Buruk
A
A
A
PEKALONGAN - Desi Saraswati (19) wanita yang wajahnya disiram air keras mengaku telah mendapat firasat sebelum penyiraman air keras di wajahnya.
Anak pertama dari dua bersaudara itu juga meyakini bahwa pelaku penyiraman air keras terhadap dirinya adalah sang mantan yang berinisial M.
"Jumat malam 12 September ada cewek ke rumah ngakunya bernama Susi sepupu mbak Eva teman saya kerja dulu di salon dulu, ngasih roti katanya syukuran mbak Eva. Tapi saya nggak kenal. Kemudian Susi itu ngotot minta diantarkan ke rumah teman saya yang lain bernama Sri, yang kebetulan sekampung. Saya bilang tetap tidak bisa, karena firasat saya nggak enak. Nggak lama kemudian saya dengar dari teman saya, Susi itu ngobrol di dekat gang rumah saya dengan mantan saya itu. Kalau saya keluar, kejadian disiram air keras mungkin sudah Jumat malam itu, nggak Sabtu malamnya," paparnya.
Selain itu, sebelumnya dia juga sering mendapat ancaman dari sang mantan setelah keduanya tidak lagi menjalin hubungan.
"Setelah putus sering SMS kata-kata kotor ke saya. Memang kalau tindakan kasar selama pacaran tidak pernah," akunya.
Meski begitu, Desi mengaku tidak dendam kepada mantan pacarnya itu. Namun dia berharap sang mantan segera ditangkap oleh pihak kepolisian. "Nggak dendam, cuma kalau bisa segera ditangkap, biar hidup saya tenang," ujarnya.
Hal senada dikatakan Dasmari, sang ayah. Sebab selama ini hidup keluarganya terancam. Dia juga berharap pelaku bisa mendapatkan hukuman maksimal.
"Harus dihukum maksimal. Dari cerita anak saya itu (korban) kan sudah kelihatan kalau banyak persekongkolan dan direncanakan," tandasnya.
Sementara Direktur RS Budi Rahayu Kota Pekalongan, dr RA Priyowidiyanto, mengatakan, saat ini tim medis masih menangani penyembuhan luka bakar korban. Pihaknya juga masih menunggu perkembangan pemeriksaan terhadap korban.
"Tim medis masih menangani penyembuhan luka bakar korban. Terkait sejauh mana kerusakan kulit wajah korban, kami masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut," katanya.
Dia menambahkan, saat ini korban dalam perawatan intensif dokter bedah dan tim medis setempat.
"Sementara belum diperlukan rujukan dan ditangani oleh dokter bedah serta tim medis kami. Kalau memang ada hal-hal alat atau dokter yang tidak kami miliki terkait penanganan korban, otomatis akan kita rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih untuk itu," tandasnya.
Anak pertama dari dua bersaudara itu juga meyakini bahwa pelaku penyiraman air keras terhadap dirinya adalah sang mantan yang berinisial M.
"Jumat malam 12 September ada cewek ke rumah ngakunya bernama Susi sepupu mbak Eva teman saya kerja dulu di salon dulu, ngasih roti katanya syukuran mbak Eva. Tapi saya nggak kenal. Kemudian Susi itu ngotot minta diantarkan ke rumah teman saya yang lain bernama Sri, yang kebetulan sekampung. Saya bilang tetap tidak bisa, karena firasat saya nggak enak. Nggak lama kemudian saya dengar dari teman saya, Susi itu ngobrol di dekat gang rumah saya dengan mantan saya itu. Kalau saya keluar, kejadian disiram air keras mungkin sudah Jumat malam itu, nggak Sabtu malamnya," paparnya.
Selain itu, sebelumnya dia juga sering mendapat ancaman dari sang mantan setelah keduanya tidak lagi menjalin hubungan.
"Setelah putus sering SMS kata-kata kotor ke saya. Memang kalau tindakan kasar selama pacaran tidak pernah," akunya.
Meski begitu, Desi mengaku tidak dendam kepada mantan pacarnya itu. Namun dia berharap sang mantan segera ditangkap oleh pihak kepolisian. "Nggak dendam, cuma kalau bisa segera ditangkap, biar hidup saya tenang," ujarnya.
Hal senada dikatakan Dasmari, sang ayah. Sebab selama ini hidup keluarganya terancam. Dia juga berharap pelaku bisa mendapatkan hukuman maksimal.
"Harus dihukum maksimal. Dari cerita anak saya itu (korban) kan sudah kelihatan kalau banyak persekongkolan dan direncanakan," tandasnya.
Sementara Direktur RS Budi Rahayu Kota Pekalongan, dr RA Priyowidiyanto, mengatakan, saat ini tim medis masih menangani penyembuhan luka bakar korban. Pihaknya juga masih menunggu perkembangan pemeriksaan terhadap korban.
"Tim medis masih menangani penyembuhan luka bakar korban. Terkait sejauh mana kerusakan kulit wajah korban, kami masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut," katanya.
Dia menambahkan, saat ini korban dalam perawatan intensif dokter bedah dan tim medis setempat.
"Sementara belum diperlukan rujukan dan ditangani oleh dokter bedah serta tim medis kami. Kalau memang ada hal-hal alat atau dokter yang tidak kami miliki terkait penanganan korban, otomatis akan kita rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih untuk itu," tandasnya.
(sms)