Nabung 14 Tahun, Janda Penjual Mie Naik Haji
A
A
A
MANADO - Seorang janda yang berprofesi sebagai penjual mie naik haji, setelah 14 tahun menabung dari 2000, di Kota Manado, Sulawesi Utara. Uang tabungan itu ditambah dengan warisan mertua, setelah suaminya meninggal.
Saat ditemui wartawan, dia mengaku bahagia, karena di tahun 2014 ini bisa melaksanakan niatnya untuk berangkat haji. Niat penjual mie cakalang naik haji itu sudah ditanamkannya sejak sang suami masih hidup.
Penjual mie cikalang naik haji ini adalah Neni Sulaiman. Saat ini, dia tercatat sebagai calon jamaah haji asal Kelurahan Lawangirung, Kota Manado, Sulawesi Utara. Usahanya yang keras ini patut diacungkan jempol.
Wajahnya tampak bahagia saat berada di Masjid Awwabyn, Lawangirung, ketika akan dilepas untuk berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan Rukun Islam Kelima.
Satu persatu keluarga disalaminya, mohon doa keselamatan selama menjalankan ibadah haji. Sambil memegeng koper, penjual mie naik haji ini tersenyum bahagia, dan meneteskan air mata.
Dia tidak pernah menyangka, usahanya menjual mie cakalang di basement Mesjid Raya Ahmad Yani, Kota Manado, bisa mewujudkan cita-citanya untuk berangkat haji.
Penjual mie naik haji ini berkisah, dia bersama suami sudah mulai menyisihkan keuntungan usaha menjual mie sejak tahun 2000. Namun saat uang tabungan yang disimpan Neni belum cukup, sang suami lebih dulu dijemput sang khalik pada tahun 2007.
Akhirnya, untuk menyambung hidup dan membesarkan ketiga anaknya, Neni kembali berjualan mie cakalang. Pada tahun 2010, niat Neni untuk naik haji semakin besar. Kemudian dia berangkat ke Gorontalo, untuk bertemu mertuanya.
Tidak disangka, dari mertuanya itu Neni mendapat warisan sebesar Rp60 juta, dan warisan tersebut dibagi kepada tiga anaknya masing–masing Rp15 juta dan sisanya dipakai untuk daftar haji.
Lagi-laginya, dirinya tidak menyangka langsung mendapat daftar tunggu empat tahun, sehingga baru tahun 2014 ini dia bisa ke langsung ke Tanah Suci Mekah.
Semoga kisah penjual mie naik haji ini bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca sekalian. Hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa ini adalah kerja apapun bisa menghasilkan asalkan tekun, rajin menabung, dan niat yang kuat.
Saat ditemui wartawan, dia mengaku bahagia, karena di tahun 2014 ini bisa melaksanakan niatnya untuk berangkat haji. Niat penjual mie cakalang naik haji itu sudah ditanamkannya sejak sang suami masih hidup.
Penjual mie cikalang naik haji ini adalah Neni Sulaiman. Saat ini, dia tercatat sebagai calon jamaah haji asal Kelurahan Lawangirung, Kota Manado, Sulawesi Utara. Usahanya yang keras ini patut diacungkan jempol.
Wajahnya tampak bahagia saat berada di Masjid Awwabyn, Lawangirung, ketika akan dilepas untuk berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan Rukun Islam Kelima.
Satu persatu keluarga disalaminya, mohon doa keselamatan selama menjalankan ibadah haji. Sambil memegeng koper, penjual mie naik haji ini tersenyum bahagia, dan meneteskan air mata.
Dia tidak pernah menyangka, usahanya menjual mie cakalang di basement Mesjid Raya Ahmad Yani, Kota Manado, bisa mewujudkan cita-citanya untuk berangkat haji.
Penjual mie naik haji ini berkisah, dia bersama suami sudah mulai menyisihkan keuntungan usaha menjual mie sejak tahun 2000. Namun saat uang tabungan yang disimpan Neni belum cukup, sang suami lebih dulu dijemput sang khalik pada tahun 2007.
Akhirnya, untuk menyambung hidup dan membesarkan ketiga anaknya, Neni kembali berjualan mie cakalang. Pada tahun 2010, niat Neni untuk naik haji semakin besar. Kemudian dia berangkat ke Gorontalo, untuk bertemu mertuanya.
Tidak disangka, dari mertuanya itu Neni mendapat warisan sebesar Rp60 juta, dan warisan tersebut dibagi kepada tiga anaknya masing–masing Rp15 juta dan sisanya dipakai untuk daftar haji.
Lagi-laginya, dirinya tidak menyangka langsung mendapat daftar tunggu empat tahun, sehingga baru tahun 2014 ini dia bisa ke langsung ke Tanah Suci Mekah.
Semoga kisah penjual mie naik haji ini bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca sekalian. Hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa ini adalah kerja apapun bisa menghasilkan asalkan tekun, rajin menabung, dan niat yang kuat.
(san)