30 Desa di Jepara Krisis Air Bersih
A
A
A
JEPARA - Sebanyak 30 desa di sejumlah kecamatan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih. Diperkirakan ada banyak desa lainnya yang juga mengalami bencana serupa seiring panjangnya musim kemarau tahun ini.
Kecamatan yang wilayahnya mengalami krisis air bersih seperti Kedung, Nalumsari, Mayong, Batealit, Pecangaan, Bangsri dan Mlonggo.
Di Kecamatan Kedung, desa yang mengalami krisis air bersih seperti Karangaji, Kedung Malang, Surodadi dan Panggung. Sedang Kecamatan Pecangaan seperti Desa Kaliombo. Lalu, krisis air bersih di Kecamatan Mayong terjadi di Desa Rajekwesi.
Di Kecamatan Nalumsari, krisis air bersih melanda Desa Tunggul Pandean. Sementara, di Kecamatan Mlonggo krisis air bersih terjadi di Desa Suwawal Barat, Desa Suwawal Timur, Desa Sinanggul, dan Desa Karanggondang.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara Lulus Suprayetno mengatakan, krisis air bersih di Kota Ukir sudah berlangsung sejak Agustus lalu. Seiring waktu, krisis air bersih terus meluas. Jumlah desa yang mengalami krisis air bersih juga terus bertambah.
"Ini data dari masyarakat yang masuk ke BPBD. Bisa jadi ada juga yang belum melaporkan kondisinya karena krisis air bersih belum parah," kata Lulus, Selasa (16/9/2014).
Berdasar data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini diperkirakan berlangsung hingga pertengahan Desember 2014. Berpijak dari itu, Lulus memperkirakan jumlah desa yang mengalami krisis air bersih bertambah. "Termasuk jumlah kecamatannya juga berubah."
Lulus berharap seluruh elemen masyarakat tetap waspada seiring panjangnya musim kemarau tahun ini. Salah satu bentuk kewaspadaan yakni dengan menghemat penggunaan air. Langkah penghematan tersebut sekaligus juga berarti menekan biaya pemakaian air baik yang bersumber dari PDAM, air bawah tanah, dan lain sebagainya.
"Jangan sampai air dibuang percuma. Nanti kalau sudah krisis air jadi susah."
Kecamatan yang wilayahnya mengalami krisis air bersih seperti Kedung, Nalumsari, Mayong, Batealit, Pecangaan, Bangsri dan Mlonggo.
Di Kecamatan Kedung, desa yang mengalami krisis air bersih seperti Karangaji, Kedung Malang, Surodadi dan Panggung. Sedang Kecamatan Pecangaan seperti Desa Kaliombo. Lalu, krisis air bersih di Kecamatan Mayong terjadi di Desa Rajekwesi.
Di Kecamatan Nalumsari, krisis air bersih melanda Desa Tunggul Pandean. Sementara, di Kecamatan Mlonggo krisis air bersih terjadi di Desa Suwawal Barat, Desa Suwawal Timur, Desa Sinanggul, dan Desa Karanggondang.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara Lulus Suprayetno mengatakan, krisis air bersih di Kota Ukir sudah berlangsung sejak Agustus lalu. Seiring waktu, krisis air bersih terus meluas. Jumlah desa yang mengalami krisis air bersih juga terus bertambah.
"Ini data dari masyarakat yang masuk ke BPBD. Bisa jadi ada juga yang belum melaporkan kondisinya karena krisis air bersih belum parah," kata Lulus, Selasa (16/9/2014).
Berdasar data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini diperkirakan berlangsung hingga pertengahan Desember 2014. Berpijak dari itu, Lulus memperkirakan jumlah desa yang mengalami krisis air bersih bertambah. "Termasuk jumlah kecamatannya juga berubah."
Lulus berharap seluruh elemen masyarakat tetap waspada seiring panjangnya musim kemarau tahun ini. Salah satu bentuk kewaspadaan yakni dengan menghemat penggunaan air. Langkah penghematan tersebut sekaligus juga berarti menekan biaya pemakaian air baik yang bersumber dari PDAM, air bawah tanah, dan lain sebagainya.
"Jangan sampai air dibuang percuma. Nanti kalau sudah krisis air jadi susah."
(zik)