Warga Dilarang Berada Diradius 4 KM dari Puncak Gunung Slamet

Kamis, 11 September 2014 - 22:29 WIB
Warga Dilarang Berada...
Warga Dilarang Berada Diradius 4 KM dari Puncak Gunung Slamet
A A A
PEMALANG - Sukedi, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang Sukedi meminta warga tidak panik namun tetap waspada pasca letusan Gunung Slamet.

Dia juga menghimbau agar warga tidak beraktivitas dalam di radius 4 kilometer dari puncak kawah. "Dilarang keras beraktivitas di radius 4 kilometer itu karena berbahaya," katanya.

Menurut Sukedi di dalam perut gunung terdapat dapur magma yang selalu berproduksi. Magma yang terdesak naik ke permukaan kawah bergerak keluar melalui jalur yang berbentuk menyerupai pipa. "Ketika sampai puncak membawa material yang sangat banyak. Keluar lewat cerobong magma yang bulat sehingga keluarnya juga bulat. Seperti ketika orang merokok itu, keluar asapnya bisa bulat," terang Sukedi.

Sebelumnya, letusan Gunung Slamet terlihat melingkar menyerupai cincin, tadi siang. Awalnya gunung yang berada di perbatasan lima kabupaten di Jawa Tengah itu mengeluarkan dentuman cukup keras satu kali.

"Selang beberapa detik kemudian, keluar asap putih tebal yang membumbung setinggi ratusan meter. Hembusan asap itu meninggalkan lingkaran asap menyerupi cincin," ujar Fahrurozi, warga Desa Tuwel, kepada Sindonews, Kamis (11/9/2014).

Dia melanjutkan, asap unik itu bertahan hingga lima menit, sebelum pudar terbawa angin. Sejumlah warga yang melihat pemandangan unik itu segera mengabadikannya melalui kamera telepon seluler.

Terkait terus terjadinya letusan abu dan asap tersebut, Sukedi menghimbau warga tidak panik namun tetap waspada dan tidak beraktivitas di radius 4 kilometer dari puncak kawah. "Dilarang keras beraktivitas di radius 4 kilometer itu karena berbahay," imbuhnya.
(ilo)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2861 seconds (0.1#10.140)