Sawah Rusak akibat Serangan Tikus di Garut Capai 2.391 Ha

Rabu, 10 September 2014 - 11:34 WIB
Sawah Rusak akibat Serangan...
Sawah Rusak akibat Serangan Tikus di Garut Capai 2.391 Ha
A A A
GARUT - Lahan sawah di seluruh Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang mengalami kerusakan akibat diserang hama tikus mencapai 2.391 hektare (Ha).

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Garut Tatang Hidayat mengatakan, serangan hama binatang pengerat ini terjadi merata di 42 kecamatan Kabupaten Garut.

“Serangan tikus sudah terjadi sejak awal 2014 hingga September ini. Semua merata terjadi di seluruh kecamatan, dengan total luas sekitar 2.391 ha,” kata Tatang saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (10/9/2014).

Paling parah, sambung Tatang, kerusakan lahan terjadi di Kecamatan Leuwigoong, Karangpawitan, Sukawening, Pangatikan, Selaawi, Cisurupan, dan Bayongbong. Tingkat keparahan tersebut disebabkan oleh sangat luasnya dampak kerusakan akibat serangan tikus.

“Kami masih menghitung total nominal kerugian akibat serangan tikus ini,” ujarnya.
Menurutnya, para petani dan Dinas TPH telah berupaya keras menanggulangi serangan hama dengan berbagai cara.

Beberapa diantaranya adalah dengan melakukan memasangi racun, mengasapi lobang yang diduga menjadi sarang tikus, hingga perburuan tikus bersama-sama.

“Akan tetapi rupanya cara-cara yang sudah ditempuh belum efektif memberantas tikus. Namun setidaknya cara yang sudah ditempuh telah menekan tingkat populasinya,” ujar dia.

Dia menyebut, dalam satu tahun satu pasang hewan tikus di Garut dapat berkembang menjadi 2.048 ekor. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri jika jumlah populasi tikus di seluruh areal pertanian wilayah Garut bisa mencapai ratusan ribu ekor.

“Makanya, jika para petani di salah satu lahan mengutarakan telah melihat ribuan ekor tikus pada malam hari, itu memang benar adanya. Faktanya, satu pasang tikus mampu berkembang biak menjadi 2.048 ekor dalam jangka waktu tertentu. Jumlahnya bisa sangat banyak sekali,” paparnya.

Pada 2014 ini, Dinas TPH Garut sendiri telah menyiapkan bantuan bibit benih bagi para petani yang tanaman padinya mengalami kerusakan akibat serangan tikus. Pihaknya, sudah mengalokasikan bibit benih pengganti sebanyak 20 ton.

“Namun karena intensitas serangan hama tikus sangat tinggi, penyerapan terhadap bibit benih pengganti ini juga besar. Sekarang, stok bibit benih pengganti yang ada di kami hanya tinggal tersisa satu ton,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, serangan hama tikus di Kampung Singkur, Desa Karanganyar, Kecamatan Leuwigoong, telah membuat resah para petani.

Para petani cemas karena serangan hama ini telah menurunkan tingkat produksi padi di setiap musim panen.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2726 seconds (0.1#10.140)