Buang Risma, PDIP Bakal Rugi Besar

Kamis, 04 September 2014 - 11:56 WIB
Buang Risma, PDIP Bakal Rugi Besar
Buang Risma, PDIP Bakal Rugi Besar
A A A
SURABAYA - Sikap politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang tidak akan mengusung Tri Rismaharini di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya tahun 2015 dinilai satu kemunduran. Sebab, hingga kini Risma masih memiliki tingkat elektabilitas yang cukup tinggi.

Pengamat Politik dari Lembaga Konsulan Poliik dan SDM Bangun Indonesia Agus Mahfudz Fauzi mengatakan, selain faktor incumbent, Risma memiliki banyak prestasi yang diraih selama memimpin Kota Surabaya.

"PDIP rugi besar jika tidak mengusung Risma dalam pilwali mendatang. Ibaratnya, Risma berangkat dari partai manapun bisa terpilih, meski dibuang dari PDIP," kata Agus, kepada wartawan, Kamis (4/9/2014).

Dia menilai, selama menjabat wali kota, antara Risma dan PDIP terjadi kebuntuan komunikasi politik. Sehingga terlihat ketidaksinkronan dengan para petinggi-petinggi PDIP Surabaya dan Jawa Timur.

Kata Agus, pada tahun 2010 lalu, Risma diusung PDIP yakni menempatkan Bambang DH sebagai Wakil Wali Kota, meski sebelumnya telah menjabat wali kota dua priode.

"Dan setelah menjabat, Risma menempatkan bukan sebagai milik PDIP, tapi menjadi milik Surabaya. Yang artinya, bisa menjadi milik seluruh partai. Kemudian ada kebuntuan komunikasi politik. Ini yang menjadi penyebab PDIP ogah mengusung Risma lagi," ujarnya.

Kebuntuan itu bisa dipecahkan ketika PDIP dan Risma melakukan kontrak politik yang jelas. Apa saja yang terjadi di periode sebelumnya bisa diselesaikan. "Dalam kontrak politik itu, Risma dan PDIP saling menurunkan ego-nya. Itu bisa terjadi," ujarnya.

Agus juga mengatakan, jika dalam pilwali nanti Risma tidak mendapatkan partai, maka jalur independen pilihan. Hal itu terlihat dari dukungan warga Surabaya terhadap Wali Kota Perempuan ini. Antusias masyarakat dalam memilih Risma bukan karena partai di belakangnya, melainkan sosok individunya.

Contohnya, kata Agus, dalam peristiwa penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, Risma tidak menggunakan atribut partai melainkan secara personal.

"Contohnya penutupan Dolly itu, yang muncul adalah individunya. Penghormatan warga Surabaya sangat besar. Di atas kertas sampai saat ini Risma masih cukup bagus. Bahkan, sangat memungkinkan bisa maju melalui jalur independen jika tidak dapat partai," jelas mantan Komisioner KPU Jawa Timur ini.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5871 seconds (0.1#10.140)