Bolos Salat Dhuha, 3 Anak Panti Asuhan Disambar KA
A
A
A
PEKALONGAN - Nahas dialami tiga anak penghuni Panti Asuhan Ar Rachman, Yayasan Hanifatul Abbas, Kelurahan Bener, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Ketiganya pada Senin pagi (1/9/2014) tewas tersambar kereta barang saat sedang nongkrong di rel kereta api desa setempat, sambil mendengarkan music box.
Tiga korban yakni Nasrul Solikhin (15) warga Desa Rembun, Kecamatan Sragi, Pekalongan; Susanto (16) warga Desa Karangjati, Wiradesa, Pekalongan, dan Sobirin (16) warga Desa Karangtengah, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang.
”Ketiganya merupakan siswa SMP, Susanto dan Nasrul adalah siswa kelas 3, sedangkan Sobirin siswa kelas 2,” kata pengurus harian yayasan setempat bernama Mahruro (45).
Seharusnya, lanjut dia, pada jam tersebut merupakan jadwal untuk salat Dhuha bagi para anak panti maupun santri setempat. Namun saat itu diketahui tiga dari 29 anak panti tersebut sedang tidak ada di panti.
”Jadwal kami kan setelah subuh jamaah, hafalan Quran, mandi, sarapan, persiapan sekolah. Kita kumpul sekitar jam 06.55 WIB untuk salat Dhuha, kan wajib bagi anak-anak sini panti. Kemudian sekolah jam 07.00 WIB. Tiga anak itu sudah mandi tapi tidak terlihat saat Dhuha, jumlah anak panti jadi saya juga sempat ke anak-anak yang lain, tapi tidak ada yang tahu,” timpalnya.
Sekitar 30 menit kemudian, dirinya mendapat kabar dari warga setempat, bahwa ada tiga korban meninggal tertabrak KA di bawah jembatan kereta api Desa Bener.
Bagai disambar gledek di pagi hari, ketiga korban tersebut ternyata adalah anak-anak penghuni panti yang dicarinya.
”Kaget dapat kabar dari warga itu, kalau anak-anak kami ternyata yang menjadi korban tertabrak kereta,” lanjutnya.Menurutnya, baru kali ini santri tersebut tidak izin saat tidak mengikuti salat Dhuha.”Selama tinggal di panti, baru kali ini mereka tidak izin saat tidak ikut salat Dhuha,” tandasnya.
Sementara Kasat Reskrim Polres Pekalongan, AKP Sukirwanta, mengatakan ketiga santri itu tewas tertabrak kereta barang yang melaju dari arah barat (Jakarta-Semarang).
”Kejadian sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu mereka nongkrong di rel sisi selatan, dan sedang asik mendengarkan musik box dari telepon seluler dan kemungkinan juga korban sedang menghadap ke timur. Sehingga mereka tidak mendengar suara kereta yang mendekat,” katanya.
Dari olah TKP yang dilakukan petugas, ditemukan sejumlah barang bukti yakni sebuah HP, satu music box, dan sebuah bungkus rokok.
Tiga korban yakni Nasrul Solikhin (15) warga Desa Rembun, Kecamatan Sragi, Pekalongan; Susanto (16) warga Desa Karangjati, Wiradesa, Pekalongan, dan Sobirin (16) warga Desa Karangtengah, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang.
”Ketiganya merupakan siswa SMP, Susanto dan Nasrul adalah siswa kelas 3, sedangkan Sobirin siswa kelas 2,” kata pengurus harian yayasan setempat bernama Mahruro (45).
Seharusnya, lanjut dia, pada jam tersebut merupakan jadwal untuk salat Dhuha bagi para anak panti maupun santri setempat. Namun saat itu diketahui tiga dari 29 anak panti tersebut sedang tidak ada di panti.
”Jadwal kami kan setelah subuh jamaah, hafalan Quran, mandi, sarapan, persiapan sekolah. Kita kumpul sekitar jam 06.55 WIB untuk salat Dhuha, kan wajib bagi anak-anak sini panti. Kemudian sekolah jam 07.00 WIB. Tiga anak itu sudah mandi tapi tidak terlihat saat Dhuha, jumlah anak panti jadi saya juga sempat ke anak-anak yang lain, tapi tidak ada yang tahu,” timpalnya.
Sekitar 30 menit kemudian, dirinya mendapat kabar dari warga setempat, bahwa ada tiga korban meninggal tertabrak KA di bawah jembatan kereta api Desa Bener.
Bagai disambar gledek di pagi hari, ketiga korban tersebut ternyata adalah anak-anak penghuni panti yang dicarinya.
”Kaget dapat kabar dari warga itu, kalau anak-anak kami ternyata yang menjadi korban tertabrak kereta,” lanjutnya.Menurutnya, baru kali ini santri tersebut tidak izin saat tidak mengikuti salat Dhuha.”Selama tinggal di panti, baru kali ini mereka tidak izin saat tidak ikut salat Dhuha,” tandasnya.
Sementara Kasat Reskrim Polres Pekalongan, AKP Sukirwanta, mengatakan ketiga santri itu tewas tertabrak kereta barang yang melaju dari arah barat (Jakarta-Semarang).
”Kejadian sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu mereka nongkrong di rel sisi selatan, dan sedang asik mendengarkan musik box dari telepon seluler dan kemungkinan juga korban sedang menghadap ke timur. Sehingga mereka tidak mendengar suara kereta yang mendekat,” katanya.
Dari olah TKP yang dilakukan petugas, ditemukan sejumlah barang bukti yakni sebuah HP, satu music box, dan sebuah bungkus rokok.
(sms)