Mahasiswa Manado Tewas Ditembak Polisi saat Bentrok Warga
A
A
A
MANADO - Seorang mahasiswa Manado tewas setelah terkena tembakan polisi saat terjadi bentrok antara warga Kelurahan Sindulang 2 dengan Kampung Cenderela, Manado, Sulawesi Utara, pada Minggu pagi (31/8/2014).
Kapolresta Manado Kombes Sunarto mengatakan peristiwa tersebut terjadi saat tawuran antar warga berlangsung. Di mana anggota Polresta Manado langsung turun ke lokasi untuk membubarkan aksi tawuran antarkedua kampung tersebut.
Namun saat itu polisi diserang dengan mengunakan batu dan bom Molotov. Setelah diberikan peringatan namun mereka tetap melakukan penyerangan sehingga akhirnya petugas mengambil tindakan tegas dan terjadi penembakan yang menyebabkan seorang mahasiswa Manado tewas karena ditembak polisi.
Sunarto menegaskan tawuran ini sudah sering terjadi dan Pemkot Manado bersama-sama pihak kepolisian sudah melakukan pertemuan antara dua kubu yang bertikai namun tetap juga terjadi. “Tawuran ini diakibatkan pesta miras, ” kata Sunarto.
Hingga kini, kata dia, polisi masih berjaga-jaga di tempat kejadian, karena ada mahasiswa Manado yang tewas karena ditembak polisi. “Takutnya akan ada penyerangan pada malam nanti, “ timpal Sunarto.
Sementara itu, jasad Jenry Yanto Lalala (26) mahasiswa semester akhir di Universitas Pembangunan Manado ini telah bawa keluarganya ke rumah setelah dibersihkan di kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Manado, pada Minggu siang (31/8/2014).
Isak tangis pecah saat korban akan dimasukkan ke dalam peti mati. Ibu korban Yul Balaati tak tahan melihat anaknya yang sudah terbujur kaku karena ditembak polisi. Pasalnya korban tewas merupakan mahasiswa semester akhir di salah satu universitas di Manado yang baru menyelesaikan kuliah kerja nyata (KKN).
Menurut Yul kejadiannya berawal saat terjadi tawuran antara warga Kelurahan Sindulang 2 dengan Kampung Cenderela. Polisi yang datang ke lokasi hendak memecah konsentarasi kedua kubu yang bertikai, tiba-tiba diserang dengan mengunakan batu dan bom Molotov.
Selain itu ada juga warga mengunakan parang sehingga polisi memberikan tembakan peringatan dengan menembak gas air mata.
Namun massa tetap beringas sehingga satu anggota polisi kena bacok parang. Karena situasi sudah terancam polisi langsung menembak sehingga anaknya yang berstatus mahasiswa Manado tewas akibat ditembak polisi.
“Anak saya yang saat itu berada di lokasi langsung jatuh jatuh. Kemudian polisi langsung membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara. Namun saat tiba Jenry meninggal dunia dengan luka tembak di bagian bawah pusar hingga tembus ke pantat, “ tandasnya.
Kapolresta Manado Kombes Sunarto mengatakan peristiwa tersebut terjadi saat tawuran antar warga berlangsung. Di mana anggota Polresta Manado langsung turun ke lokasi untuk membubarkan aksi tawuran antarkedua kampung tersebut.
Namun saat itu polisi diserang dengan mengunakan batu dan bom Molotov. Setelah diberikan peringatan namun mereka tetap melakukan penyerangan sehingga akhirnya petugas mengambil tindakan tegas dan terjadi penembakan yang menyebabkan seorang mahasiswa Manado tewas karena ditembak polisi.
Sunarto menegaskan tawuran ini sudah sering terjadi dan Pemkot Manado bersama-sama pihak kepolisian sudah melakukan pertemuan antara dua kubu yang bertikai namun tetap juga terjadi. “Tawuran ini diakibatkan pesta miras, ” kata Sunarto.
Hingga kini, kata dia, polisi masih berjaga-jaga di tempat kejadian, karena ada mahasiswa Manado yang tewas karena ditembak polisi. “Takutnya akan ada penyerangan pada malam nanti, “ timpal Sunarto.
Sementara itu, jasad Jenry Yanto Lalala (26) mahasiswa semester akhir di Universitas Pembangunan Manado ini telah bawa keluarganya ke rumah setelah dibersihkan di kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Manado, pada Minggu siang (31/8/2014).
Isak tangis pecah saat korban akan dimasukkan ke dalam peti mati. Ibu korban Yul Balaati tak tahan melihat anaknya yang sudah terbujur kaku karena ditembak polisi. Pasalnya korban tewas merupakan mahasiswa semester akhir di salah satu universitas di Manado yang baru menyelesaikan kuliah kerja nyata (KKN).
Menurut Yul kejadiannya berawal saat terjadi tawuran antara warga Kelurahan Sindulang 2 dengan Kampung Cenderela. Polisi yang datang ke lokasi hendak memecah konsentarasi kedua kubu yang bertikai, tiba-tiba diserang dengan mengunakan batu dan bom Molotov.
Selain itu ada juga warga mengunakan parang sehingga polisi memberikan tembakan peringatan dengan menembak gas air mata.
Namun massa tetap beringas sehingga satu anggota polisi kena bacok parang. Karena situasi sudah terancam polisi langsung menembak sehingga anaknya yang berstatus mahasiswa Manado tewas akibat ditembak polisi.
“Anak saya yang saat itu berada di lokasi langsung jatuh jatuh. Kemudian polisi langsung membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara. Namun saat tiba Jenry meninggal dunia dengan luka tembak di bagian bawah pusar hingga tembus ke pantat, “ tandasnya.
(sms)