Gorong-gorong di Sedayu Retak Akibat Truk Tonase Besar
A
A
A
BANTUL - Gorong gorong di jalan utama Yogya-Wates Km 11, tepatnya di sebelah barat perempatan Sedayu, retak sejak pekan lalu. Hal tersebut tentu saja membahayakan kendaraan yang melintas di atasnya. Beban tonase yang begitu besar menyusul banyaknya pengalihan angkutan barang sejak Jembatan Comal ditutup dituding menjadi penyebabnya.
Humas Polsek Sedayu Ipda Agus Supraja mengungkapkan, sejak Jembatan Comal bermasalah, memang banyak kendaraaan bertonase besar melintas di Jalan Wates. Karena beban yang begitu berat, beton untuk gorong-gorong tak kuat menahannya akibat volume kendaraan berat cukup banyak.
"Hampir setiap menit puluhan kendaraan besar lewat. Wajar jika itu retak," ujarnya, Sabtu (30/8/2014).
Gorong-gorong yang retak berada di sisi sebelah selatan jalan, sehingga semua kendaraan harus diarahkan ke sisi utara. Sejumlah petugas disiagakan Kapolsek Sedayu Kompol Darwis untuk mengatur arus lalu lintas secara manual hingga perbaikan selesai dilakukan.
Agus menambahkan, seluruh kendaraan muatan berat dari arah Yogyakarta maupun Wates diarahkan melewati sebelah jalan sisi utara, agar gorong-gorong yang telah retak tidak ambles dan membahayakan kendaraan yang lewat di atasnya.
"Keretakan tersebut sudah dilaporkan ke pihak Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga bersama Pengawas Jalan Nasional D," jelas Kompol Darwis.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Bantul Suwito mengatakan, banyaknya truk tronton yang melewati jalur selatan akan membahayakan kondisi jalan di kawasan ini. Jika berlangsung terus-menerus, dikhawatirkan jalan tersebut tidak kuat menahan beban di atasnya.
"Seperti di Sedayu, keretakan sudah terjadi," kata Suwito.
Memang, jika arus truk bertonase besar berlangsung terus-menerus maka secara umum akan membahayakan kondisi jalan di kawasan Bantul. Pasalnya, kekuatan jalan di jalur selatan tidak sekuat jalur utara. Tak hanya jalan, beberapa jembatan yang berada di jalur selatan juga terancam ambles.
Secara keseluruhan, untuk sementara ini, kondisi jalan masih aman untuk dilintasi angkutan barang bermuatan besar tersebut. Meski demikian, ia meminta pihak berwenang agar segera memperhatikan keamanan kondisi jalan di kawasan Bantul. "Kalau terus-menerus dalam jangka panjang tentu tidak aman."
Pemerintah daerah kini terus berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan DIY untuk memastikan keamanan jalan di jalur selatan. Setahu dia, Pemerintah DIY harus mengajukan pemeliharaan jalan nasional ke pemerintah pusat menyusul peningkatan lalu lintas truk tronton di jalur selatan.
Humas Polsek Sedayu Ipda Agus Supraja mengungkapkan, sejak Jembatan Comal bermasalah, memang banyak kendaraaan bertonase besar melintas di Jalan Wates. Karena beban yang begitu berat, beton untuk gorong-gorong tak kuat menahannya akibat volume kendaraan berat cukup banyak.
"Hampir setiap menit puluhan kendaraan besar lewat. Wajar jika itu retak," ujarnya, Sabtu (30/8/2014).
Gorong-gorong yang retak berada di sisi sebelah selatan jalan, sehingga semua kendaraan harus diarahkan ke sisi utara. Sejumlah petugas disiagakan Kapolsek Sedayu Kompol Darwis untuk mengatur arus lalu lintas secara manual hingga perbaikan selesai dilakukan.
Agus menambahkan, seluruh kendaraan muatan berat dari arah Yogyakarta maupun Wates diarahkan melewati sebelah jalan sisi utara, agar gorong-gorong yang telah retak tidak ambles dan membahayakan kendaraan yang lewat di atasnya.
"Keretakan tersebut sudah dilaporkan ke pihak Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga bersama Pengawas Jalan Nasional D," jelas Kompol Darwis.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Bantul Suwito mengatakan, banyaknya truk tronton yang melewati jalur selatan akan membahayakan kondisi jalan di kawasan ini. Jika berlangsung terus-menerus, dikhawatirkan jalan tersebut tidak kuat menahan beban di atasnya.
"Seperti di Sedayu, keretakan sudah terjadi," kata Suwito.
Memang, jika arus truk bertonase besar berlangsung terus-menerus maka secara umum akan membahayakan kondisi jalan di kawasan Bantul. Pasalnya, kekuatan jalan di jalur selatan tidak sekuat jalur utara. Tak hanya jalan, beberapa jembatan yang berada di jalur selatan juga terancam ambles.
Secara keseluruhan, untuk sementara ini, kondisi jalan masih aman untuk dilintasi angkutan barang bermuatan besar tersebut. Meski demikian, ia meminta pihak berwenang agar segera memperhatikan keamanan kondisi jalan di kawasan Bantul. "Kalau terus-menerus dalam jangka panjang tentu tidak aman."
Pemerintah daerah kini terus berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan DIY untuk memastikan keamanan jalan di jalur selatan. Setahu dia, Pemerintah DIY harus mengajukan pemeliharaan jalan nasional ke pemerintah pusat menyusul peningkatan lalu lintas truk tronton di jalur selatan.
(zik)