Banjir Wajo, Petani Rugi Rp2 M
A
A
A
SENGKANG - Dinas Pertanian Wajo mengaku mengalami kerugian Rp2 miliar, akibat banjir yang merendam 3.048 hektare tanaman padi, dan jagung 888 hektare, sejak Mei 2014.
"Dari 3.048 hektare yang terendam, yang mengalami kerusakan khusus padi seluas 624 hektare, dan yang terendam 888 ha 324 hektare mengalami kerusakan," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Wajo Syahrullah, Minggu (17/8/2014).
Untuk tanaman lain yang terendam, masih relatif aman, dan saat ini sudah siap panen. Bahkan sudah ada yang panen. "Setelah dikalkulasi, kerugian ditaksir mencapai Rp2 miliar," terangnya.
Daerah yang terendam banjir merupakan daerah yang berada di Kecamatan Pesisir Danau Tempe dan aliran Sungai Walennae.
"Luas tanaman keseluruhan di 14 kecamatan, seluas 75.159 ha, yang puso 624 ha, dan luas tanam jagung 1.439 ha, tapi yang mengalami kerusakan 888 ha (puso), yang rusak seluas 324 ha," ungkapnya.
Sementara itu salah seorang petani di Kecamatan Pammana mengatakan, harga gabah di daerah tersebut terjadi, pada Mei dan Juni, sempat anjlok. Harga normal Rp3.200 dihargai Rp2.900 hingga Rp2.800 per/kg.
“Banjir datang pas mau panen, sehingga banyak gabah yang rusak terendam,” kata salah seorang Petani di Pammana La Muhammad.
Dia mengatakan, akibat banyaknya gabah yang rusak, harga gabah di daerah tersebut turun drastis, bahkan mencapai Rp2.900 hingga Rp2.800 per/kg. “Gabah yang hitam justeru ada yang lebih rendah lagi,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir di Kabupaten Wajo menerjang lima kecamatan, terdiri dari Kecamatan Pammmana, Sabbangparu, Tempe, Belawa, dan Kecamatan Tanasitolo.
Sementara itu, di Kelurahan Laelo, Kecamatan Tempe, data yang dihimpun menyebutkan, lebih 300 rumah sudah terendam banjir dengan ketinggian air sekitar satu meter lebih.
"Dari 3.048 hektare yang terendam, yang mengalami kerusakan khusus padi seluas 624 hektare, dan yang terendam 888 ha 324 hektare mengalami kerusakan," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Wajo Syahrullah, Minggu (17/8/2014).
Untuk tanaman lain yang terendam, masih relatif aman, dan saat ini sudah siap panen. Bahkan sudah ada yang panen. "Setelah dikalkulasi, kerugian ditaksir mencapai Rp2 miliar," terangnya.
Daerah yang terendam banjir merupakan daerah yang berada di Kecamatan Pesisir Danau Tempe dan aliran Sungai Walennae.
"Luas tanaman keseluruhan di 14 kecamatan, seluas 75.159 ha, yang puso 624 ha, dan luas tanam jagung 1.439 ha, tapi yang mengalami kerusakan 888 ha (puso), yang rusak seluas 324 ha," ungkapnya.
Sementara itu salah seorang petani di Kecamatan Pammana mengatakan, harga gabah di daerah tersebut terjadi, pada Mei dan Juni, sempat anjlok. Harga normal Rp3.200 dihargai Rp2.900 hingga Rp2.800 per/kg.
“Banjir datang pas mau panen, sehingga banyak gabah yang rusak terendam,” kata salah seorang Petani di Pammana La Muhammad.
Dia mengatakan, akibat banyaknya gabah yang rusak, harga gabah di daerah tersebut turun drastis, bahkan mencapai Rp2.900 hingga Rp2.800 per/kg. “Gabah yang hitam justeru ada yang lebih rendah lagi,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir di Kabupaten Wajo menerjang lima kecamatan, terdiri dari Kecamatan Pammmana, Sabbangparu, Tempe, Belawa, dan Kecamatan Tanasitolo.
Sementara itu, di Kelurahan Laelo, Kecamatan Tempe, data yang dihimpun menyebutkan, lebih 300 rumah sudah terendam banjir dengan ketinggian air sekitar satu meter lebih.
(san)