Warung Makan Rinaldi Dituduh Tampung Daging Mutilasi
A
A
A
PEKANBARU - Tersangka kasus pembunuhan disertai mutilasi berinisial MD mengaku telah menjual daging korban mutilasinya ke berbagai tempat. Salah satunya adalah warung nasi milik Rinardi, di Jalan Perempatan Bunut, Kecematan Tualang, Kabupaten Siak, Riau.
Namun pria berusia 38 tahun ini membantah tuduhan MD telah menampung daging manusia hasil mutilasi. Dia mengaku, tidak mengenal MD, dan tiga rekannya. Dia juga mengaku tidak pernah membeli daging dari MD.
"Tidak benar saya menampung daging manusia, seperti yang dibilang MD. Itu fitnah, saya tidak kenal mereka semua," bantah Rinaldi, kepada wartawan, Minggu (17/8/2014).
Dia mengaku, akibat pemberitaan kalau warung nasinya menampung daging manusia, dia mengaku penjualannya mengalami penurunan drastis. Dia menyebut, saat ini omzet penjualannya turun drastis, di bawah Rp1 juta perharinya.
"Kalau dulu sebelum ada tuduhan MD itu omzet saya perhari bisa Rp1,5 juta," ketusnya.
Dia mengaku, selama ini selalu mengambil daging sapi dari langganannya di daerah Tualang. "Saya selalu membeli di tempat pelanggan saya. Saya tidak pernah menampung daging manusia," jelasnya.
Untuk itu, dia berharap kasus ini segera selesai dan nama warung nasinya bisa kembali pulih, serta pelanggannya kembali beli kepadanya. "Saya tegaskan, saya tidak menampung daging manusia. Kami harap warga mengetahui itu," tandasnya.
Namun pria berusia 38 tahun ini membantah tuduhan MD telah menampung daging manusia hasil mutilasi. Dia mengaku, tidak mengenal MD, dan tiga rekannya. Dia juga mengaku tidak pernah membeli daging dari MD.
"Tidak benar saya menampung daging manusia, seperti yang dibilang MD. Itu fitnah, saya tidak kenal mereka semua," bantah Rinaldi, kepada wartawan, Minggu (17/8/2014).
Dia mengaku, akibat pemberitaan kalau warung nasinya menampung daging manusia, dia mengaku penjualannya mengalami penurunan drastis. Dia menyebut, saat ini omzet penjualannya turun drastis, di bawah Rp1 juta perharinya.
"Kalau dulu sebelum ada tuduhan MD itu omzet saya perhari bisa Rp1,5 juta," ketusnya.
Dia mengaku, selama ini selalu mengambil daging sapi dari langganannya di daerah Tualang. "Saya selalu membeli di tempat pelanggan saya. Saya tidak pernah menampung daging manusia," jelasnya.
Untuk itu, dia berharap kasus ini segera selesai dan nama warung nasinya bisa kembali pulih, serta pelanggannya kembali beli kepadanya. "Saya tegaskan, saya tidak menampung daging manusia. Kami harap warga mengetahui itu," tandasnya.
(san)