Meninggal di Korsel, TKI ini Belum Pernah Bertemu Anak Keduanya
A
A
A
KENDAL - Kesedihan mendalam dirasakan Sutijah (33), setelah melihat jenazah suaminya, Bambang Sugiharto (42), dibawa ke pemakaman di Kelurahan Lagenharjo. Sebab, sudah satu tahun ini dirinya tak bisa menatap wajah suaminya secara langsung, lantaran menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan.
Sutijah, warga RT 5 RW 5, Kelurahan Ngilir, Kecamatan Kendal itu bahkan tidak pernah mengira suami tercintanya itu akhirnya meninggal dunia di Korea Selatan. Sebab, beberapa hari sebelumnya, Bambang merencanakan pulang ke kampung halaman untuk menemui buah hatinya, Adzriel Abiel Alfarizky, yang masih berusia sembilan bulan. Sejak kelahiran Adzriel, Bambang memang belum sama sekali bertemu dengan buah hatinya itu.
Bambang Sugiharto kembali berangkat ke Korea Selatan pada 8 Agustus 2013 silam, setelah tiga bulan sebelumnya dia menghabiskan waktu bersama keluarga di kampung halamannya lantaran kontraknya habis.
Beberapa hari sebelum meninggal, korban sempat mengabari berencana pulang tanggal 19 Agustus mendatang. Selain ingin bertemu anaknya itu, Bambang juga hendak melihat rumah yang dibeli istrinya di daerah Kendal Asri.
"Saat mengabari, Bambang juga mengaku kangen dengan teman-teman SMP-nya dan akan menghadiri reuni di SMPN 2 Kendal. Namun ternyata takdir berkata lain dan keinginannya belum kesampaian," ujar Sutijah, seusai prosesi pemakaman, Jumat (15/8/2014).
Dia mengisahkan, tidak ada firasat apa pun sebelum suaminya meninggal. Hanya saja, beberapa waktu yang lalu, Adzriel Abiel Alfarizky, tiba-tiba terjatuh dari tempat tidur dan menangis. Padahal, saat itu dirinya berada di dekat anaknya tersebut.
"Saya sedang membuka laptop di samping anak saya, tahu-tahu anak saya itu jatuh dari tempat tidur dan menagis," ungkapnya.
Arief Fitriyanto, kakak korban menambahkan bahwa Bambang meninggal saat liburan musim panas dan tengah berkumpul dengan rekan-rekannya sesama TKI asal Kendal pada 7 Agustus 2014. Korban yang juga Ketua Paguyuban Bahurekso ini, diketahui meninggal pagi harinya yakni sekitar pukul 05.10 (waktu Korea), setelah malam sebelumnya menyiapkan makan malam bagi teman-temannya di acara kumpul-kumpul.
"Sebelumnya, malam harinya, sempat kontak dan ngobrol dengan keluarga di Kendal. Menurut teman-temannya, Bambang kejang-kejang saat hendak Salat Subuh dan langsung dibawa temannya ke rumah sakit. Namun sampai di rumah sakit nyawanya tidak tertolong," katanya.
Pihak keluarga di Kendal sendiri baru menerima kabar resmi atau kepastian dari konjen RI di Korea Selatan pada Rabu (13/8). Keluarga almarhum mengaku ikhlas dengan meninggalnya Bambang. Bahkan, keluarga menolak untuk autopsi namun ternyata hal itu ditolak oleh pihak pemerintah Korsel.
Bambang meninggalkan dua anak yakni Aditya Gilang Pratama (17) dan Adzriel Abiel Reza Alfarizky (9 bulan).
Kabid Transmigrasi, Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Kendal Supardi memastikan bahwa pihaknya akan membantu mengurusi asuransi dan sejumlah administrasi korban. "Kami akan membantu mengurus asuransi-asuransinya," tandasnya.
Sutijah, warga RT 5 RW 5, Kelurahan Ngilir, Kecamatan Kendal itu bahkan tidak pernah mengira suami tercintanya itu akhirnya meninggal dunia di Korea Selatan. Sebab, beberapa hari sebelumnya, Bambang merencanakan pulang ke kampung halaman untuk menemui buah hatinya, Adzriel Abiel Alfarizky, yang masih berusia sembilan bulan. Sejak kelahiran Adzriel, Bambang memang belum sama sekali bertemu dengan buah hatinya itu.
Bambang Sugiharto kembali berangkat ke Korea Selatan pada 8 Agustus 2013 silam, setelah tiga bulan sebelumnya dia menghabiskan waktu bersama keluarga di kampung halamannya lantaran kontraknya habis.
Beberapa hari sebelum meninggal, korban sempat mengabari berencana pulang tanggal 19 Agustus mendatang. Selain ingin bertemu anaknya itu, Bambang juga hendak melihat rumah yang dibeli istrinya di daerah Kendal Asri.
"Saat mengabari, Bambang juga mengaku kangen dengan teman-teman SMP-nya dan akan menghadiri reuni di SMPN 2 Kendal. Namun ternyata takdir berkata lain dan keinginannya belum kesampaian," ujar Sutijah, seusai prosesi pemakaman, Jumat (15/8/2014).
Dia mengisahkan, tidak ada firasat apa pun sebelum suaminya meninggal. Hanya saja, beberapa waktu yang lalu, Adzriel Abiel Alfarizky, tiba-tiba terjatuh dari tempat tidur dan menangis. Padahal, saat itu dirinya berada di dekat anaknya tersebut.
"Saya sedang membuka laptop di samping anak saya, tahu-tahu anak saya itu jatuh dari tempat tidur dan menagis," ungkapnya.
Arief Fitriyanto, kakak korban menambahkan bahwa Bambang meninggal saat liburan musim panas dan tengah berkumpul dengan rekan-rekannya sesama TKI asal Kendal pada 7 Agustus 2014. Korban yang juga Ketua Paguyuban Bahurekso ini, diketahui meninggal pagi harinya yakni sekitar pukul 05.10 (waktu Korea), setelah malam sebelumnya menyiapkan makan malam bagi teman-temannya di acara kumpul-kumpul.
"Sebelumnya, malam harinya, sempat kontak dan ngobrol dengan keluarga di Kendal. Menurut teman-temannya, Bambang kejang-kejang saat hendak Salat Subuh dan langsung dibawa temannya ke rumah sakit. Namun sampai di rumah sakit nyawanya tidak tertolong," katanya.
Pihak keluarga di Kendal sendiri baru menerima kabar resmi atau kepastian dari konjen RI di Korea Selatan pada Rabu (13/8). Keluarga almarhum mengaku ikhlas dengan meninggalnya Bambang. Bahkan, keluarga menolak untuk autopsi namun ternyata hal itu ditolak oleh pihak pemerintah Korsel.
Bambang meninggalkan dua anak yakni Aditya Gilang Pratama (17) dan Adzriel Abiel Reza Alfarizky (9 bulan).
Kabid Transmigrasi, Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Kendal Supardi memastikan bahwa pihaknya akan membantu mengurusi asuransi dan sejumlah administrasi korban. "Kami akan membantu mengurus asuransi-asuransinya," tandasnya.
(zik)