Perahu Nelayan Tersapu Ombak, 1 Tewas
A
A
A
PASURUAN - Tiupan angin yang berhembus kencang di Perairan Selat Madura membawa korban. Seorang nelayan asal Desa Pasinan, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Sonhaji, (50) tewas tenggelam setelah perahunya terbalik tersapu ombak. Sementara lima nelayan lainnya selamat dari amukan gelombang pasang.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, pada Selasa sore, enam orang nelayan asal Lekok berangkat melaut seperti yang dilakukan setiap hari.
Saat itu, tiupan angin dan ketinggian ombak cukup landai dan tidak ada tanda-tanda akan meningkat.
Namun pada saat para nelayan akan kembali pulang pada Rabu subuh (6/8/2014), angin tiba-tiba berhembus kencang yang membuat gelombang laut menjadi pasang.
"Perahu mereka terbalik diterjang gelombang pasang. Lima orang nelayan berhasil menyelamatkan diri, sedang seorang nelayan lainnya tenggelam," kata Kasat Polairud Pasuruan, AKP Harnoko.
Menurut AKP Harnoko, saat kejadian posisi perahu nelayan nahas tersebut berada di sekitar 5 mil dari Porong, Sidoarjo.
Petugas Polairud yang menerima laporan dari nelayan lainnya, segera mengevakuasi para korban.
Namun petugas yang menggunakan perahu speed boat kesulitan mengevakuasi korban, karena tingginya gelombang pasang.
Salim, salah seorang korban selamat mengungkapkan, sebelum kejadian, para nelayan ini secara bergantian menunaikan salat Subuh diatas perahu.
Beberapa saat kemudian, angin yang bertiup kencang menghempaskan perahu hingga terbalik. Enam orang nelayan inipun tercebur ke laut.
Sebelum ditemukan tewas tenggelam, korban Sonhaji sempat menyelamatkan dirinya agar mencari pegangan di perahu. Namun saat Sonhaji akan menyelamatkan diri, justu kembali terhempas gelombang setinggi 3 meter.
"Dia sempat menyelamatkan saya di tengah laut. Tapi setelah itu dia malah tenggelam," kata Salim.
Para nelayan ini baru mengetahui Sonhaji tewas, setelah ditolong perahu nelayan lain yang berada di sekitar tempat kejadian.
Korban baru ditemukan beberapa saat kemudian setelah tenggelam dan terombang-ambing diatas permukaan perairan.
AKP Harnoko mengingatkan, agar para nelayan waspada selama cuaca masih ekstrem disertai angin kencang dan ombak tinggi.
Apabila memaksakan diri untuk melaut hendaknya berada tidak terlalu jauh dari bibir pantai serta membawa peralatan keselamatan.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, pada Selasa sore, enam orang nelayan asal Lekok berangkat melaut seperti yang dilakukan setiap hari.
Saat itu, tiupan angin dan ketinggian ombak cukup landai dan tidak ada tanda-tanda akan meningkat.
Namun pada saat para nelayan akan kembali pulang pada Rabu subuh (6/8/2014), angin tiba-tiba berhembus kencang yang membuat gelombang laut menjadi pasang.
"Perahu mereka terbalik diterjang gelombang pasang. Lima orang nelayan berhasil menyelamatkan diri, sedang seorang nelayan lainnya tenggelam," kata Kasat Polairud Pasuruan, AKP Harnoko.
Menurut AKP Harnoko, saat kejadian posisi perahu nelayan nahas tersebut berada di sekitar 5 mil dari Porong, Sidoarjo.
Petugas Polairud yang menerima laporan dari nelayan lainnya, segera mengevakuasi para korban.
Namun petugas yang menggunakan perahu speed boat kesulitan mengevakuasi korban, karena tingginya gelombang pasang.
Salim, salah seorang korban selamat mengungkapkan, sebelum kejadian, para nelayan ini secara bergantian menunaikan salat Subuh diatas perahu.
Beberapa saat kemudian, angin yang bertiup kencang menghempaskan perahu hingga terbalik. Enam orang nelayan inipun tercebur ke laut.
Sebelum ditemukan tewas tenggelam, korban Sonhaji sempat menyelamatkan dirinya agar mencari pegangan di perahu. Namun saat Sonhaji akan menyelamatkan diri, justu kembali terhempas gelombang setinggi 3 meter.
"Dia sempat menyelamatkan saya di tengah laut. Tapi setelah itu dia malah tenggelam," kata Salim.
Para nelayan ini baru mengetahui Sonhaji tewas, setelah ditolong perahu nelayan lain yang berada di sekitar tempat kejadian.
Korban baru ditemukan beberapa saat kemudian setelah tenggelam dan terombang-ambing diatas permukaan perairan.
AKP Harnoko mengingatkan, agar para nelayan waspada selama cuaca masih ekstrem disertai angin kencang dan ombak tinggi.
Apabila memaksakan diri untuk melaut hendaknya berada tidak terlalu jauh dari bibir pantai serta membawa peralatan keselamatan.
(sms)