Masuk Terminal Giwangan, Sopir dan Kernet Jalani Tes Urine
A
A
A
YOGYAKARTA - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Daerah Istimewa Yogyakarta mencegat para sopir dan kru 'kernet' bus yang masuk di Terminal Giwangan, Yogyakarta. Para sopir bus itu harus menjalani tes urine yang dilakukan petugas BNNP DIY.
Tidak semua sopir harus menjalani tes urine, namun beberapa sopir yang 'terlihat' tidak vit harus menjalani tes urine. Tes urine itu sebagai bentuk antisipasi untuk meminimalisi penyalahgunaan obat-obatan terlarang bagi sopir bus.
"Tes urine yang kami lakukan mulai hari ini untuk meminimalisir terjadi penyalahgunaakan obat-obatan terlarang," kata Kepala Bidang Pemberantasan BNNP DIY Siti Alfiah kepada wartawan, Senin (21/7/2014).
Dia menambahkan peralatan yang digunakan untuk tes urine memiliki enam paramater. Artinya, alat tersebut bisa mendeteksi enam obat-obatan, mulai dari ekstasi, heroin, sabu-sabu, kokain, ganja, dan obat-obatan daftar G.
"Operasi gabungan ini agar memberi rasa aman dan nyaman bagi penumpang selama arus mudik dan balik. Kita akan lakukan tes urine hingga puncak arus balik nanti," katanya.
Petugas BNNP DIY tak hanya sendiri dalam melakukan tes urine sopir maupun kernet bus, mereka mengandeng intansi lain diantaranya Dinas Kesehatan Pemda DIY, Dokkes Polda DIY, hingga PT Jasa Raharja.
"Selamat siang para penumpang, mohon maaf siang ini ada operasi gabungan untuk sopir AKAP bersama kru atau kernet untuk keselamatan penumpang. Kami persilahkan bagi penumpang atau calon penumpang untuk menunggu sejenak demi kelancaran pelaksanaan operasi gabungan," kata petugas Pos Pengawasan Terminal Giwangan melalui pengeras suara.
Puluhan sopir terlihat mengisi formulir identitas dirinya. Kemudian, mereka mengambil botol kecil sebagai tempat air seni saat kencing. Botol-botol tersebut kemudian di test petugas dengan detail.
Hingga pukul 11.30 WIB belum ada yang diketemukan sopir atau kernet yang ditengarai mengkonsumsi narkoba atau obat-obatan dalam daftar G.
Tidak semua sopir harus menjalani tes urine, namun beberapa sopir yang 'terlihat' tidak vit harus menjalani tes urine. Tes urine itu sebagai bentuk antisipasi untuk meminimalisi penyalahgunaan obat-obatan terlarang bagi sopir bus.
"Tes urine yang kami lakukan mulai hari ini untuk meminimalisir terjadi penyalahgunaakan obat-obatan terlarang," kata Kepala Bidang Pemberantasan BNNP DIY Siti Alfiah kepada wartawan, Senin (21/7/2014).
Dia menambahkan peralatan yang digunakan untuk tes urine memiliki enam paramater. Artinya, alat tersebut bisa mendeteksi enam obat-obatan, mulai dari ekstasi, heroin, sabu-sabu, kokain, ganja, dan obat-obatan daftar G.
"Operasi gabungan ini agar memberi rasa aman dan nyaman bagi penumpang selama arus mudik dan balik. Kita akan lakukan tes urine hingga puncak arus balik nanti," katanya.
Petugas BNNP DIY tak hanya sendiri dalam melakukan tes urine sopir maupun kernet bus, mereka mengandeng intansi lain diantaranya Dinas Kesehatan Pemda DIY, Dokkes Polda DIY, hingga PT Jasa Raharja.
"Selamat siang para penumpang, mohon maaf siang ini ada operasi gabungan untuk sopir AKAP bersama kru atau kernet untuk keselamatan penumpang. Kami persilahkan bagi penumpang atau calon penumpang untuk menunggu sejenak demi kelancaran pelaksanaan operasi gabungan," kata petugas Pos Pengawasan Terminal Giwangan melalui pengeras suara.
Puluhan sopir terlihat mengisi formulir identitas dirinya. Kemudian, mereka mengambil botol kecil sebagai tempat air seni saat kencing. Botol-botol tersebut kemudian di test petugas dengan detail.
Hingga pukul 11.30 WIB belum ada yang diketemukan sopir atau kernet yang ditengarai mengkonsumsi narkoba atau obat-obatan dalam daftar G.
(sms)