Tersiram Kolak Mendidih, Bayi Alami Luka Bakar 65%
A
A
A
SEMARANG - Destrian Ristiyar Sandy Wijaya, alias Sandy seorang bayi berusia 23 bulan menderita luka bakar 65% atau hampir sekujur tubuhnya akibat tersiram kolak yang sedang dimasak.
Sandy kini dirawat di ruang isolasi Theresia I RS St Elisabeth Kota Semarang. Sandy merupakan putra ke 3 pasangan Eko Ristiono (45) seorang karyawan di kawasan industri di Mojokerto dan Yuli Arisanti (38) warga Margosari I Nomor 5 RT04/RW12, Kota Salatiga.
Keluarga sendiri membutuhkan bantuan untuk pengobatan hingga pemulihan yang diperkirakan menghabiskan biaya Rp300 juta.
Yuli menceritakan Sandy tersiram kolak pisang pada 29 Mei 2014 silam sekira pukul 22.30 WIB. Yuli tak tahu pasti kejadiannya, karena saat itu Bibi Sandy yang bernama Tri Supatini sedang memanaskan kolak di dapur.
"Tiba-tiba saya dengar Bude (Tri Supatini) teriak. Saya ke dapur, ternyata Sandy sudah jatuh, panci berisi kolak yang sedang dipanasi jatuh. Kuah tumpah di mana-mana. Saat Bude teriak, anak saya baru nangis, saat itu Sandy usia 21 bulan," ungkap Yuli saat ditemui di ruang humas RS St Elisabeth Semarang, Kamis (17/7/2014) sore.
Dengan kondisi seperti itu Sandy dibawa ke IGD RSUD Salatiga, namun karena ruang PICU penuh akhirnya pindah dirawat di RS Dr Oen Solo Baru. Di rumah sakit itu sempat dirawat 1 minggu.
"Saya daftar lagi pake pasien umum, pertama saya daftar pake BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan," lanjut Yuli.
Sandy akhirnya dirawat di RS St Elisabeth setelah sempat 1 hari dirawat di RSUP Dr Kariadi Kota Semarang.
Kondisi Sandy sekarang masih dirawat. Tindakan medis dilakukan debridemen atau pengangkatan jaringan kulit mati, sudah 7 kali dilakukan.
Untuk biaya, kata Yuli, sudah ada sekitar Rp150 jt di mana Rp100 juta di antaranya dicover Wisma Kasih Bunda.
Yuli berharap ada donatur yang bersedia membantu. Bisa dikirimkan transfer di Rekening Bank Mandiri Cabang Candi Baru Semarang. Nomor rekening: 136.00.0000.3530 atas nama Sr. Fernanda Sartinah OSF/Sr Theresia Sri Widowati.
Humas RS. ST. Elisabeth Kota Semarang, Probowatie Tjondronegoro, membenarkan Sandy dirawat pihaknya.
"Masih dalam perawatan ahli, kami berusaha semaksimal mungkin untuk penyembuhan pasien tersebut," katanya.
Sandy kini dirawat di ruang isolasi Theresia I RS St Elisabeth Kota Semarang. Sandy merupakan putra ke 3 pasangan Eko Ristiono (45) seorang karyawan di kawasan industri di Mojokerto dan Yuli Arisanti (38) warga Margosari I Nomor 5 RT04/RW12, Kota Salatiga.
Keluarga sendiri membutuhkan bantuan untuk pengobatan hingga pemulihan yang diperkirakan menghabiskan biaya Rp300 juta.
Yuli menceritakan Sandy tersiram kolak pisang pada 29 Mei 2014 silam sekira pukul 22.30 WIB. Yuli tak tahu pasti kejadiannya, karena saat itu Bibi Sandy yang bernama Tri Supatini sedang memanaskan kolak di dapur.
"Tiba-tiba saya dengar Bude (Tri Supatini) teriak. Saya ke dapur, ternyata Sandy sudah jatuh, panci berisi kolak yang sedang dipanasi jatuh. Kuah tumpah di mana-mana. Saat Bude teriak, anak saya baru nangis, saat itu Sandy usia 21 bulan," ungkap Yuli saat ditemui di ruang humas RS St Elisabeth Semarang, Kamis (17/7/2014) sore.
Dengan kondisi seperti itu Sandy dibawa ke IGD RSUD Salatiga, namun karena ruang PICU penuh akhirnya pindah dirawat di RS Dr Oen Solo Baru. Di rumah sakit itu sempat dirawat 1 minggu.
"Saya daftar lagi pake pasien umum, pertama saya daftar pake BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan," lanjut Yuli.
Sandy akhirnya dirawat di RS St Elisabeth setelah sempat 1 hari dirawat di RSUP Dr Kariadi Kota Semarang.
Kondisi Sandy sekarang masih dirawat. Tindakan medis dilakukan debridemen atau pengangkatan jaringan kulit mati, sudah 7 kali dilakukan.
Untuk biaya, kata Yuli, sudah ada sekitar Rp150 jt di mana Rp100 juta di antaranya dicover Wisma Kasih Bunda.
Yuli berharap ada donatur yang bersedia membantu. Bisa dikirimkan transfer di Rekening Bank Mandiri Cabang Candi Baru Semarang. Nomor rekening: 136.00.0000.3530 atas nama Sr. Fernanda Sartinah OSF/Sr Theresia Sri Widowati.
Humas RS. ST. Elisabeth Kota Semarang, Probowatie Tjondronegoro, membenarkan Sandy dirawat pihaknya.
"Masih dalam perawatan ahli, kami berusaha semaksimal mungkin untuk penyembuhan pasien tersebut," katanya.
(sms)