3 Siswi MTs Al Huda Tewas Tertabrak Kereta
A
A
A
SEMARANG - Tiga siswi Madrasah Tsanawiyah (Mts) Al Huda Genuk Semarang, tewas disambar kereta api, di perlintasan tanpa palang pintu, di daerah Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, atau lima kilometer dari Stasiun Alastuo Semarang.
Ketiga korban adalah Elita Nugroho Dewi (15), warga Tlogomulyo, Rt1/4, Vita Puspitasari (15), warga Penggaron Lor, Rt5/4, dan Vina Zakiah (15), warga Sembung Harjo, Kecamatan Genuk. Ketiganya tewas seketika setelah terpental sejauh 20 meter akibat tertabrak kereta api.
Menurut saksi mata kejadian Rokhim (50), warga setempat mengatakan, peristiwa itu terjadi pukul 15.00 WIB. Saat itu, dia melihat ketiga bocah itu menyebrangi rel dengan menaiki sepeda motor Mio bernopol H 2290 GS dari arah selatan.
"Mereka berboncengan bertiga, saya lihat pas mau nyebrang. Tiba-tiba ada kereta dari arah barat melaju kencang. Dan tiba-tiba brak! Saya dengar suara tabrakan keras. Saya lihat motor serta ketiga bocah itu terpental," ujarnya, di lokasi kejadian, Senin (14/7/2014).
Melihat kejadian itu, dirinya bersama warga langsung berteriak. Kemudian, mereka berlari ke lokasi untuk memberikan pertolongan. "Tapi kondisi ketiga korban sudah mengenaskan dan luka parah. Ketiganya tewas seketika di lokasi kejadian," imbuhnya.
Menurutnya, lokasi tersebut seringkali terjadi kecelakaan. Sebab, perlintasan itu tidak berpalang pintu. "Ada rambu, tapi sudah tidak berfungsi. Sirenenya juga sudah mati. Memang sering terjadi kecelakaan di sini. Tadi pagi saja hampir ada orang yang tertabrak kereta," pungkasnya.
Kejadian itu langsung membuat warga berdatangan. Tidak berapa lama, warga telah mengerumuni jenazah. Satu jenazah telah dibawa pulang oleh keluarga, sementara dua jenazah lainnya masih berada di tepi rel kereta api.
Sementara itu, Humas PT KAI Daop IV Semarang Suprapto saat dikonfirmasi mengatakan, kecelakaan tersebut terjadi di KM 8+600 antara stasiun Alastuwo dan Brumbung.
"Itu perlintasan tanpa palang pintu yang tidak dijaga. Kereta yang menabrak adalah kereta Argo Anggrek dari Jakarta ke Surabaya," jelasnya.
Lebih lanjut, Suprapto mengatakan, tidak ada gangguan terhadap perjalanan kereta api akibat musibah itu. Pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kecelakaan.
"Sebenarnya di situ sudah ada rambu tanda hati-hati. Kami harap kejadian ini dapat menjadi pelajaran kepada masyarakat agar lebih hati-hati lagi jika melintas di perlintasan kereta api, khususnya yang tidak berpenjaga," pungkasnya.
Ketiga korban adalah Elita Nugroho Dewi (15), warga Tlogomulyo, Rt1/4, Vita Puspitasari (15), warga Penggaron Lor, Rt5/4, dan Vina Zakiah (15), warga Sembung Harjo, Kecamatan Genuk. Ketiganya tewas seketika setelah terpental sejauh 20 meter akibat tertabrak kereta api.
Menurut saksi mata kejadian Rokhim (50), warga setempat mengatakan, peristiwa itu terjadi pukul 15.00 WIB. Saat itu, dia melihat ketiga bocah itu menyebrangi rel dengan menaiki sepeda motor Mio bernopol H 2290 GS dari arah selatan.
"Mereka berboncengan bertiga, saya lihat pas mau nyebrang. Tiba-tiba ada kereta dari arah barat melaju kencang. Dan tiba-tiba brak! Saya dengar suara tabrakan keras. Saya lihat motor serta ketiga bocah itu terpental," ujarnya, di lokasi kejadian, Senin (14/7/2014).
Melihat kejadian itu, dirinya bersama warga langsung berteriak. Kemudian, mereka berlari ke lokasi untuk memberikan pertolongan. "Tapi kondisi ketiga korban sudah mengenaskan dan luka parah. Ketiganya tewas seketika di lokasi kejadian," imbuhnya.
Menurutnya, lokasi tersebut seringkali terjadi kecelakaan. Sebab, perlintasan itu tidak berpalang pintu. "Ada rambu, tapi sudah tidak berfungsi. Sirenenya juga sudah mati. Memang sering terjadi kecelakaan di sini. Tadi pagi saja hampir ada orang yang tertabrak kereta," pungkasnya.
Kejadian itu langsung membuat warga berdatangan. Tidak berapa lama, warga telah mengerumuni jenazah. Satu jenazah telah dibawa pulang oleh keluarga, sementara dua jenazah lainnya masih berada di tepi rel kereta api.
Sementara itu, Humas PT KAI Daop IV Semarang Suprapto saat dikonfirmasi mengatakan, kecelakaan tersebut terjadi di KM 8+600 antara stasiun Alastuwo dan Brumbung.
"Itu perlintasan tanpa palang pintu yang tidak dijaga. Kereta yang menabrak adalah kereta Argo Anggrek dari Jakarta ke Surabaya," jelasnya.
Lebih lanjut, Suprapto mengatakan, tidak ada gangguan terhadap perjalanan kereta api akibat musibah itu. Pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kecelakaan.
"Sebenarnya di situ sudah ada rambu tanda hati-hati. Kami harap kejadian ini dapat menjadi pelajaran kepada masyarakat agar lebih hati-hati lagi jika melintas di perlintasan kereta api, khususnya yang tidak berpenjaga," pungkasnya.
(san)