Teror Penembakan Guncang Karanganyar
A
A
A
KARANGANYAR - Suasana mencekam menyelimuti kawasan Dusun Kepoh, Desa Tohudan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Kamis dinihari (10/7/2014). Sejumlah orang tak dikenal diduga menembaki puluhan lampu merkuri di wilayah setempat. Satu orang dilaporkan terluka terkena gotri yang ditengarai dari letusan senjata jenis air soft gun.
Suasana teror mulai terasa sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu, terdengar suara keras yang diduga dari bunyi petasan.
Namun hal itu agak ganjil, mengingat sejak awal puasa hingga kini belum pernah ada suara petasan.
Suara seperti petasan kembali terdengar sekitar pukul 03.00 WIB. Selang 30 menit kemudian, sekitar empat orang tak dikenal datang memasuki kampung dari sisi utara.
Mereka berjalan kaki menyusuri pinggiran kampung di kawasan RT 04 RW 06 dan menembaki lampu merkuri yang dijumpai.
Warga yang terjaga karena tengah makan sahur menjadi ketakutan dan tidak berani keluar rumah. Setelah menyusuri pinggiran kampung dari utara ke barat barat, mereka lalu memasuk ke dalam kampung menuju ke arah timur.
Aksi layaknya koboi kembali berlanjut. Kali ini, giliran merkuri di pinggiran jalan di RT 06 RW 06 ditembaki hingga pecah berserakan.
Apes bagi Suparjo (60) warga setempat yang semula akan keluar ketika mendengar lampu merkuri di depan rumahnya pecah. Dia sempat keluar dan bertanya kepada orang-orang tersebut tentang apa yang terjadi.
Setelah dijawab tidak ada apa apa, Suparjo lalu masuk ke dalam rumah. Namun ketika baru membuka pintu, tanpa diduga terdengar suara letupan dan sebuah benda seperti timah putih atau gotri mengenai punggungnya.
Diduga gotri tersebut terlebih dahulu mengenai tembok sebelum mengenai punggungnya hingga memar.
“Saya baru menyadari ada gotri setelah benda itu jatuh usai mengenai pintu,” kata Suparjo, Kamis (10/7/2014).
Pria gaek ini pun menjadi ketakutan dan berdebar debar. Salah seorang diantaranya juga sempat menggedor gedor pagar halaman.
Dirinya tidak tahu siapa orang orang tersebut karena suasana gelap karena lampu mati. Terlebih beberapa orang diantaranya juga memakai kethu.
Dia hanya melihat salah seorang diantaranya seperti menenteng senapan. Sedangkan satu lainnya menenteng karung yang di dalamnya diduga adalah tabung gas tiga kilogram.
Setelah dari depan rumah Suparjo di wilayah RT 04, mereka lalu bergerak ke timur. Lagi-lagi, lampu merkuri yang dijumpai kembali ditembaki.
Di tengah jalan, anjing peliharaan milik Santo, warga lainnya di tengah mengonggong. Tanpa ampun, anjing tersebut ditembak hingga mati.
“Saya tidak berani keluar karena takut. Keluarga saya juga pada gemetar ketakutan,” terang Santo, pemilik anjing yang tertembak.
Para pelaku sempat berjalan ke selatan melalui gang kecil yang menghubungkan rumah warga lainnya.
Namun mereka kembali lagi karena di salah satu gang terdapat pintu yang dikunci. Setelah digedor gedor namun tak dapat dibuka, orang orang tersebut lalu berjalan ke timur hingga pertigaan di RT 03.
Lampu merkuri yang ada di pertigaan jalan kembali ditembak sebelum melanjutkan perjalanan dengan santai berjalan menuju ke selatan.
Sampai di perempatan, lampu merkuri di lokasi itu juga ditembak hingga pecah. Mereka lantas berjalan ke selatan dan berbelok ke barat di wilayah RT 05 sebelum akhirnya kembali ke timur.
Lampu-lampu merkuri yang dijumpai tak luput dari sasaran tembakan. Kemudian mereka pergi ke arah timur dan meninggalkan perkampungan.
Warga yang mengetahui hal itu hanya berani melihat dari balik kaca rumah. Warga tak berani keluar karena takut menjadi sasaran.
Kapolsek Colomadu AKP Sodikun ketika dikonfirmasi mengaku, belum mendapatkan laporan dari warga secara resmi mengenai kejadian itu. Namun demikian, dia tidak menampik adanya warga yang terluka meski tidak parah.
“Kami sudah mendapatkan datanya, namanya Pak Parjo. Kami persilahkan untuk melapor secara resmi jika merasa dirugikan,” kata Sodikun.
Dengan adanya laporan, pihaknya akan melakukan pengusutan guna mengungkap siapa pelaku.
Apakah ada kaitannya dengan Pilpres 2014, pihak Polsek juga belum bisa memastikan. Semua masih dalam penyelidikan.
Disinggung mengenai kondisi lampu merkuri yang pecah, dia belum dapat memastikan apakah memang ditembak atau dipecah dengan cara yang lain.
Sementara Kapolres Karanganyar AKBP Martireni Narmadiana tidak berkomentar banyak karena belum mendapatkan laporan resmi dari Polsek Colomadu.
Suasana teror mulai terasa sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu, terdengar suara keras yang diduga dari bunyi petasan.
Namun hal itu agak ganjil, mengingat sejak awal puasa hingga kini belum pernah ada suara petasan.
Suara seperti petasan kembali terdengar sekitar pukul 03.00 WIB. Selang 30 menit kemudian, sekitar empat orang tak dikenal datang memasuki kampung dari sisi utara.
Mereka berjalan kaki menyusuri pinggiran kampung di kawasan RT 04 RW 06 dan menembaki lampu merkuri yang dijumpai.
Warga yang terjaga karena tengah makan sahur menjadi ketakutan dan tidak berani keluar rumah. Setelah menyusuri pinggiran kampung dari utara ke barat barat, mereka lalu memasuk ke dalam kampung menuju ke arah timur.
Aksi layaknya koboi kembali berlanjut. Kali ini, giliran merkuri di pinggiran jalan di RT 06 RW 06 ditembaki hingga pecah berserakan.
Apes bagi Suparjo (60) warga setempat yang semula akan keluar ketika mendengar lampu merkuri di depan rumahnya pecah. Dia sempat keluar dan bertanya kepada orang-orang tersebut tentang apa yang terjadi.
Setelah dijawab tidak ada apa apa, Suparjo lalu masuk ke dalam rumah. Namun ketika baru membuka pintu, tanpa diduga terdengar suara letupan dan sebuah benda seperti timah putih atau gotri mengenai punggungnya.
Diduga gotri tersebut terlebih dahulu mengenai tembok sebelum mengenai punggungnya hingga memar.
“Saya baru menyadari ada gotri setelah benda itu jatuh usai mengenai pintu,” kata Suparjo, Kamis (10/7/2014).
Pria gaek ini pun menjadi ketakutan dan berdebar debar. Salah seorang diantaranya juga sempat menggedor gedor pagar halaman.
Dirinya tidak tahu siapa orang orang tersebut karena suasana gelap karena lampu mati. Terlebih beberapa orang diantaranya juga memakai kethu.
Dia hanya melihat salah seorang diantaranya seperti menenteng senapan. Sedangkan satu lainnya menenteng karung yang di dalamnya diduga adalah tabung gas tiga kilogram.
Setelah dari depan rumah Suparjo di wilayah RT 04, mereka lalu bergerak ke timur. Lagi-lagi, lampu merkuri yang dijumpai kembali ditembaki.
Di tengah jalan, anjing peliharaan milik Santo, warga lainnya di tengah mengonggong. Tanpa ampun, anjing tersebut ditembak hingga mati.
“Saya tidak berani keluar karena takut. Keluarga saya juga pada gemetar ketakutan,” terang Santo, pemilik anjing yang tertembak.
Para pelaku sempat berjalan ke selatan melalui gang kecil yang menghubungkan rumah warga lainnya.
Namun mereka kembali lagi karena di salah satu gang terdapat pintu yang dikunci. Setelah digedor gedor namun tak dapat dibuka, orang orang tersebut lalu berjalan ke timur hingga pertigaan di RT 03.
Lampu merkuri yang ada di pertigaan jalan kembali ditembak sebelum melanjutkan perjalanan dengan santai berjalan menuju ke selatan.
Sampai di perempatan, lampu merkuri di lokasi itu juga ditembak hingga pecah. Mereka lantas berjalan ke selatan dan berbelok ke barat di wilayah RT 05 sebelum akhirnya kembali ke timur.
Lampu-lampu merkuri yang dijumpai tak luput dari sasaran tembakan. Kemudian mereka pergi ke arah timur dan meninggalkan perkampungan.
Warga yang mengetahui hal itu hanya berani melihat dari balik kaca rumah. Warga tak berani keluar karena takut menjadi sasaran.
Kapolsek Colomadu AKP Sodikun ketika dikonfirmasi mengaku, belum mendapatkan laporan dari warga secara resmi mengenai kejadian itu. Namun demikian, dia tidak menampik adanya warga yang terluka meski tidak parah.
“Kami sudah mendapatkan datanya, namanya Pak Parjo. Kami persilahkan untuk melapor secara resmi jika merasa dirugikan,” kata Sodikun.
Dengan adanya laporan, pihaknya akan melakukan pengusutan guna mengungkap siapa pelaku.
Apakah ada kaitannya dengan Pilpres 2014, pihak Polsek juga belum bisa memastikan. Semua masih dalam penyelidikan.
Disinggung mengenai kondisi lampu merkuri yang pecah, dia belum dapat memastikan apakah memang ditembak atau dipecah dengan cara yang lain.
Sementara Kapolres Karanganyar AKBP Martireni Narmadiana tidak berkomentar banyak karena belum mendapatkan laporan resmi dari Polsek Colomadu.
(sms)