Tawa Terakhir Praja Bersama Teman SMA
A
A
A
BANDUNG - Tak ada tanda atau firasat di antara guru dan teman-temannya bahwa Mahesa Praja (17) akan tewas mengenaskan. Sebab, sehari sebelum tewas, Praja berkumpul bersama teman-temannya. Banyak tawa dalam pertemuan tersebut.
Sabtu (21/6/2014), Praja yang datang ke sekolah untuk mengambil rapor masih terlihat seperti biasa. Praja yang ceria, sedikit pendiam, tapi sesekali melakukan hal konyol dan kocak. "Hari Sabtu itu dia kumpul-kumpul sama temannya di sekolah, mereka ketawa-ketawa," ujar Lia Roslinawati, staf Kesiswaan SMA BPI 1 Kota Bandung, Selasa (24/6/2014).
Ternyata, itu merupakan hari terakhir para guru dan teman-teman Praja melihat keceriaan remaja yang dikenal relijius tersebut. Kini, tak ada lagi Praja yang bisa menghadirkan tawa bagi orang-orang sekitarnya.
Satu hal yang paling diingat Lia dan teman-teman Praja dari pertemuan terakhir adalah lawakan Praja. Karena memiliki hidung mancung dan lubang hidungnya relatif besar, Praja melakukan hal yang membuat orang-orang tertawa terpingkal-pingkal. "Jempol kakinya ditempelin ke lubang hidung. Itu orang-orang yang melihatnya juga ngakak," tutur Lia mengenang almarhum.
Di lingkungan sekolah, Praja dikenal sebagai salah seorang siswa berprestasi. Bahkan ia selalu masuk kelas unggulan karena nilai rapor yang bagus. "Praja sekarang itu baru naik kelas 3 IPA 3, itu kelas unggulan," tandas Lia.
Praja, anak perwira menengah TNI Letkol (Inf) Rudi Martiandi, ditemukan tewas pada Minggu (22/6/2014). Tak hanya Praja, adiknya yang bernama Aura, serta pembantunya Acim, juga tewas di rumahnya di Jalan Gudang Utara, Kota Bandung, Jawa Barat.
Sabtu (21/6/2014), Praja yang datang ke sekolah untuk mengambil rapor masih terlihat seperti biasa. Praja yang ceria, sedikit pendiam, tapi sesekali melakukan hal konyol dan kocak. "Hari Sabtu itu dia kumpul-kumpul sama temannya di sekolah, mereka ketawa-ketawa," ujar Lia Roslinawati, staf Kesiswaan SMA BPI 1 Kota Bandung, Selasa (24/6/2014).
Ternyata, itu merupakan hari terakhir para guru dan teman-teman Praja melihat keceriaan remaja yang dikenal relijius tersebut. Kini, tak ada lagi Praja yang bisa menghadirkan tawa bagi orang-orang sekitarnya.
Satu hal yang paling diingat Lia dan teman-teman Praja dari pertemuan terakhir adalah lawakan Praja. Karena memiliki hidung mancung dan lubang hidungnya relatif besar, Praja melakukan hal yang membuat orang-orang tertawa terpingkal-pingkal. "Jempol kakinya ditempelin ke lubang hidung. Itu orang-orang yang melihatnya juga ngakak," tutur Lia mengenang almarhum.
Di lingkungan sekolah, Praja dikenal sebagai salah seorang siswa berprestasi. Bahkan ia selalu masuk kelas unggulan karena nilai rapor yang bagus. "Praja sekarang itu baru naik kelas 3 IPA 3, itu kelas unggulan," tandas Lia.
Praja, anak perwira menengah TNI Letkol (Inf) Rudi Martiandi, ditemukan tewas pada Minggu (22/6/2014). Tak hanya Praja, adiknya yang bernama Aura, serta pembantunya Acim, juga tewas di rumahnya di Jalan Gudang Utara, Kota Bandung, Jawa Barat.
(zik)