Takut Kalah Bersaing, Pedagang Humbahas Tolak Indomaret
A
A
A
DOLOKSANGGUL - Sejumlah pedagang di Humbang Hasundutan (Humbahas) menolak kehadiran minimarket Indomart. Kehadiran perusahaan jaringan peritel waralaba di Indonesia tersebut dinilai akan memonopoli perdagangan di daerah pedalaman.
Penolakan tersebut disampaikan sejumlah pedagang ke Yayasan Lembagta Konsumen Indonesia (YLKI) Humbahas. Menanggapi hal itu, Ketua YLKI Humbahas Erikson Simbolon mengatakan, kehadiran Indomaret secara tidak langsung akan menenggelamkan sejumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang sedang berkembang di Humbahas.
Sehingga, pihak Pemkab Humbahas semestinya menolak kehadiran Indomaret, menunggu kesiapan persaingan dengan para pengusaha kecil, khususnya UKM di daerah.
“Kita bukan menolak investasi, tetapi kita berharap pengusaha kita kuat dulu dari segi persaingan. Sehingga nantinya kehadiran investasi di daerah tidak menenggelamkan segala bentuk usaha di daerah,” paparnya, kepada wartawan, di Dolok Sanggul, Senin (23/6/2014).
Ditambahkan dia, pedagang memiliki ketakutan dengan kehadiran minimarket yang dipegang oleh PT Indomarco Prismatama itu akan menggunakan kekuatan modal untuk memonopoli pasar.
Selain itu, Indomaret di Humbahas juga dinilai tidak hanya merugikan pedagang sembako. Tetapi juga dapat merugikan petani dan pengelola industri rumah tangga serta kreatif yang selama ini memasok kebutuhan masyarakat di beberapa mini market dan pasar tradisonal.
“Jadi sudah pasti akan menimbulkan pembunuhan pasar secara besar-besaran. Sebab kita bisa melihat sendiri Indomaret di Humbahas yang merupakan kota kecil saja sudah berdiri dua unit. Ini akan menimbulkan spekulasi yang besar,” katanya.
Salah satu pedagang di Humbahas, Rizal mengatakan, masuknya Indomaret akan mengancam daya hidup dan ekonomi pedagang sembako. Sehingga wajar jika sejumlah pedagang menyampaikan penolakan mereka terhadap kehadiran Indomaret.
“Kalau pasar modern kitakan sudah ada, bahkan sudah ada beberapa dan hampir merata di semua kecamatan, seperti Dolok Sanggul, dan Lintong Ni Huta. Semestinya pihak pemerintah memikirkan ini terlebih dahulu,” paparnya.
Jika sampai kehadiran Indomaret di Humbahas menjadi angin putting beliung yang memporakporandakan pasar, maka akan banyak warga kehilangan sumber pencarian. Sebab selama ini aktivitas pasar di Humbahas saling keterikatan antara petani, perajin, kuli angkutan barang, dan pedagang kaki lima atau pedagang eceran.
Sementara itu, Kepala Perijinan Terpadu Humbahas R G Purba mengatakan, pihaknya sudah melakukan penutupan terhadap Indomaret. Namun penutupan dilakukan karena pihak minimarket belum memiliki izin dari Pemkab Humbahas.
Namun ketika ditanyak apakah mungkin pihak Humbahas menolak kehadiran Indomaret, Purba mengatakan bahwa itu sangat berat untuk dilakukan. Sebab saat ini sudah memasuki era perdagangan bebas. “Karena itu kita hanya sebatas melakukan penutupan sementara, mengingat bahwa izinnya belum lengkap,” katanya.
Saat ingin dikonfirmasi kepada pihak pengelola Indomaret di Dolok Sanggul, minimarket Indomaret tidak beroperasional. Bahkan tidak ada aktivitas apapun di minimarket yang terletak di Jalan Merdeka Dolok Sanggul tersebut.
Penolakan tersebut disampaikan sejumlah pedagang ke Yayasan Lembagta Konsumen Indonesia (YLKI) Humbahas. Menanggapi hal itu, Ketua YLKI Humbahas Erikson Simbolon mengatakan, kehadiran Indomaret secara tidak langsung akan menenggelamkan sejumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang sedang berkembang di Humbahas.
Sehingga, pihak Pemkab Humbahas semestinya menolak kehadiran Indomaret, menunggu kesiapan persaingan dengan para pengusaha kecil, khususnya UKM di daerah.
“Kita bukan menolak investasi, tetapi kita berharap pengusaha kita kuat dulu dari segi persaingan. Sehingga nantinya kehadiran investasi di daerah tidak menenggelamkan segala bentuk usaha di daerah,” paparnya, kepada wartawan, di Dolok Sanggul, Senin (23/6/2014).
Ditambahkan dia, pedagang memiliki ketakutan dengan kehadiran minimarket yang dipegang oleh PT Indomarco Prismatama itu akan menggunakan kekuatan modal untuk memonopoli pasar.
Selain itu, Indomaret di Humbahas juga dinilai tidak hanya merugikan pedagang sembako. Tetapi juga dapat merugikan petani dan pengelola industri rumah tangga serta kreatif yang selama ini memasok kebutuhan masyarakat di beberapa mini market dan pasar tradisonal.
“Jadi sudah pasti akan menimbulkan pembunuhan pasar secara besar-besaran. Sebab kita bisa melihat sendiri Indomaret di Humbahas yang merupakan kota kecil saja sudah berdiri dua unit. Ini akan menimbulkan spekulasi yang besar,” katanya.
Salah satu pedagang di Humbahas, Rizal mengatakan, masuknya Indomaret akan mengancam daya hidup dan ekonomi pedagang sembako. Sehingga wajar jika sejumlah pedagang menyampaikan penolakan mereka terhadap kehadiran Indomaret.
“Kalau pasar modern kitakan sudah ada, bahkan sudah ada beberapa dan hampir merata di semua kecamatan, seperti Dolok Sanggul, dan Lintong Ni Huta. Semestinya pihak pemerintah memikirkan ini terlebih dahulu,” paparnya.
Jika sampai kehadiran Indomaret di Humbahas menjadi angin putting beliung yang memporakporandakan pasar, maka akan banyak warga kehilangan sumber pencarian. Sebab selama ini aktivitas pasar di Humbahas saling keterikatan antara petani, perajin, kuli angkutan barang, dan pedagang kaki lima atau pedagang eceran.
Sementara itu, Kepala Perijinan Terpadu Humbahas R G Purba mengatakan, pihaknya sudah melakukan penutupan terhadap Indomaret. Namun penutupan dilakukan karena pihak minimarket belum memiliki izin dari Pemkab Humbahas.
Namun ketika ditanyak apakah mungkin pihak Humbahas menolak kehadiran Indomaret, Purba mengatakan bahwa itu sangat berat untuk dilakukan. Sebab saat ini sudah memasuki era perdagangan bebas. “Karena itu kita hanya sebatas melakukan penutupan sementara, mengingat bahwa izinnya belum lengkap,” katanya.
Saat ingin dikonfirmasi kepada pihak pengelola Indomaret di Dolok Sanggul, minimarket Indomaret tidak beroperasional. Bahkan tidak ada aktivitas apapun di minimarket yang terletak di Jalan Merdeka Dolok Sanggul tersebut.
(san)