Pemuda Penderita Kelainan Jiwa Bunuh Neneknya Sendiri
A
A
A
RANTEPAO - Seorang nenek Indo Wai (76), warga Desa Sapan Kua-kua, Kecamatan Buntao, Kabupaten Toraja Utara, tewas dibunuh Ucok (22) cucunya sendiri, dini hari tadi.
Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh Damaris Tikurura (45), anak Indo Wai yang juga ibu kandung Ucok. Damaris mengakui, sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi, dirinya berada dalam kamar tidur bersama Indo Wai.
Saat itu, Damaris sedang tertidur. Dirinya pun terbangun saat mendengar suara seperti piring pecah kemudian mencari senter untuk mencari tahu asal bunyi yang didengarnya. Saat akan keluar dari kamar tidur, Damaris melihat Indo Wai masih terjaga dan duduk di dalam kamar.
Saat menuju dapur, Damaris melihat Ucok di ruang tamu. Tiba-tiba, Ucok memegang sapu dan hendak memukul Damaris. Beruntung Damaris bisa menghindar dan balik bertanya kepada Ucok, apa sebab ingin memukul ibu kandungnya sendiri.
Ucok pun tidak menjawab, kemudian keluar dari rumah melalui pintu depan. Setelah itu, Damaris pergi ke dapur, karena penasaran dengan bunyi-bunyian yang didengarnya saat berada di dalam kamar tidur.
Saat kembali dari dapur, Damaris kembali ke kamar tidur. Namun, betapa kagetnya dia setelah melihat Indo Wai yang juga ibu kandungnya berdarah pada bagian kepalanya. Dia pun langsung berteriak meminta pertolongan kepada para tetangga.
Diduga, kepala Indo Wai berdarah akibat dipukul benda tumpul oleh Ucok, cucunya sendiri. Diakui Damaris, dirinya tidak mengetahui motif yang menyebabkan Ucok tega menghabisi nyawa neneknya sendiri.
Namun begitu, diduga Ucok menderita kelainan jiwa. Sebab, pelaku sudah pernah dirawat di rumah sakit jiwa di Makassar dan pernah menjalani rehabilitasi di rumah sakit Batulelleng, Kecamatan Rantepao.
“Saat melihat darah di kepala ibu saya (Indo Wai), saya belum tahu kalau sudah meninggal. Nanti tetangga datang baru diketahui jika Indo Wai sudah meninggal. Mungkin, kepala ibu saya berdarah karena dipukul anak saya,” kata Damaris, saat dimintai keterangannya oleh penyidik di kantor Polsek Sanggalangi, Senin (23/6/2014).
Sementara itu, Kapolsek Sanggalangi AKP Julius Bunga mengatakan, saat ini Ucok sudah diamankan di Mapolsek Sanggalangi. Polisi masih mendalami motif yang melatarbelakangi peristiwa pembunuhan tersebut.
Penyidik juga masih mengumpulkan bukti dan keterangan beberapa saksi untuk mengungkap penyebab peristiwa pembunuhan yang terjadi di wilayah hukum Polsek Sanggalangi.
Ada kemungkinan pelaku mengalami gangguan kejiwaan, karena konon pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Penyidik juga belum bisa mengorek keterangan pelaku secara detail, karena pelaku sulit diajak bicara.
“Kami masih mendalami penyebab kasus pembunuhan ini. Beberapa saksi sudah kami panggil untuk dimintai keterangannya. Termasuk anak korban yang juga ibu pelaku yang diduga pertama kali mengetahui peristiwa itu,” ujar perwira pertama Polres Tana Toraja itu.
Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh Damaris Tikurura (45), anak Indo Wai yang juga ibu kandung Ucok. Damaris mengakui, sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi, dirinya berada dalam kamar tidur bersama Indo Wai.
Saat itu, Damaris sedang tertidur. Dirinya pun terbangun saat mendengar suara seperti piring pecah kemudian mencari senter untuk mencari tahu asal bunyi yang didengarnya. Saat akan keluar dari kamar tidur, Damaris melihat Indo Wai masih terjaga dan duduk di dalam kamar.
Saat menuju dapur, Damaris melihat Ucok di ruang tamu. Tiba-tiba, Ucok memegang sapu dan hendak memukul Damaris. Beruntung Damaris bisa menghindar dan balik bertanya kepada Ucok, apa sebab ingin memukul ibu kandungnya sendiri.
Ucok pun tidak menjawab, kemudian keluar dari rumah melalui pintu depan. Setelah itu, Damaris pergi ke dapur, karena penasaran dengan bunyi-bunyian yang didengarnya saat berada di dalam kamar tidur.
Saat kembali dari dapur, Damaris kembali ke kamar tidur. Namun, betapa kagetnya dia setelah melihat Indo Wai yang juga ibu kandungnya berdarah pada bagian kepalanya. Dia pun langsung berteriak meminta pertolongan kepada para tetangga.
Diduga, kepala Indo Wai berdarah akibat dipukul benda tumpul oleh Ucok, cucunya sendiri. Diakui Damaris, dirinya tidak mengetahui motif yang menyebabkan Ucok tega menghabisi nyawa neneknya sendiri.
Namun begitu, diduga Ucok menderita kelainan jiwa. Sebab, pelaku sudah pernah dirawat di rumah sakit jiwa di Makassar dan pernah menjalani rehabilitasi di rumah sakit Batulelleng, Kecamatan Rantepao.
“Saat melihat darah di kepala ibu saya (Indo Wai), saya belum tahu kalau sudah meninggal. Nanti tetangga datang baru diketahui jika Indo Wai sudah meninggal. Mungkin, kepala ibu saya berdarah karena dipukul anak saya,” kata Damaris, saat dimintai keterangannya oleh penyidik di kantor Polsek Sanggalangi, Senin (23/6/2014).
Sementara itu, Kapolsek Sanggalangi AKP Julius Bunga mengatakan, saat ini Ucok sudah diamankan di Mapolsek Sanggalangi. Polisi masih mendalami motif yang melatarbelakangi peristiwa pembunuhan tersebut.
Penyidik juga masih mengumpulkan bukti dan keterangan beberapa saksi untuk mengungkap penyebab peristiwa pembunuhan yang terjadi di wilayah hukum Polsek Sanggalangi.
Ada kemungkinan pelaku mengalami gangguan kejiwaan, karena konon pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Penyidik juga belum bisa mengorek keterangan pelaku secara detail, karena pelaku sulit diajak bicara.
“Kami masih mendalami penyebab kasus pembunuhan ini. Beberapa saksi sudah kami panggil untuk dimintai keterangannya. Termasuk anak korban yang juga ibu pelaku yang diduga pertama kali mengetahui peristiwa itu,” ujar perwira pertama Polres Tana Toraja itu.
(san)