Beseprah, Tradisi Makan Bersama Masyarakat Kutai
A
A
A
TENGGARONG - Setiap suku di Tanah Air memiliki tradisinya masing-masing. Begitu pula dengan suku adat Kutai, penduduk asli di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim). Mereka memiliki tradisi makan bersama yang disebut Beseprah.
Beseprah merupakan tradisi suku adat Kutai, penduduk asli di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam Bahasa Kutai, Beseprah berarti makan bersama-sama dengan cara duduk bersila di atas tikar.
Dalam gelaran Festival Erau tahun 2014 kali ini, Beseprah kembali dilaksanakan. Festival Beseprah digelar pada Rabu (18/6/2014). Sejak gelaran Festival Erau, Beseprah menjadi kegiatan yang tak pernah absen di festival yang merupakan warisan Kerajaan Kutai. Hal ini untuk menghidupkan budaya masyarakat Kutai.
Mengambil lokasi di Jalan Diponegoro, Tenggarong, Kutai Kartanegara, kegiatan makan bersama ini dilaksanakan dengan panjang hingga satu kilometer. Lokasi ini berada persis di depan Museum Mulawarman, dulunya merupakan istana Kerajaan Kutai.
Beragam makanan khas Kutai disajikan untuk dinikmati bersama. Makanan disediakan oleh berbagai pihak, dari instansi swasta maupun pemerintah. Warga tinggal memilih makanan yang mereka suka secara gratis, kemudian duduk bersila bersama-sama untuk menikmatinya.
Dalam tradisi ini, tidak ada batasan sosial antara warga dan pejabat. Mereka makan bersama, menikmati hidangan tanpa membedakan jabatan. Tentu saja ini untuk mengakrabkan dan mendekatkan pejabat dengan rakyatnya. Inilah kekayaan budaya masyarakat Kutai yang hidup di aliran Sungai Mahakam.
"Ini adalah suatu tradisi yang dulu dilaksanakan oleh sultan (Sultan Kutai). Kalau dia datang ke kecamatan makan bersama-sama rakyat. Kalau ada acara Erau, beliau juga selalu makan dengan rakyat. Itulah cerita yang selalu disampaikan ke kami dan ingin kami tradisikan. Ternyata, memang akan menggugah rasa kebersamaan," kata Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari.
Oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, tradisi ini dianggap jitu untuk membangun kebersamaan. Warga bisa berbicara langsung ke pejabat, mengenai persoalan di Kutai Kartanegara. "Kita tidak bisa membangun sendiri, pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan masyarakat. Jadi Beseprah ini mencerminkan, melambangkan arti kebersamaan itu," tambahnya.
Selain itu, Beseprah melambangkan kerajaan Kutai sewaktu masih dipimpin oleh Kesultanan Kutai. Kerajaan Kutai adalah Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini termasuk cukup kaya karena terkenal dengan hasil pertambangannya. "Kita ingin mengingat tradisi Kerajaan Kutai yang dulu sangat jaya, dan ingin mengembalikan kejayaan itu sekarang," katanya.
Sementara, Festival Erau adalah festival budaya milik Kerajaan Kutai. Setiap tahun, berpusat di Tenggarong, Ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara, Festival Erau rutin digelar. Tenggarong dulunya adalah pusat Kerajaan Kutai. Pada tahun ini, Festival Erau digelar 11-23 Juni 2014.
Beseprah merupakan tradisi suku adat Kutai, penduduk asli di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam Bahasa Kutai, Beseprah berarti makan bersama-sama dengan cara duduk bersila di atas tikar.
Dalam gelaran Festival Erau tahun 2014 kali ini, Beseprah kembali dilaksanakan. Festival Beseprah digelar pada Rabu (18/6/2014). Sejak gelaran Festival Erau, Beseprah menjadi kegiatan yang tak pernah absen di festival yang merupakan warisan Kerajaan Kutai. Hal ini untuk menghidupkan budaya masyarakat Kutai.
Mengambil lokasi di Jalan Diponegoro, Tenggarong, Kutai Kartanegara, kegiatan makan bersama ini dilaksanakan dengan panjang hingga satu kilometer. Lokasi ini berada persis di depan Museum Mulawarman, dulunya merupakan istana Kerajaan Kutai.
Beragam makanan khas Kutai disajikan untuk dinikmati bersama. Makanan disediakan oleh berbagai pihak, dari instansi swasta maupun pemerintah. Warga tinggal memilih makanan yang mereka suka secara gratis, kemudian duduk bersila bersama-sama untuk menikmatinya.
Dalam tradisi ini, tidak ada batasan sosial antara warga dan pejabat. Mereka makan bersama, menikmati hidangan tanpa membedakan jabatan. Tentu saja ini untuk mengakrabkan dan mendekatkan pejabat dengan rakyatnya. Inilah kekayaan budaya masyarakat Kutai yang hidup di aliran Sungai Mahakam.
"Ini adalah suatu tradisi yang dulu dilaksanakan oleh sultan (Sultan Kutai). Kalau dia datang ke kecamatan makan bersama-sama rakyat. Kalau ada acara Erau, beliau juga selalu makan dengan rakyat. Itulah cerita yang selalu disampaikan ke kami dan ingin kami tradisikan. Ternyata, memang akan menggugah rasa kebersamaan," kata Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari.
Oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, tradisi ini dianggap jitu untuk membangun kebersamaan. Warga bisa berbicara langsung ke pejabat, mengenai persoalan di Kutai Kartanegara. "Kita tidak bisa membangun sendiri, pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan masyarakat. Jadi Beseprah ini mencerminkan, melambangkan arti kebersamaan itu," tambahnya.
Selain itu, Beseprah melambangkan kerajaan Kutai sewaktu masih dipimpin oleh Kesultanan Kutai. Kerajaan Kutai adalah Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini termasuk cukup kaya karena terkenal dengan hasil pertambangannya. "Kita ingin mengingat tradisi Kerajaan Kutai yang dulu sangat jaya, dan ingin mengembalikan kejayaan itu sekarang," katanya.
Sementara, Festival Erau adalah festival budaya milik Kerajaan Kutai. Setiap tahun, berpusat di Tenggarong, Ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara, Festival Erau rutin digelar. Tenggarong dulunya adalah pusat Kerajaan Kutai. Pada tahun ini, Festival Erau digelar 11-23 Juni 2014.
(zik)