Moon Cake Sudah Digemari saat Dinasti Ming Berdiri

Jum'at, 20 Juni 2014 - 18:13 WIB
Moon Cake Sudah Digemari...
Moon Cake Sudah Digemari saat Dinasti Ming Berdiri
A A A
BANDUNG - Bagi Warga Indonesia keturunan Tionghoa, sejak kecil pasti akrab dengan kue berjuluk moon cake. Kudapan legit ini, adalah sajian khas dari Daratan Tiongkok, yang biasa hadir pada saat Mid Autumn Festival setahun sekali.

Secara umum, moon cake ini berbentuk bulat atau persegi dengan diameter berkisar antara 10 cm, dan ketebalan 4-5 cm. Isinya, saus manis padat dan kenyal yang dibalut dengan kulit tepung berbagai rasa.

Di tengah moon cake itu biasanya berisi kuning telor asin, bisa sebutir, 2 butir, bahkan 4 butir. Tak ayal, kue bulan ini terbilang berat dan mengenyangkan.

Moon cake biasanya disajikan sebagai ungkapan rasa syukur dari rakyat di Daratan Tiongkok saat awal panen sebelum memasuki musim dingin. Konon, kue ini juga disukai banyak kalangan saat berdirinya Dinasti Ming tahun 1280 – 1368.

"Dulu, ceritanya ada yang menyebarkan isu bahwa ada penyakit tak tersembuhkan dan hanya bisa dicegah dengan memakan kue bulan. Kemudian kue ini dipersiapkan secara khusus pada mid autumn, yaitu tanggal 15 bulan delapan (Juli). Momentum inilah yang kami angkat kembali dari bulan Agustus hingga September," ujar Dim Sum Chef Hotel Grand Aquila, Jariyanto, kepada KORAN SINDO.

Kisah dibalik kue manis, gurih dan klasik ini juga menginspirasi kemasan moon cake yang harus ditempatkan di kotak persegi berbahan ekslusif.

Menurut Jariyanto, dulunya itu adalah satu cara untuk menyebarkan surat kepada sebagian besar rakyat yang mendukung pemberontakan menggulingkan penguasa Mongol.

Cara untuk menuliskan pesan rahasia dalam empat buah moon cake, dan dikemas dalam 1 kotak. Masing-masing moon cake itu harus dipotong menjadi 4 bagian, sehingga total mendapatkan 16 potong yang kemudian harus dirangkai sedemikian rupa agar sandi tersebut dipahami.

"Moon cake sendiri sebenarnya hanya cake sederhana, dengan bentuk bulat. Bahkan, tekstur nya pun hampir menyerupai kue khas Jogjakarta, yakni bakpia. Hanya saja, memiliki komposisi yang lebih padat ketimbang bakpia. Yang istimewa dari kue ini adalah kemunculannya setiap festival bulan yang juga diyakini membawa berkah," tambahnya.

Moon cake juga memiliki berbagai jenis isi, mulai dari biji teratai, kacang merah, green tea, dan berbagai isi lainnya. Hanya satu yang tidak berbeda antara moon cake satu dengan lainnya, yakni bagian tengahnya berisi kuning telur bebek, untuk menimbulkan sensasi rasa gurih pada kue ini.

"Ada pula yang berkata, moon cake, dengan latar salah satu kisah yang paling populer adalah kisah Dewi Chang'e yang naik ke bulan. Ia meminum habis obat mujarab yang seharusnya dibagi bersama suaminya. Pokoknya orang Tingkok meyakini kue ini sebagai cemilan bertuah," bebernya. dini budiman
(ilo)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4295 seconds (0.1#10.140)