Manfaatkan Macet, Mahasiswi Lolos dari Penculikan

Senin, 16 Juni 2014 - 19:58 WIB
Manfaatkan Macet, Mahasiswi Lolos dari Penculikan
Manfaatkan Macet, Mahasiswi Lolos dari Penculikan
A A A
UNGARAN - Alfin Nikmatul (19) mahasiswi Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang, lolos dari aksi penculikan tiga pria tak dikenal.

Menyikapi hal tersebut, pihak universitas kemarin mengirimkan perwakilannya untuk melakukan klarifikasi sekaligus pendampingan hukum kepada warga Kalirejo RT 3 RW 4, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang tersebut.

“Kedatangan kami ini untuk mengecek kondisi korban dan menanyakan kronologis kejadiannya. Dari ceritanya ini sudah masuk ranah pidana, sehingga kami harus mendampinginya untuk melaporkan ke polisi,” tutur Pembantu Rektor (Purek) II Untag, Aris Krisdianto didampingi Kepala Humas Untag Semarang, Bambang Sunarto saat menemui korban di kediaman kakeknya di Desa Djatirunggo, Pringapus.

Alfin menuturkan peristiwa penculikan terjadi dua kali. Awalnya, Selasa 9 Juni 2014 pukul 07.00 WIB saat hendak berangkat ke kampus, dia disergap dua orang lelaki.

Kala itu korban akan pindah angkutan umum di kawasan Babadan, Ungaran. Namun korban berhasil lolos lantaran langsung masuk angkutan. Kejadian kedua terjadi keesokannya, Rabu 10 Juni 2014.

Pelaku yang sepertinya sudah hafal dengan kebiasaan korban berangkat kuliah, menyergap di kawasan Jatingaleh, usai korban turun dari angkutan untuk pindah ke angkutan yang menuju Sampangan.

“Selama perjalanan dari Jatingaleh masuk tol hingga Banyubiru, saya diancam akan dibunuh jika berteriak. Bahkan saat ada telepon dari mbakyu (kakak), saya dilarang menjawabnya,” tutur korban.

Korban baru berani melawan saat kendaraan yang membawanya sampai di Banyubiru. Kala itu mobil berjalan pelan lantaran ada perbaikan jalan.

“Saya duduk diapit dua orang pelaku, satu lainnya sebagai sopir. Saat mobil berjalan pelan, saya berontak dan melompat dari mobil. Saya tidak tahu apa motif penculikan, saat saya tanya pelaku selalu bilang agar saya diam,” ujarnya.

Paska kejadian penculikan, korban sempat syok. Namun kepada sejumlah perwakilan kampus yang mendatanginya kemarin Alfin mengaku kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya. Luka memar di lengan kirinya saat berusaha menyelamatkan diri juga sudah sembuh.

Alfin juga mengaku menjadi korban penipuan hingga dua kali di kurun waktu Mei. Penipuan pertama bermodus menagih hutang ibunya yang bekerja sebagai TKW di Malaysia.

“Pelakunya lelaki sekitar umur 35 tahun. “Dia menemui saya dekat kos-kosan. Dia minta uang katanya ibu saya hutang Rp20 juta. Saya seperti digendam akhirnya menurutinya. Lalu saya pinjam saudara dan teman, kemudian uangnya saya serahkan langsung ke pelaku,” jelasnya.

Selang beberapa hari kemudian, dia mendapat SMS yang mengabarkan dirinya mendapat beasiswa dari kampusnya bekerjasama dengan salah satu perusahaan seluler, sebesar sekitar Rp30 juta. Pelaku berdalih meminta uang administrasi dan pajak sebesar Rp12 juta.

“Kalau penipuan bea siswa itu, saya tergiur karena punya harapan dapat bea siswa, untuk mengembalikan utang-utang saya. Ternyata setelah saya setor, tidak ada beasiswa,” kata dia.

Terkait penipuan tersebut, pihak kampus memastikan tidak ada program beasiswa dari Untag yang kerjasama dengan pihak lain. “Yang ada hanya program beasiswa dari Dikti,” tandas Aris Krisdianto.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6535 seconds (0.1#10.140)