Banjir Wajo, Bocah SD Mendadak Ngojek Perahu
A
A
A
WAJO - Hampir tiga pekan banjir melanda beberapa wilayah Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Walenae dan Danau Tempe, ini digunakan anak SD yang berada di pemukiman terendam untuk ngojek perahu.
Di tengah banjir dengan ketinggian tiga meter, para siswa SD ini mendadak jadi tukang ojek perahu. Banjir terparah di kabupaten ini ada ditiga kelurahan, antara lain Kelurahan Laelo, Salomengraleng, dan Watalipue.
Para warga mengaku kesulitan saat banjir melanda kelurahan mereka, tidak adanya transportasi memaksa mereka menggunakan jasa perahu yang ditawarkan para siswa SD.
Meskipun masih bocah, anak-anak ini terlihat sangat lihai mengayuh perahu dari lorong satu kelorong yang lain. Tarif yang patok bocah ini mulai dari Rp2.000-5.000 untuk satu penumpang.
Ketika perahu mereka penuh oleh warga yang minta tolong, tampak wajah mereka sumringah. Hasl uang yang didapat dari hasil ojek perahu dalam sehari rata-rata mencapai Rp50.000.
Berdasarkan pantauan langsung di lokasi banjir, jumlah anak SD yang menjadi tukang ojek perahu di lokasi banjir kian waktu terus bertambah. Dengan menggunakan perahu milik orangtua mereka yang nelayan, anak-anak ini belajar mencari nafkah.
Kendati begitu, para siswa ini tetap berangkat ke sekolah ketika waktunya belajar. Sepulang sekolah, mereka berganti pakaian, langsung membantu orangtua masing-masing untuk menjadi tukang ojek perahu dadakan.
Di tengah banjir dengan ketinggian tiga meter, para siswa SD ini mendadak jadi tukang ojek perahu. Banjir terparah di kabupaten ini ada ditiga kelurahan, antara lain Kelurahan Laelo, Salomengraleng, dan Watalipue.
Para warga mengaku kesulitan saat banjir melanda kelurahan mereka, tidak adanya transportasi memaksa mereka menggunakan jasa perahu yang ditawarkan para siswa SD.
Meskipun masih bocah, anak-anak ini terlihat sangat lihai mengayuh perahu dari lorong satu kelorong yang lain. Tarif yang patok bocah ini mulai dari Rp2.000-5.000 untuk satu penumpang.
Ketika perahu mereka penuh oleh warga yang minta tolong, tampak wajah mereka sumringah. Hasl uang yang didapat dari hasil ojek perahu dalam sehari rata-rata mencapai Rp50.000.
Berdasarkan pantauan langsung di lokasi banjir, jumlah anak SD yang menjadi tukang ojek perahu di lokasi banjir kian waktu terus bertambah. Dengan menggunakan perahu milik orangtua mereka yang nelayan, anak-anak ini belajar mencari nafkah.
Kendati begitu, para siswa ini tetap berangkat ke sekolah ketika waktunya belajar. Sepulang sekolah, mereka berganti pakaian, langsung membantu orangtua masing-masing untuk menjadi tukang ojek perahu dadakan.
(san)