Diancam Akan Dibunuh Bupati, Petani Ketakutan

Senin, 02 Juni 2014 - 14:28 WIB
Diancam Akan Dibunuh Bupati, Petani Ketakutan
Diancam Akan Dibunuh Bupati, Petani Ketakutan
A A A
PEKANBARU - Nurasmi (36), petani korban penganiayaan Bupati Kampar Jefri Noer dan istrinya Eva Yuliana yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kampar, hingga kini masih terbaring lemah. Dia juga trauma dengan todongan pistol ajudan sang bupati.

"Sampai saat ini saya masih sulit tidur, karena teringat kejadian itu. Terlebih pistol yang ditodongkan di kepala saya oleh laki-laki (ajudan bupati) yang bersama Pak Bupati Jefri Noer. Kami juga diancam dibunuh. Mengerikan sekali, saya syok," ujar Nurhasmi, saat ditemui di ruang Cempaka RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, Senin (2/6/2014).

Menurutnya, lahan seluas satu hektare di Pulau Berandang, Kecamatan Kampar Timur, Kampar, Riau, yang baru ditanami sawit itu adalah miliknya. Namun entah mengapa, tiba-tiba Jefri Noer mengklaim tanah itu sebagai miliknya.

"Jadi pada pekan lalu Bupati Kampar dan istrinya datang ke lahan saya. Begitu datang dia langsung marah-marah dan memaki kami. Bupati menyebut kalau kami merampas tanahnya. Padahal itu adalah lahan kami yang lengkap dengan suratnya," bebernya.

Namun, sang bupati dan istrinya tidak terima dengan penjelasan korban. Alhasil, sang bupati langsung kalap dan mencekik korban. Saat itu, dia dibantu dua orang lelaki yang diduga sebagai ajudannya.

"Istri Bupati Kampar itu langsung mencekik saya. Bersama dua lelaki yang bersama bupati, saya dicekik, dicakar, dipukul, dan ditendang. Suami saya juga sama, mengalami penganiayaan," jelasnya.

Lebih lanjut, pihaknya berharap, kepolisian benar-benar mengusut kejadian ini. "Saya pesimis kasus ini bisa berjalan dengan seadilnya. Karena kita tahu, yang dihadapi polisi itu orang berkuasa. Sedangkan kami rakyat kecil yang hanya memohon keadilan," ketusnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6902 seconds (0.1#10.140)