Tradisi Mesuryak di Bali, Antarkan Arwah Leluhur ke Sorga
A
A
A
TABANAN - Tradisi unik di Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Bali, dilakukan setiap datangnya Hari Raya Kuningan, selalu menyedot perhatian warga. Terutama mereka yang menunggu rebutan rupiah dan dollar yang disebar.
Tidak tanggung-tanggung, jumlah uang yang disebar dalam upacara mencapai total lebih dari Rp30 juta. Sebagian anggaran itu, digunakan untuk membiayai Ritual Mesuryak.
Tradisi ini sudah bertahun-tahun dilakukan warga, dan mencapai puncaknya 10 hari setelah perayaan Hari Raya Galungan, tepatnya pada hari Raya Kuningan. Upacara ini dilakukan untuk mengantarkan roh leluhur ke sorga.
Pada pelaksanaan Mesuryak kali ini, ada yang berbeda dari tahun sebelumnya. Bahkan dibilang lebih meriah dari sebelumnya. Hal itu terjadi karena ada para perantau di luar negeri pulang kampung, sembari membawa dollar Amerika yang akan disebar ke udara untuk diperebutkan warga dari anak-anak sampai orangtua.
Tak ayal, ketika lembaran Dolar Amerika bertebaran di angkasa, wargapun berebut. Yang mencengangkan, rupanya dalam Mesryak, total uang yang disebar hingga tembus Rp30 juta lebih.
Di antara kerumunan warga, tampak pemain volley nasional Putu Randu. Dia turut berbaur dengan menebar uang mata uang rupiah, dan beberapa lembar uang Dolar Amerika.
Sebelumnya, prosesi Mesuryak dimulai pukul 09.00 WITA sampai pukul 11.00 WITA. Diawali persembahyangan dari rumah, dilanjutkan di Merajan (Pura Keluarga Besar), dan Pura Khayangan Tiga.
Seluruh keluarga besar melangsungkan persembahyangan di Meraja, memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, begitu juga kepada para leluhur yang berada di rumah sejak Hari Raya Galungan hingga Kuningan.
"Para pemangku atau yang dituakan melantunkan doa-doa yang akhirnya ditutup tradisi mesuryak," jelas Kelihan Adat Banjar Pakraman Bongan Gede, Desa Pakraman Bongan Puseh, Tabanan, I Ketut Nuraga, Sabtu (31/5/2014).
Masing-masing keluarga memberikan bekal berupa uang logam mapun kertas. Uang tersebut dilemparkan ke udara kemudian disambut warga lainya. Tradisi itu bertujuan mengantarkan roh leluhur kembali ke alam syurga.
"Kami antar dengan suka cita bergembira dengan bersorak sambil melemparkan uang ke udara yang diperebutkan banyak orang," papar dia, sembari menyebutkan besaran uangnya disesuaikan kondisi masing-masing keluarga.
Tidak tanggung-tanggung, jumlah uang yang disebar dalam upacara mencapai total lebih dari Rp30 juta. Sebagian anggaran itu, digunakan untuk membiayai Ritual Mesuryak.
Tradisi ini sudah bertahun-tahun dilakukan warga, dan mencapai puncaknya 10 hari setelah perayaan Hari Raya Galungan, tepatnya pada hari Raya Kuningan. Upacara ini dilakukan untuk mengantarkan roh leluhur ke sorga.
Pada pelaksanaan Mesuryak kali ini, ada yang berbeda dari tahun sebelumnya. Bahkan dibilang lebih meriah dari sebelumnya. Hal itu terjadi karena ada para perantau di luar negeri pulang kampung, sembari membawa dollar Amerika yang akan disebar ke udara untuk diperebutkan warga dari anak-anak sampai orangtua.
Tak ayal, ketika lembaran Dolar Amerika bertebaran di angkasa, wargapun berebut. Yang mencengangkan, rupanya dalam Mesryak, total uang yang disebar hingga tembus Rp30 juta lebih.
Di antara kerumunan warga, tampak pemain volley nasional Putu Randu. Dia turut berbaur dengan menebar uang mata uang rupiah, dan beberapa lembar uang Dolar Amerika.
Sebelumnya, prosesi Mesuryak dimulai pukul 09.00 WITA sampai pukul 11.00 WITA. Diawali persembahyangan dari rumah, dilanjutkan di Merajan (Pura Keluarga Besar), dan Pura Khayangan Tiga.
Seluruh keluarga besar melangsungkan persembahyangan di Meraja, memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, begitu juga kepada para leluhur yang berada di rumah sejak Hari Raya Galungan hingga Kuningan.
"Para pemangku atau yang dituakan melantunkan doa-doa yang akhirnya ditutup tradisi mesuryak," jelas Kelihan Adat Banjar Pakraman Bongan Gede, Desa Pakraman Bongan Puseh, Tabanan, I Ketut Nuraga, Sabtu (31/5/2014).
Masing-masing keluarga memberikan bekal berupa uang logam mapun kertas. Uang tersebut dilemparkan ke udara kemudian disambut warga lainya. Tradisi itu bertujuan mengantarkan roh leluhur kembali ke alam syurga.
"Kami antar dengan suka cita bergembira dengan bersorak sambil melemparkan uang ke udara yang diperebutkan banyak orang," papar dia, sembari menyebutkan besaran uangnya disesuaikan kondisi masing-masing keluarga.
(san)