Stok Sembako di Sulsel Aman hingga 5 Bulan
A
A
A
MAKASSAR - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Selatan menjamin stok sejumlah kebutuhan pokok mencukupi tiga hingga lima bulan ke depan.
Bahkan, untuk stok beras yang saat ini mencapai 176 ribu ton, diperhitungkan bisa sampai 22 bulan ke depan. Jumlah itu belum termasuk stok pedagang beras antarpulau. Gula Pasir yang tingkat konsumsinya di Sulsel mencapai 10 ribu ton setiap bulan, saat ini stoknya masih ada 34.200 ton atau bisa bertahan sampai September mendatang.
Beberapa komoditi lainnya juga diyakini masih memiliki stok aman sampai tiga bulan ke depan, seperti terigu, minyak goreng kemasan, telur, daging sapi, dan daging ayam. Plt Kepala Disperindag Sulsel Hadi Basalamah menyebutkan, harga sejumlah bahan pokok itu masih stabil dan berada pada kisaran normal. Namun, pihaknya sudah siap melakukan langkah antisipasi jika ternyata menjelang Ramadan dan Idul Fitri terjadi lonjakan harga.
"Stok sejumlah sembako saat ini masih aman. Cukup untuk kebutuhan 3 sampai 5 bulan ke depan. Soal harga, semuanya masih stabil dan normal-normal saja," kata Hadi kepada wartawan, Rabu (28/5/2014).
Menurutnya, dalam hal mengantisipasi lonjakan harga sembako menjelang hari besar keagamaan dan Pilpres 2014, Gubernur Sulsel sudah menyurati semua kepala daerah di Sulsel agar melakukan berbagai langkah antisipasi. Selain itu, Disperindag Sulsel juga mengintensifkan koordinasi dengan produsen, distributor, dan agen untuk memastikan ketersediaan dan distribusi komoditi.
Hadi menyebutkan, sejumlah langkah strategis yang ditempuh untuk memastikan ketersediaan sembako di pasar. Pertama, kebutuhan pokok harus tersedia di 24 kota/kabupaten di Sulsel dan mudah diakses masyarakat. Dalam hal ini, Pemprov Sulsel juga menjamin distribusi lancar.
Selain itu, pihaknya juga memantau fluktuasi harga di pasar karena ini sangat berkaitan dengan inflasi. "Jangan sampai kenaikannya sudah terlalu tinggi."
Bukan hanya itu, pada Ramadan mendatang, disperindag se-Sulsel juga harus menggelar pasar murah. Target utama pasar murah ini adalah masyarakat pra-sejahtera. "Ini agenda tahunan. Semua daerah rutin mengadakannya," katanya.
Terkait operasi pasar, Direktur Industri Minuman dan Sembako Kementerian Perindustrian Faiz Achmad mengatakan, pemerintah provinsi diwajibkan menggelar operasi pasar jika kenaikan harga sembako di atas 10 persen. "Itu sebagai langkah antisipasi mempersempit ulah spekulan yang kerap memanfaatkan momen hari raya," kata Faiz kepada wartawan di Hotel Quality, Makassar, Rabu (28/5/2014).
Bahkan, untuk stok beras yang saat ini mencapai 176 ribu ton, diperhitungkan bisa sampai 22 bulan ke depan. Jumlah itu belum termasuk stok pedagang beras antarpulau. Gula Pasir yang tingkat konsumsinya di Sulsel mencapai 10 ribu ton setiap bulan, saat ini stoknya masih ada 34.200 ton atau bisa bertahan sampai September mendatang.
Beberapa komoditi lainnya juga diyakini masih memiliki stok aman sampai tiga bulan ke depan, seperti terigu, minyak goreng kemasan, telur, daging sapi, dan daging ayam. Plt Kepala Disperindag Sulsel Hadi Basalamah menyebutkan, harga sejumlah bahan pokok itu masih stabil dan berada pada kisaran normal. Namun, pihaknya sudah siap melakukan langkah antisipasi jika ternyata menjelang Ramadan dan Idul Fitri terjadi lonjakan harga.
"Stok sejumlah sembako saat ini masih aman. Cukup untuk kebutuhan 3 sampai 5 bulan ke depan. Soal harga, semuanya masih stabil dan normal-normal saja," kata Hadi kepada wartawan, Rabu (28/5/2014).
Menurutnya, dalam hal mengantisipasi lonjakan harga sembako menjelang hari besar keagamaan dan Pilpres 2014, Gubernur Sulsel sudah menyurati semua kepala daerah di Sulsel agar melakukan berbagai langkah antisipasi. Selain itu, Disperindag Sulsel juga mengintensifkan koordinasi dengan produsen, distributor, dan agen untuk memastikan ketersediaan dan distribusi komoditi.
Hadi menyebutkan, sejumlah langkah strategis yang ditempuh untuk memastikan ketersediaan sembako di pasar. Pertama, kebutuhan pokok harus tersedia di 24 kota/kabupaten di Sulsel dan mudah diakses masyarakat. Dalam hal ini, Pemprov Sulsel juga menjamin distribusi lancar.
Selain itu, pihaknya juga memantau fluktuasi harga di pasar karena ini sangat berkaitan dengan inflasi. "Jangan sampai kenaikannya sudah terlalu tinggi."
Bukan hanya itu, pada Ramadan mendatang, disperindag se-Sulsel juga harus menggelar pasar murah. Target utama pasar murah ini adalah masyarakat pra-sejahtera. "Ini agenda tahunan. Semua daerah rutin mengadakannya," katanya.
Terkait operasi pasar, Direktur Industri Minuman dan Sembako Kementerian Perindustrian Faiz Achmad mengatakan, pemerintah provinsi diwajibkan menggelar operasi pasar jika kenaikan harga sembako di atas 10 persen. "Itu sebagai langkah antisipasi mempersempit ulah spekulan yang kerap memanfaatkan momen hari raya," kata Faiz kepada wartawan di Hotel Quality, Makassar, Rabu (28/5/2014).
(zik)