Ratusan Kera Serang Tanaman di Lereng Merapi
A
A
A
BOYOLALI - Sekawanan kera kembali merusak tanaman palawija dan sayuran di sejumlah wilayah, di Lereng Merapi. Kawanan kera itu kembali muncul, setelah beberapa bulan lalu juga melakukan hal sama di lokasi tersebut.
Keterangan yang dihimpun wartawan menyebutkan, kawanan kera itu menyerang beberapa lahan pertanian di Kecamatan Musuk, Selo, dan Kecamatan Cepogo.
Kera tersebut mencabut sayuran dan umbi-umbian, lalu memakannya hingga tanaman menjadi rusak parah. Tidak hanya itu, kera-kera tersebut juga melahap habis buah-buahan yang ditanam para petani di ladang Mereka.
Salah seorang warga Selo Sumarno mengatakan, serangan kawanan kera itu muncul saat aktivitas Gunung Merapi meningkat. Akan tetapi, saat kondisi aktivitas menurun, kera-kera itu juga masih bertahan dan terus menyerang lahan petani.
Dia mengatakan, tanaman yang menjadi favorit kawanan kera itu adalah wortel dan tomat. Setiap lahan di lereng Merapi yang ditanami tomat dan wortel pasti menjadi serangan kawanan kera. Bahkan, kera itu mampu menghabiskan wortel dan tomat dalam singkat.
Pihaknya bersama para petani lainnya mengaku kesulitan mencegah serangan kera. Pasalnya jumlah kera yang datang menyerang sangat banyak, mencapai ratusan dalam sekali serang. Jaring yang dipasang petani pun tidak sanggup menghalau serangan itu.
“Sebenarnya ada jaring yang dipasang melingkar di sekeliling lahan pertanian, namun hal itu tidak mampu menghambat kera yang masuk,” jelasnya.
Petani lain, Harno mengatakan, banyak cara ampuh yang bisa dilakukan oleh petani untuk membuat kawanan kera jera. Di antaranya dengan memberikan racun, sehingga kera yang datang akan langsung mati.
Akan tetapi, cara itu enggan diterapkan petani, karena mereka tidak mau kera Merapi itu punah. “Cara gampangnya ya diracun, namun kita tidak tega melakukan hal itu,” terangnya.
Senada, lahan pertanian di Lereng Merapi, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, juga mengalami hal yang sama. Kera-kera itu seringkali muncul ke ladang warga dan menjarah habis tanaman palawija yang ditanam petani.
Tidak hanya itu, tanaman jenis kacang-kacangan juga tidak luput dari serangan kera berekor panjang tersebut. Beberapa cara tradisional telah dilakukan oleh warga, namun kera-kera yang ada masih tetap menyerang.
“Kalau dahulu, munculnya kera itu bisa sebagai pertanda aktivitas Merapi. Akan tetapi saat ini kera itu selalu menyerang saat di atas tidak ada makanan,” ucap Darwono, warga Balerante, Kemalang Klaten.
Keterangan yang dihimpun wartawan menyebutkan, kawanan kera itu menyerang beberapa lahan pertanian di Kecamatan Musuk, Selo, dan Kecamatan Cepogo.
Kera tersebut mencabut sayuran dan umbi-umbian, lalu memakannya hingga tanaman menjadi rusak parah. Tidak hanya itu, kera-kera tersebut juga melahap habis buah-buahan yang ditanam para petani di ladang Mereka.
Salah seorang warga Selo Sumarno mengatakan, serangan kawanan kera itu muncul saat aktivitas Gunung Merapi meningkat. Akan tetapi, saat kondisi aktivitas menurun, kera-kera itu juga masih bertahan dan terus menyerang lahan petani.
Dia mengatakan, tanaman yang menjadi favorit kawanan kera itu adalah wortel dan tomat. Setiap lahan di lereng Merapi yang ditanami tomat dan wortel pasti menjadi serangan kawanan kera. Bahkan, kera itu mampu menghabiskan wortel dan tomat dalam singkat.
Pihaknya bersama para petani lainnya mengaku kesulitan mencegah serangan kera. Pasalnya jumlah kera yang datang menyerang sangat banyak, mencapai ratusan dalam sekali serang. Jaring yang dipasang petani pun tidak sanggup menghalau serangan itu.
“Sebenarnya ada jaring yang dipasang melingkar di sekeliling lahan pertanian, namun hal itu tidak mampu menghambat kera yang masuk,” jelasnya.
Petani lain, Harno mengatakan, banyak cara ampuh yang bisa dilakukan oleh petani untuk membuat kawanan kera jera. Di antaranya dengan memberikan racun, sehingga kera yang datang akan langsung mati.
Akan tetapi, cara itu enggan diterapkan petani, karena mereka tidak mau kera Merapi itu punah. “Cara gampangnya ya diracun, namun kita tidak tega melakukan hal itu,” terangnya.
Senada, lahan pertanian di Lereng Merapi, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, juga mengalami hal yang sama. Kera-kera itu seringkali muncul ke ladang warga dan menjarah habis tanaman palawija yang ditanam petani.
Tidak hanya itu, tanaman jenis kacang-kacangan juga tidak luput dari serangan kera berekor panjang tersebut. Beberapa cara tradisional telah dilakukan oleh warga, namun kera-kera yang ada masih tetap menyerang.
“Kalau dahulu, munculnya kera itu bisa sebagai pertanda aktivitas Merapi. Akan tetapi saat ini kera itu selalu menyerang saat di atas tidak ada makanan,” ucap Darwono, warga Balerante, Kemalang Klaten.
(san)