Polisi Mulai Periksa Saksi Kematian Fajar
A
A
A
SUKOHARJO - Kepolisian Resort (Polres) Sukoharjo, Jawa Tengah, memulai memeriksa sejumlah saksi menyusul kematian siswa kelas V SDN Klumprit 1 Mojolaban, Fajar Nur Murdianto, yang diduga dianiaya teman sekelas.
Pada pemeriksaan pertama, polisi meminta keterangan keluarga korban yang melaporkan penganiayaan yang berujung kematian kepada pihak kepolisian. Pemeriksaan keluarga korban dilakukan polisi di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sukoharjo, Jawa Tengah.
Selain keluarga korban, polisi juga akan memintai keterangan sejumlah saksi, termasuk para siswa SDN Klumprit 01 dan pihak sekolah. Keterangan tersebut sangat dibutuhkan pihak kepolisian untuk menentukan langkah selanjutnya. Hingga saat ini, pihak kepolisian belum menetapkan tersangka penganiayaan yang mengakibatkan Fajar meninggal dunia.
Paman korban, Surono, mengatakan, berbagai barang bukti telah dipersiapkan pihak keluarga sebagai kelengkapan berkas pemeriksaan di kepolisian. Barang bukti tersebut di antaranya hasil CT scan dari pihak RSUD Sukoharjo yang menerangkan kematian Fajar akibat gegar otak. Fajar sempat koma 10 hari sebelum mengembuskan napas terakhir, Minggu (25/5/2014).
"Selain hasil CT scan, kami dari pihak keluarga juga telah menyiapkan sejumlah saksi yang mengetahui kronologi penganiayaan korban. Juga saksi keluarga yang mengetahui adanya upaya pemberian uang damai dari pihak pelaku yang dilakukan oleh Kepala Desa kepada keluarga kami," papar Surono yang kebetulan ketua RT setempat, kepada wartawan di Sukoharjo,Jawa Tengah, Senin (26/5/2014).
Surono mengakui, sejumlah upaya agar pihak keluarga tidak meneruskan kasus ini hingga ke pengadilan gencar dilakukan oleh pihak pelaku. Upaya itu pun akan disampaikan keluarga kepada pihak kepolisian dalam pemeriksaan.
"Permohonan maaf juga telah disampaikan pihak sekolah. Kepala Sekolah dan Wali Kelas korban menyatakan keprihatinan atas musibah ini pada saat pemakaman. Tapi kasus tetap akan berlanjut hingga ke pengadilan," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, Fajar Nur Murdianto, siswa kelas V SDN Klumprit 01, tewas karena diduga dikeroyok empat orang teman sekelasnya. Fajar sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukoharjo, sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir Minggu (25/5/2014) sekitar pukul 05.00 WIB.
"Fajar ini di kelas dikenal anak yang pintar. Keempat temannya ini sering meminta contekan ke Fajar. Karena sering dimintai contekan, Fajar menolak. Dan, keempat temannya ini marah terus mengeroyoknya," cerita Agus, tetangga korban, Minggu (25/5/2014).
Pada pemeriksaan pertama, polisi meminta keterangan keluarga korban yang melaporkan penganiayaan yang berujung kematian kepada pihak kepolisian. Pemeriksaan keluarga korban dilakukan polisi di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sukoharjo, Jawa Tengah.
Selain keluarga korban, polisi juga akan memintai keterangan sejumlah saksi, termasuk para siswa SDN Klumprit 01 dan pihak sekolah. Keterangan tersebut sangat dibutuhkan pihak kepolisian untuk menentukan langkah selanjutnya. Hingga saat ini, pihak kepolisian belum menetapkan tersangka penganiayaan yang mengakibatkan Fajar meninggal dunia.
Paman korban, Surono, mengatakan, berbagai barang bukti telah dipersiapkan pihak keluarga sebagai kelengkapan berkas pemeriksaan di kepolisian. Barang bukti tersebut di antaranya hasil CT scan dari pihak RSUD Sukoharjo yang menerangkan kematian Fajar akibat gegar otak. Fajar sempat koma 10 hari sebelum mengembuskan napas terakhir, Minggu (25/5/2014).
"Selain hasil CT scan, kami dari pihak keluarga juga telah menyiapkan sejumlah saksi yang mengetahui kronologi penganiayaan korban. Juga saksi keluarga yang mengetahui adanya upaya pemberian uang damai dari pihak pelaku yang dilakukan oleh Kepala Desa kepada keluarga kami," papar Surono yang kebetulan ketua RT setempat, kepada wartawan di Sukoharjo,Jawa Tengah, Senin (26/5/2014).
Surono mengakui, sejumlah upaya agar pihak keluarga tidak meneruskan kasus ini hingga ke pengadilan gencar dilakukan oleh pihak pelaku. Upaya itu pun akan disampaikan keluarga kepada pihak kepolisian dalam pemeriksaan.
"Permohonan maaf juga telah disampaikan pihak sekolah. Kepala Sekolah dan Wali Kelas korban menyatakan keprihatinan atas musibah ini pada saat pemakaman. Tapi kasus tetap akan berlanjut hingga ke pengadilan," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, Fajar Nur Murdianto, siswa kelas V SDN Klumprit 01, tewas karena diduga dikeroyok empat orang teman sekelasnya. Fajar sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukoharjo, sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir Minggu (25/5/2014) sekitar pukul 05.00 WIB.
"Fajar ini di kelas dikenal anak yang pintar. Keempat temannya ini sering meminta contekan ke Fajar. Karena sering dimintai contekan, Fajar menolak. Dan, keempat temannya ini marah terus mengeroyoknya," cerita Agus, tetangga korban, Minggu (25/5/2014).
(zik)