Siswa Kelas 5 SD Tewas Dikeroyok Teman Sekelas
A
A
A
SUKOHARJO - Fajar Nur (11), siswa kelas 5 SD Klumprit 1, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah tewas karena diduga dikeroyok empat orang teman sekelasnya.
Fajar Nur sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukoharjo karena koma selama 12 hari, sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir Minggu (25/5/2014) sekira pukul 05.00 WIB.
"Fajar ini di kelas dikenal anak yang pintar. Keempat temannya ini sering meminta contekan ke Fajar. Karena sering dimintai contekan, Fajar menolak. Dan, keempat temannya ini marah terus mengeroyoknya," cerita Agus, tetangga korban, Minggu (25/5/2014).
Agus mengatakan, Fajar dibawa ke rumah oleh penjaga sekolah dalam keadaan babak belur nyaris tak sadarkan diri. Lalu, korban langsung dilarikan ke RSUD. Setibanya di rumah sakit, korban langsung koma hingga akhirnya meninggal dunia.
Warga menyesalkan tidak satu pun guru dan sekolah yang membesuk korban di rumah sakit. Tak pelak, warga pun geram saat jenazah tiba di rumah duka. Apalagi, Fajar berasal dari keluarga tidak mampu.
Sementara, Wiji Ciptowiyono dan Waginem, orangtua korban, sempat tak sadarkan diri saat jenazah korban dimandikan. Melihat kondisi kedua orangtua korban, warga menolak upaya damai yang dirintis oleh kades setempat dan akan tetap memprosesnya ke jalur hukum.
Fajar Nur sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukoharjo karena koma selama 12 hari, sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir Minggu (25/5/2014) sekira pukul 05.00 WIB.
"Fajar ini di kelas dikenal anak yang pintar. Keempat temannya ini sering meminta contekan ke Fajar. Karena sering dimintai contekan, Fajar menolak. Dan, keempat temannya ini marah terus mengeroyoknya," cerita Agus, tetangga korban, Minggu (25/5/2014).
Agus mengatakan, Fajar dibawa ke rumah oleh penjaga sekolah dalam keadaan babak belur nyaris tak sadarkan diri. Lalu, korban langsung dilarikan ke RSUD. Setibanya di rumah sakit, korban langsung koma hingga akhirnya meninggal dunia.
Warga menyesalkan tidak satu pun guru dan sekolah yang membesuk korban di rumah sakit. Tak pelak, warga pun geram saat jenazah tiba di rumah duka. Apalagi, Fajar berasal dari keluarga tidak mampu.
Sementara, Wiji Ciptowiyono dan Waginem, orangtua korban, sempat tak sadarkan diri saat jenazah korban dimandikan. Melihat kondisi kedua orangtua korban, warga menolak upaya damai yang dirintis oleh kades setempat dan akan tetap memprosesnya ke jalur hukum.
(zik)