Peternak Ayam Kejar Awal Ramadan

Jum'at, 23 Mei 2014 - 12:55 WIB
Peternak Ayam Kejar Awal Ramadan
Peternak Ayam Kejar Awal Ramadan
A A A
GARUT - Para peternak ayam potong mulai berlomba-lomba mengawali usahanya beternak ayam. Mereka mengejar Ramadan yang akan jatuh di akhir Juni 2014.

Sebagai awal dari usahanya, sejumlah peternakan di Kabupaten Garut memulai mendatangkan bibit ayam broiler dari tempat pembibitan ayam di daerah lain. Salah satu peternakan yang baru saja memulai bisnisnya adalah peternakan yang terletak di Kampung Cihuni, Desa Sindanglaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Bibit ayam yang baru berusia dua hari di sini adalah untuk persiapan munggah (awal bulan puasa) nanti. Kami mengejar target itu," kata seorang peternak yang bekerja di peternakan Kampung Cihuni, Ajan (50), Jumat (23/5/2014).

Menurut Ajan, peternakan tempat dia bekerja mendapatkan bibit dari peternakan lain seperti dari Tangerang dan Subang. Di setiap satu kali pengiriman, peternakan di Kampung Cihuni tersebut mendapat kiriman bibit sebanyak 17.000 ekor ayam yang baru saja menetas. "Kami akan pelihara ayam-ayam ini hingga usia 26-35 hari. Ayamnya dijual per 1,2 kg dan 1,3 kg," ujarnya.

Tempat pelemparan ayam dari peternakannya adalah sejumlah peternakan lain di beberapa kawasan Jakarta dan Bandung. Ajan mengaku, sejumlah peternakan selalu bersemangat untuk melakukan penjualan di dekat Ramadan. "Sebab, harga ayam dalam satu tahun hanya bagus sebanyak dua kali, yaitu menjelang Ramadan dan hari raya Idul Fitri. Di luar itu, harga ayam biasa saja," ucapnya.

Pada dua periode tersebut, harga ayam per kilogram di Kabupaten Garut bisa menembus angka Rp40.000. Sementara pada hari biasa di luar Ramadan dan Idul Fitri, harga ayam normal hanya bertengger di kisaran Rp25.000-Rp26.000 per kg.

"Tapi kadang-kadang kami dihadapkan dengan beberapa kendala seperti indukan yang baru sehingga berdampak pada rendahnya kualitas bibit yang rentan, juga kendala cuaca. Kalau ayam yang mati berjumlah banyak, peternakan tidak bisa mengambil keuntungan besar karena harus menutupi kerugian. Jika kondisi begini terjadi di luar Ramadan atau Idul Fitri, ruginya bisa besar. Apalagi kalau isu flu burung di daerah lain luar Garut terjadi, tingkat penjualan ayam pun dapat menurun drastis. Bisa sama-sama rugi juga," ungkapnya.

Selain di Kampung Cihuni, sejumlah peternakan lain di Kecamatan Karangpawitan pun melakukan hal yang sama. Sebagian besar peternakan melakukan hal yang sama, yaitu memulai mendatangkan bibit ayam dari daerah lain.

Diberitakan sebelumnya, harga ayam potong di Garut akan mengalami puncak kenaikan pada satu minggu sebelum Ramadan. Pada masa-masa ini, tingkat permintaan daging ayam potong akan melonjak.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4182 seconds (0.1#10.140)