IDI Majalengka Imbau Waspadai Jajanan di Sekolah

Kamis, 22 Mei 2014 - 17:41 WIB
IDI Majalengka Imbau...
IDI Majalengka Imbau Waspadai Jajanan di Sekolah
A A A
MAJALENGKA- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Majalengka mengimbau agar para siswa sekolah dasar waspada terhadap berbagai macam jajanan sekolah terutama yang mengandung zat pewarna dan kemasan yang tidak steril.

Koordinator IDI wilayah Majalengka, dr. Egga Bramastya mengatakan, anak yang sembarangan jajan rawan terkenan penyakit, seperti diare dan penyakit lainnya yang menyerang bagian pencernaan dan lambung.

"Penyakit diare kebanyakan menyerang anak umur di bawah 12 tahun. Selain daya tahan tubuhnya belum kuat juga anak-anak suka jajan makanan sembarangan di sekolah. Anak-anak biasanya suka jajanan yang berwarna-warni dengan penampilan yang memikat," ungkapnya, Kamis (22/05/2014).

Apalagi menurutnya, makanan jajanan yang tidak terbungkus atau terbuka akan mudah membawa bakteri penyakit. "Sehingga perlu kesadaran dari orangtua atau guru untuk memberikan pemahaman terhadap anak agar anak tidak jajan di sembarang tempat," paparnya.

Menurutnya, gejala yang paling sering menimpa anak sekolah adalah diare yang ditandai dengan gejala buang air besar dalam bentuk encer atau cair dengan frekuensi lebih sering dari biasannya, bahkan tak jarang disertai gejala muntah sehingga dapat menyebabkan penderita mengalami dehidrasi.

"Banyak faktor penyebab terjadinya penyakit ini, namun kebanyakan dihubungkan dengan kualitas makanan yang masuk ke dalam tubuh, karena itu penyuluhan tentang diare sebaiknya dilakukan terhadap penanganan secepatnya kepada penderita dan merubah gaya hidup sehat," jelasnya.

Selain itu menurutnya, penyakit ini juga berkaitan dengan kualitas air minum untuk mengolah makanan, masalah kebersihan lingkungan terutama kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang sehat dengan menggunakan air yang bersih dan tidak mengandung bahan atau zat kimia berbahaya.

"Karena itulah masalah kebersihan lingkungan harus ditanamkan, baik itu terhadap anak maupun para pedagang pembuat makanan untuk segmen anak-anak," jelasnya.

Salah seorang orang tua siswa, Eki Mulyani, 35, mengaku khawatir terhadap maraknya jajanan sekolah yang saat ini jenisnya sudah bermacam-macam. Belum lagi, warna-warna menarik dan bentuk unik yang disuguhkan penjual kerap memikat anak-anak untuk selalu membelinya.

"Harus ada pengawasan dari instansi terkait. Kami yakin, tidak semua jajan anak di sekolah menyehatkan dan bersih. Sementara kita sebagai orang tua tidak bisa setiap saat mengawasi anak-anak," kata dia.
(ilo)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0480 seconds (0.1#10.140)