PSK Siap Mati Demi Dolly
PSK Siap Mati Demi Dolly
A
A
A
SURABAYA - Rencana penutupan lokalisasi Dolly oleh Pemerintah Kota Surabaya terus menulai perlawanan dari para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang biasa mangal di kawasan ini.
Salah satu PSK yang menolak rencana penutupan adalah Vivi. Menurutnya, lokalisasi Dolly bukan hanya tempat esek-esek. Tetapi juga tempat mencari uang warga sekitar.
"Dolly itu bukan hanya tempat untuk esek-esek, tapi ada juga tukang becak dan juga bakul sate. Risma harus mengerti ini, jangan asal tutup-tutup saja,” terangnya, Selasa (20/5/2014)
Ditambahkan dia, para PSK di Dolly akan berjuang mati-matian, membela agar lokalisasi ini tetap buka. Menurut Vivi, setiap perempuan pasti tidak ingin bercita-cita menjadi pelacur.
Semua perempuan, sambungnya, pasti ingin mendapat pekerjaan yang layak, entah menjadi dokter, polisi, pilot dan lain-lain. Menjalani pekerjaan sebagai PSK ini sudah dianggap sebagai nasib yang harus diterima dengan lapang dada.
“Kami siap mati pertahankan Dolly. Kalau satu-satu yang berjuang, kami akan mudah dikalahkan, tapi kalau semua melawan, kami akan kuat. Ibarat sapu lidi, kalau hanya satu bisa dipatahkan. Tapi ketika sudah terkumpul banyak, pasti bisa untuk memukul,” tukasnya.
Salah satu PSK yang menolak rencana penutupan adalah Vivi. Menurutnya, lokalisasi Dolly bukan hanya tempat esek-esek. Tetapi juga tempat mencari uang warga sekitar.
"Dolly itu bukan hanya tempat untuk esek-esek, tapi ada juga tukang becak dan juga bakul sate. Risma harus mengerti ini, jangan asal tutup-tutup saja,” terangnya, Selasa (20/5/2014)
Ditambahkan dia, para PSK di Dolly akan berjuang mati-matian, membela agar lokalisasi ini tetap buka. Menurut Vivi, setiap perempuan pasti tidak ingin bercita-cita menjadi pelacur.
Semua perempuan, sambungnya, pasti ingin mendapat pekerjaan yang layak, entah menjadi dokter, polisi, pilot dan lain-lain. Menjalani pekerjaan sebagai PSK ini sudah dianggap sebagai nasib yang harus diterima dengan lapang dada.
“Kami siap mati pertahankan Dolly. Kalau satu-satu yang berjuang, kami akan mudah dikalahkan, tapi kalau semua melawan, kami akan kuat. Ibarat sapu lidi, kalau hanya satu bisa dipatahkan. Tapi ketika sudah terkumpul banyak, pasti bisa untuk memukul,” tukasnya.
(san)
Explore More